• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

May 10, 2025

Journalist Network 2024
Jalan Terjal Proyek Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia

Butuh waktu demi menciptakan ekosistem EV di Indonesia

Jakarta, IDN Times – Program elektrifikasi kendaraan dalam semua lini tak mudah untuk dilaksanakan di Indonesia. Bukan tanpa alasan, karena banyak tantangan yang dihadapi oleh pemerintah hingga brand-brand kendaraan yang fokus pada lini electric vehicle (EV).

Pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap EV yang masih minim, keraguan, hingga infrastruktur, menjadi masalah psikologis yang harus didobrak oleh pemerintah hingga brand. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti charging station, juga menjadi problem lainnya dalam upaya elektrifikasi kendaraan di Indonesia.

1. Loyalitas ke brand Jepang jadi salah satu kendala

Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas, Nizhar Marizi, menyatakan program elektrifikasi memang terkendala pula lewat stigma masyarakat Indonesia soal kendaraan. Selama ini, menurut Nizhar, ada fanatisme tertentu dari masyarakat Indonesia terkait kendaraan, yakni terlalu bergantung pada produksi Jepang.

Padahal, sebenarnya kendaraan elektifikasi di Indonesia lebih banyak dihadirkan oleh pabrikan Korea Selatan dan China.

“Kita gak bisa menyalahkan, karena itu memang stigmanya. Ada loyalitas tertentu dari masyarakat terhadap kendaraan Jepang,” ujar Nizhar dalam workshop Foreign Policy Community of Indonesia dan Korea Foundation, di kawasan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

2. Butuh waktu ubah kebiasaan

Head of Business Departement Hyundai Motor Asia Pacific, Hendry Pratama, sepakat dengan Nizhar. Selera dan loyalitas konsumen memang butuh waktu untuk diubah. Sebab, selama ini konsumen sudah dimanjakan dengan pilihan mobil konvensional merek tertentu.

Tapi, Hendry yakin edukasi yang dilakukan secara berkala bisa mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia dan memunculkan kepercayaan terhadap kendaraan elektrifikasi.

“Gak mudah memang, butuh waktu. Tapi, kami punya keyakinan semua bisa terpenuhi. Hyundai juga saat ini terus membangun infrastruktur yang bisa mendukung elektrifikasi kendaraan di masa mendatang, demi mewujudkan program Net Zero Emission,” kata Hendry.

3. Masalah banderol jadi faktor utama

Masalah harga menjadi faktor lain, dan penentu dalam pemilihan masyarakat terhadap kendaraan. Hingga kini, EV masih mahal harganya.

Setidaknya, kocek yang harus disiapkan konsumen untuk bisa memiliki EV, minimal Rp300 jutaan untuk mobil. Motor listrik sudah banyak beredar, namun harganya juga terbilang tinggi. Terbaru, Honda mengeluarkan dua motor listrik yang harga tertingginya bisa mencapai Rp50 jutaan.

Hyundai, selaku pemain dalam EV di Indonesia, menegaskan memang punya niatan untuk mengeluarkan produk yang ramah kantong, terutama bagi kelas menengah. Namun, harus ada perhitungan matang, lantaran Hyundai punya standar tertentu dalam urusan keamanan.

“Kami ada stanndar minimal dalam standar keamanan. Ada rencana, tapi kami harus memenuhi standar yang ditetapkan,” ujar Hendry.

Sementara, terkait subsidi yang diberikan pemerintah, memang ada kesulitan tersendiri yang muncul. Nizhar mengakui, program konversi motor konvensional ke listrik, sering tak tercapai lantaran masih adanya keraguan dari pengguna.

“Jadi, kami terus pikirkan, mau apa strategi selanjutnya. Program konversi ini selalu tak mencapai target, dan harus dibuat skemanya yang paling efektif,” kata Nizhar.

Sumber: https://www.idntimes.com/automotive/car/satria-permana-2/jalan-terjal-proyek-kendaraan-elektrifikasi-di-indonesia?page=all

Journalist Network 2024
Bus Listrik Korea Melaju di Bali pada 2025

Bus listrik hasil kerja sama Indonesia-Korea direncanakan melaju di Bali pada tahun 2025.

JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan ekosistem kendaraan listrik bagi layanan transportasi publik di Bali atau Bali e-mobility memasuki tahap finalisasi. Diperkirakan, pertengahan 2025, serah terima bus listrik dan juga stasiun pengisian daya bisa dilakukan.
”E-mobility on progress, finally kami sudah bereskan institutional set up-nya karena akan ada hibah e-bus yang mesti dipastikan kepemilikan, operasionalisasi, dan maintenance-nya,” tutur Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Vivi Yulaswati kepada Kompas, Jumat (13/12/2024).

Nizhar Marizi, Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas menambahkan, mekanisme hibah masih difinalisasi karena kerja sama ini lintas kementerian. Penerima hibah adalah Kementerian Perhubungan untuk bus listriknya, sedangkan untuk stasiun pengisian daya (charging station) adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sumber: https://www.kompas.id/artikel/bus-listrik-korea-melaju-di-bali-pada-2025?utm_source=link&utm_medium=shared&utm_campaign=tpd_-_android_traffic

Journalist Network 2024
Indonesia Eyes 400,000 EVs by 2025, Faces Market Challenges

SEAToday.com, Jakarta – Indonesia remains determined to achieve its goal of 400,000 electric vehicles (EVs) on the road by 2025, despite slow adoption due to key market challenges.

Nizhar Marizi, Director of Energy, Minerals, and Mining Resources at Bappenas, highlighted battery reliability, limited charging infrastructure, high costs, and loyalty to specific brands as barriers during the “Indonesia-South Korea Green Partnership” forum on October 10, 2024, organized by the Korea Foundation and the Indonesian Next Generation Journalist Network. 

According to state utilities PLN and Pertamina surveys, concerns over battery reliability and the limited availability of charging stations—particularly on toll roads—are among the primary reasons for the sluggish uptake. “In Indonesia, private vehicles are not just for commuting but are widely used for long-distance travel,” Marizi noted.

Although the government introduced a subsidy program in 2022 offering IDR 7 million (USD 450) per EV, it has only met 40% of sales targets. Marizi indicated plans to expand subsidies to include maintenance infrastructure and technician training to boost consumer confidence.

Meanwhile, Head of Business Development at Hyundai Motor Asia Pacific Hendry Pratama stressed the need for a strong EV ecosystem, including production and after-sales support. Meanwhile, regulatory hurdles have slowed charging station (SPKLU) development. Current regulations require private investors to commit IDR 10 billion (USD 650,000) per SPKLU, prompting calls for deregulation to attract more investors.

With 2,500 SPKLUs installed as of August 2024, the government aims to reach 10,000 by 2025, hoping expanded infrastructure will ease concerns and accelerate EV adoption.

Sumber: https://business.seatoday.com/alvin-qobulsyah/11375/indonesia-eyes-400000-evs-by-2025-faces-market-challenges

Journalist Network 2024
Tantangan Orang Indonesia Enggan Beli Kendaraan Listik

Salah satu tantangan utama yang dialami masyarakat soal menggunakan kendaran listrik adalah daya tahan baterai.

Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Nizhar Marizi (batik), dan Head of New Business Departement Hyundai Motor Asia Pacific Hendry Pratama (jas hitam) pada lokakarya bagi jurnalis yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation, 10 Oktober 2024/FPCI

TEMPO.CO, Jakarta – Mengubah penggunaan kendaraan konvensional dengan mengadopsi kendaraan listrik masih menjadi tantangan di Indonesia. Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Nizhar Marizi mengatakan salah satu tantangan utama yang dialami masyarakat soal men

ggunakan kendaran listrik adalah karena baterai. “Masyarakat masih khawatir soal daya tahan baterai mobil listrik,” katanya dalam lokakarya bagi jurnalis yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation, awal Oktober 2024.

Nizhar mengingatkan bahwa pengguna mobil di Indonesia tidak hanya menggunakan mobil mereka untuk keperluan bekerja di tengah kota saja dan jarak dekat saja. Kendaraan pribadi masih banyak pula digunakan masyarakat untuk bertemu dengan sanak keluarga saat mudik lebaran. Sebagai contoh, sebuah hal umum bagi warga Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi menggunakan kendaraan bermotor mereka untuk dibawa pulang kampung ke Padang, Sumatera Barat atau bahkan liburan ke Bali.

Tidak heran banyak diantara mereka masih khawatir bila mobil dibawa ke luar kota apakah mobil akan bertahan. Bagaimana pula daya tahan baterai serta ketersediaan pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Kita tahu saat ini jumlah SPKLU masih sangat terbatas. Belum lagi biasanya pengisian daya itu hanya tersedia di dalam kota saja.

