• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

June 11, 2022

2021
Pasca Gelombang Ke-4 Covid-19, Warga Korsel Bangkit Lagi

MUHAMMAD RUSMADI – Rakyat Merdeka RM.id




Sejak Pemerintah Korea Selatan melonggarkan pembatasan pandemi Covid-19 pertengahan April 2022 lalu, sebagaimana banyak negara lainnya, warga Korsel pun mulai ramai beraktivitas.

Setidaknya ini terlihat di sejumlah tempat, di antaranya seperti di Incheon International Airport dan Stasiun “Kereta Peluru” (berkecepatan sekitar 305 km/jam, dengan kecepatan maksimum 330 km/jam) Korea Train Express (KTX) di Seoul dan Stasiun KTX di Busan.

Di awal pandemi 2020 lalu, Korea Selatan termasuk negara yang dipuji, karena dinilai mampu mengatasi pandemi virus Covid-19, hingga jadi sorotan dunia internasional.

Meski kemudian Negeri Ginseng ini malah terus mengalami serangan gelombang pandemi. Pada Agustus 2021, Korsel bahkan mengalami Gelombang Keempat, dengan lonjakan kasus, akibat varian Delta.

Tonton video: https://rm.id/nonton-video/internasional/128064/pasca-gelombang-ke4-covid19-warga-korsel-bangkit-lagi




Sumber: https://rm.id/nonton-video/internasional/128064/pasca-gelombang-ke4-covid19-warga-korsel-bangkit-lagi

2021
Busan Bersiap Menuju World Expo 2030

Suci Sekarwati – Tempo.co




Hwang Hyun-ki, staf dari Pemerintah daerah Busan bidang promosi World Expo 2030 saat memberian pemaparan pada rombongan wartawan Indonesia di bawah program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’, 3 Juni 2022. Sumber: ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta – Matahari di pantai Haeundae, Busan, pada 3 Juni 2022, bersinar cerah. Panasnya di pagi itu, tak menyengat di kulit.

Angin bertiup sepoi-sepoi. Langit menyala biru. Suara ombak terdengar seperti irama.

Anak-anak bermain di tepi pantai. Ada juga warga yang berjalan menyusuri pantai bersama anjing peliharaan mereka.   

Di depan gerbang masuk pantai Haeundae, ada deretan istana pasir. Namun hanya satu istana pasir yang ukurannya raksasa.

Istana pasir itu dibuat oleh dua seniman. Bentuknya seperti piramida dengan keempat sisinya gambar ikon-ikon dunia, seperti menara pisa di Italia dan patung liberti di Amerika. Di bagian bawah salah satu sisi istana pasir raksasa itu, tertulis logo ‘World Expo 2030 Busan, Korea’.

Suasana pantai Haeundae di Busan, Korea Selatan pada 3 Juni 2022. Sumber: Istimewa

Busan saat ini sedang bersiap mengikuti sebuah tender untuk menjadi tuan rumah ‘World Expo 2030’. Kompetitor Korea Selatan dalam tender ini adalah Arab Saudi, Rusia dan Italia.

Jika tidak ada aral melintang, Desember 2023 proses pemilihan bakal dilakukan. Menurut Hwang Hyun-ki, staf dari Pemerintah daerah Busan bidang promosi World Expo 2030, pihaknya sangat siap menghadapi kompetisi ini. Di antara alasan optimisme itu adalah Korea Selatan yang sudah cukup populer di mata dunia, salah satunya terdongkrak oleh ketenaran K-pop dan film-film Korea Selatan seperti Squid Game.   

World Expo 2030 adalah sebuah pameran yang akan diselenggarakan di negara, yang terpilih menjadi tuan rumah. Acara akan dilakukan pada tahun 2030. Dalam acara ini, akan dipaparkan sebuah visi baru bagi kemaslahatan umat manusia.

World Expo 2030 juga akan menjadi sebuah forum kerja sama untuk mengatasi segala tantangan global. Acara ini merupakan pameran dunia yang akan menjadi tempat untuk membangun konsensus antara negara maju dan negara berkembang.

Untuk bisa berkesempatan menjadi tuan rumah World Expo 2030, Pemerintah Kota Busan mengucurkan investasi pembangunan secara jor-joran. Busan adalah kota terbesar kedua di Korea Selatan setelah Ibu Kota Seoul.     

Hwang menjelaskan sebagai persiapan mengikuti tender World Expo 2030 ini, pihaknya telah mengucurkan investasi tahap pertama senilai 2 triliun won (Rp 22 triliun) dari total 5 triliun won (Rp 57 triliun) yang dianggarkan. Pemerintah Kota Busan juga mendapat bantuan dari 10 perusahaan besar di Korea Selatan untuk mempromosikan Kota Busan sebagai tuan rumah World Expo 2030.

Hwang meyakinkan kalau pun Busan tidak memenangkan tender ini, nilai investasi yang dikucurkan tidak akan sia-sia karena pembangunan yang dilakukan tetap membawa manfaat bagi perkembangan Kota. Busan adalah Kota pelabuhan terbesar di Korea Selatan, yang juga merupakan Kota metropolitan dengan populasi 3,4 juta jiwa.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1600703/busan-bersiap-menuju-world-expo-2030/full&view=ok

2021
Korea Selatan Menghadapi Masalah Populasi

Suci Sekarwati – Tempo.co




Warga Korea Selatan beraktivitas di pasar Gwanjang pada 5 Juni 2022. Sumber: Tempo

TEMPO.CO, Jakarta – Kim Eungi, Profesor bidang International Studies dari Universitas Korea mengungkap permasalahan dominan yang dihadapi anak muda Korea Selatan adalah mencari lapangan pekerjaan. Warga Korea Selatan lebih memburu pekerjaan yang settled (bukan kontrak).

“Biaya kuliah di Korea Selatan termasuk yang paling mahal di dunia setelah Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. Sudah biaya kuliah mahal, lapangan pekerjaan susah atau kadang over-qualified,” kata Kim di hadapan rombongan wartawan Indonesia, yang berkunjung ke Seoul di bawah program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’, Senin 30 Mei 2022.

Anak muda Korea Selatan juga harus bersaing dengan WNA dalam hal mencari pekerjaan. Saat ini, diperkirakan ada 2 juta WNA ikut mencari fulus di Negeri Gingseng tersebut.

Permasalahan lain yang dihadapi anak-anak muda Korea Selatan adalah menikah. Populasi Korea Selatan secara umum mengalami penurunan, sedangkan secara spesifik populasi lansia mengalami peningkatan bahkan melampaui populasi lansia di Jepang. Namun kondisi ini, belum juga mendorong anak-anak muda di Korea Selatan untuk mau punya anak.

“(Pemerintah) Korea Selatan sampai mendorong agar warganya mau berketurunan,” kata Kim.  

Korea Selatan lalu mencari solusi dari permasalahan ini dengan memberikan insentif. Contohnya, pemberian diskon bagi kepala keluarga, yang ingin membeli apartemen. Lebih banyak anak yang mereka miliki, maka lebih banyak diskon yang diberikan. Kebijakan ini disebut Kim, sudah berlaku sejak 10 tahun lalu.

Untungnya kondisi seperti ini belum berdampak pada pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. Namun secara jangka panjang, mungkin akan menimbulkan dampak karena populasi lansia menjadi lebih banyak. 

Situs koreaherald.com pada 6 Juni 2022, mewartakan data yang diterbitkan Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan memperlihatkan total penduduk asli Korea Selatan di wilayah Seoul per Mei 2022 sebesar 9,49 juta jiwa. Penurunan ini memberikan sebuah peringatan.

Di Ibu Kota Seoul, secara umum diketahui ada 10 juta jiwa penduduk. Namun jumlah itu, termasuk warga pribumi dan WNA.

Populasi Seoul tembus di atas 10 juta jiwa pertama kali terjadi pada 1988. Sedangkan pada 1992, total penduduk Ibu Kota Seoul mencapai puncaknya pada angka 10,97 juta jiwa.

Akan tetapi sejak 2010, penduduk asli Korea Selatan yang menetap di Seoul mulai menyusut dan tidak ada kenaikan angka yang mencolok. Seoul adalah Kota paling padat di Negeri Gingseng tersebut.   

Pada 2010, populasi warga Korea Selatan di Seoul sebesar 10,3 juta jiwa. Namun pada 2016, populasi Ibu Kota tersebut akhirnya turun di bawah 10 juta jiwa untuk pertama kalinya atau sebesar 9.99 juta jiwa. Semenjak itu, dari tahun ke tahun penurunan terus terjadi.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1600626/korea-selatan-menghadapi-masalah-populasi/full&view=ok


Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net