Tantangan lain yang kerap dikeluhkan masyarakat adalah soal harga. Nizhar mengatakan masyarakat kerap menyayangkan masih tingginya harga kendaraan listrik. Pemerintah pun mencoba untuk menawarkan solusinya. Pemerintah pun memberikan insentif dan subsidi untuk mendorong permintaan kendaraan listrik di Indonesia. 

Menurut Nizhar dalam dua tahun terakhir, pemerintah sudah menawarkan subsidi ini kepada masyarakat yang ingin mengkonversi kendaran bermotor mereka menjadi kendaraan listrik. Sayang walau penawaran subsidi ini sudah berlaku dua tahun terkahir, namun peminatnya masih saja rendah. “Antusiasmenya tidak setinggi itu, paling hanya 30-40 persen aja dari target,” katanya.

Pemerintah pun, kata Nizhar, sudah bekerja sama dengan para tokoh publik. Harapannya ketika masyarakat melihat para tokoh publik mengendarai mobil listrik, mereka akan tergerak untuk ikut menggunakannya juga.”Manusia kan seing is beliving (melihat adalah mempercayainya) ya, jadi kalau lihat ada yang pakai duluan, baru mereka mau pakai,” kata Nizhar. 

Nizhar menambahkan bahwa Agenda Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali juga menjadi salah satu momen agar masyarakat melihat penggunaan mobil listrik oleh para tokoh publik. Saat itu, ada 962 unit kendaraan listrik yang didukung produsen Hyundai, Toyota, dan Wuling. 

Tantangan lain, kata Nizhar, yang membuat masyarakat Indonesia belum meilirik mobil listrik adalah karena masih banyak yang loyal untuk menggunakan kendaraan dari negara tertentu, seperti Jepang. “Berdasarkan survey, banyak konsumen yang masih menunggu EV dari Jepang,” kata Nizhar. 

Masalahnya, saat ini mobil listrik dari Jepang, masih sedikit jumlahnya di Indonesia. Salah satu produksen asal Jepang yang sudah merilis mobil listriknya di Indonesia adalah Toyota. 

Head of New Business Departement Hyundai Motor Asia Pacific Hendry Pratama. “”Saat ini, kami adalah perusahaan swasta dan salah satu network (jaringan) EV charging station (stasiun pengisian daya) terbesar (di indonesia) setelah PLN,” kata Hendry. Hingga Maret 2024, Hyundai telah memiliki 200 SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia. SPKLU ini tidak hanya bisa digunakan oleh mobil keluaran Hyundai, melainkan juga merek lain, berkat penggunaan standar CCS2 (Combined Charging System 2) yang umum digunakan.

Sumber: https://www.tempo.co/gaya-hidup/tantangan-orang-indonesia-enggan-beli-kendaraan-listik–1178836

Journalist Network 2024
Meminimalkan Dampak Lingkungan dari Mimpi Hilirisasi
Pekerja berjalan di dekat kontainer yang mengangkut sel baterai di pabrik baterai kendaraan listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power usai diresmikan di Karawang, Jawa Barat.(Antara Foto)

Pemerintah Indonesia gencar mendorong elektrifikasi kendaraan dengan penggunaan electric vehicle (EV) sebagai upaya mengurangi emisi karbon. Namun, isu keberlanjutan dan dampak lingkungan dari hilirisasi nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, tidak bisa dikesampingkan.

Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas Nizhar Marizi mengatakan agar semakin memperluas penggunaan kendaraan listrik, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No.55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

“Tujuannya kita ingin mengurangi emisi, dari sisi pemerintah dengan beralih tidak menggunakan minyak. Itu sekaligus juga menurunkan subsidi (bahan bakar minyak/BBM) yang semakin jadi beban. Penggunaan EV bisa membantu,” ujar dia dalam lokakarya bertajuk Indonesia-South Korea Partnership Green Partnership : Strategic Pathway in the EV Industry yang diselenggarakan oleh The Korea Foundation dan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, di Jakarta, kemarin.

Nizhar menuturkan hilirisasi menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah. Bahkan, itu terangkum dalam visi-misi Presiden terpilih Prabowo Subianto yang disebut sebagai Asta Cita. Namun, tidak bisa dipungkiri, industri nikel memerlukan unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk daya menjalankan smelter. Berdasarkan hasil perhitungan World Resources Institute (WRI), terang Nizhar, hilirisasi nikel menghasilkan gas rumah kaca yang besar sekitar 154,3 juta ton.

“Karena itu, kami memformulasikan roadmap untuk dekarbonisasi industri nikel. Salah satu tantangan terbesar ialah menggantikan PLTU. Kita sudah punya strategi menggantinya dengan gas (hidrogen). Tetapi ini membutuhkan  finansial dan infrastuktur yang besar sebab (cadangan migas) Masela belum sepenuhnya dikembangkan,” papar Nizhar.

Ambisi pemerintah Indonesia untuk menjadi pusat industri baterai kendaraan listrik dibayangi dampak sosial seperti munculnya wilayah-wilayah kumuh di sekitar tambang nikel hingga konflik masyarakat yang ruang hidupnya terganggu akibat keberadaan tambang tersebut. Nizhar mengakui perlu ada evaluasi khususnya dalam hal pemberian izin, pengawasan, dan penerapan regulasi.

“ (Untuk) pencemaran (lingkungan) sudah ada baku mutunya, pengawasannya yang masih kurang termasuk dari sisi industri. Kita sedang diupayakan dengan pemerintah daerah (pemda) jangan sampai pemda dari sisi kewenangan tidak diberi mandat (terkait pengawasan dan perizinan),” papar dia.

Menurutnya Undang-Undang No.11/2020 tentang Cipta Kerja menarik kewenangan pemda dalam pemberian izin usaha pertambangan pada pemerintah pusat serta mereduksi pengawasan limbah oleh pemda. Hal ini dinilai menimbulkan masalah.

“Pemda tidak memiliki infrastruktur dasar. Mencuatnya masalah limbah menjadi tantangan kita bagaimana menyiapkan pemda agar lebih bertanggung jawab tidak hanya menikmati manfaat ekonomi dari hilirisasi,” ujar Nizhar.

Sementara itu, perusahaan mobil asal Korea Selatan Hyundai Motors memprioritaskan pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai di Indonesia. Sebab, Indonesia diyakini dapat menjadi pasar sekaligus hub bagi industri baterai EV untuk ASEAN. Untuk mewujudkannya, investasi digelontorkan dengan pembangunan  PT. Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power, di  Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat yang telah diresmikan Juli 2024. Itu merupakan pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Head of New Business Department Hyundai Motors Asia Pasific Hendry Pratama menyampaikan pihaknya saat ini fokus pengembangkan ekosistem rantai nilai kendaraan listrik. 

Baca juga : Indonesia dan Australia Jalin Kerja Sama Dorong Industri Kendaraan Listrik 

“Kami berkeinginan mengembangkan infrastruktur EV mulai dari stasiun pengisian baterai kendaraan elektrik, bagaimana daur ulang baterainya, hingga penanganan limbahnya,” ujar Hendry.

Masa pakai baterai mobil listrik secara umum berkisar antara 10–15 tahun. Setelah itu, akan menjadi limbah. Hendry mengatakan pihaknya tengah menggandeng akademisi serta universitas untuk menginisiasi  pilot project bagaimana mengelola limbah baterai kendaraan listrik. Opsi lain juga tengah dijajaki untuk mendorong industri mobil yang lebih ramah lingkungan. 

“Upaya yang saat ini tengah dilakukan juga tidak hanya pengembangan ekosistem kendaraan listrik, tapi kendaraan berbahan bakar hidrogen sebagai salah satu solusi energi yang lebih hijau. Kami mengembangkan bus dan truk berbahan bakar hidrogen,” ungkapnya. (H-3)

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/708337/meminimalkan-dampak-lingkungan-dari-mimpi-hilirisasi

Journalist Network 2024
Hyundai Motors Fokus Siapkan Infrastruktur Kendaraan Listrik
Pengunjung memenuhi booth mobil listrik Hyundai dalam pameran di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. MI/HERI SUSETYO

PERUSAHAAN mobil asal Korea Selatan Hyundai Motors Tengah mempersiapkan value chain atau rantai nilai untuk kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia. Head of New Business Departement Hyundai Motors Asia Pasific Hendry Pratama menjelaskan itu merupakan bagian dari rencana besar menjadikan ASEAN sebagai pasar kendaraan listrik serta Indonesia sebagai hub untuk industri baterai EV di ASEAN. Salah satu yang diperkuat, ujar Hendry, yakni end to end EV battery value chain.

“Kami tidak hanya ingin menjual mobil. Dua bulan lalu kami baru saja mengumumkan selesainya pembangunan pabrik baterai EV untuk ASEAN. Kami juga ingin membangun hilirisasi infrastruktur pengisian baterai, penggunaannya, hingga daur ulang baterai EV,” paparnya dalam seminar bertajuk ‘Indonesia-South Korea Partnership Green Partnership : Strategic Pathway in the EV Industry yang diselenggarakan oleh The Korea Foundation dan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea’, di Jakarta, Rabu (9/10).

Ia menjelaskan alasan pentingnya membangun value chain dari EV mulai dari produksi sampai purnajual. Sebab itu menentukan industri EV bisa diserap oleh konsumen atau tidak. Dengan fokus membangun nilai rantai terlebih dahulu, diharapkan ekosistem baterai listrik d….

Sumber: https://epaper.mediaindonesia.com/detail/hyundai-motors-fokus-siapkan-infrastruktur-kendaraan-listrik

Journalist Network 2024
Terkuak, Ini Keunggulan Kendaraan Listrik Korea Selatan Dibandingkan China dan Jepang

Indonesia ternyata merupakan pasar kendaraan listrik terbesar kedua di Asia Tenggara.

Head of New Business Department Hyundai Motor Asia Pasific Hendry Pratama dalam paparan kepada media peserta Indonesia-Korea Journalist Network 2024 (IKJN) di Jakarta, Kamis (10/10/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta – Indonesia tengah menjadi pasar yang diincar para produsen kendaraan listrik negara asing.

China, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) merupakan sejumlah negara yang turut bersaing untuk menguasai industri kendaraan listrik di Tanah Air.

Kendaraan listrik produksi ketiga negara itu pun sudah cukup ramai mengaspal di Indonesia. Namun, apa perbedaannya dengan produk negara lain?

“Jadi kalau Chinese player yang cepat gitu, grasak grusuk, tapi jadi. Ada Jepang, yang pelan dan teratur kemudian jadi. Korea itu di tengah, so we are somewhere in the middle,” tutur Head of New Business Department Hyundai Motor Asia Pasific Hendry Pratama dalam paparan kepada jurnalis peserta Indonesia-Korea Journalist Network 2024 (IKJN) yang diselenggarakan FPCI dan Korea Foundation di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

“So, we try to not too fast, but not too slow either in terms of delivering new technology (Jadi, kami berusaha untuk tidak terlalu cepat, tetapi juga tidak terlalu lambat dalam hal menghadirkan teknologi baru)”.

Perihal harga, industri kendaraan listrik Korea Selatan juga memposisikan dirinya di tengah.

“Kita bisa masuk ke market di mana orang bisa enjoy certain access of technology, certain quality (menikmati akses teknologi tertentu, kualitas tertentu) tapi tidak harus semahal European or Japanes car makers (Produsen mobil Eropa atau Jepang),” jelas dia.

Lebih jauh, Hendry Pratama menyebut bahwa Hyundai sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik Korea Selatan juga tengah mengembangkan kendaraan dengan sistem hidrogen alih-alih mengandalkan nikel. Teknologi ini dianggap menjadi keunggulan lain dari industri kendaraan listrik Korea Selatan.

“Hyundai sebenarnya adalah perusahaan pertama yang memproduksi mobil hidrogen secara massal, namanya Nexo. Belum masuk di Indonesia, tapi di Australia, Korea, di AS, kita sudah mass-produce (produksi massal),” tutur Hendry.

“Kami adalah yang pertama. Itu menunjukkan komitmen kami. Kami ingin memperkenalkan teknologi lebih cepat daripada yang lain,” pungkas Hendry.

Pasar Kendaraan Listrik Terbesar di ASEAN
Hendry juga menuturkan bahwa Indonesia berada di posisi kedua sebagai pasar kendaraan listrik di ASEAN. Sementara Thailand berada di posisi pertama dan Vietnam berada di posisi ketiga.

“Sisanya ada di Filipina, sementara di Singapura secara penetration (penetrasi) tinggi tapi volumenya kecil,” ungkapnya.

Masing-masing negara di ASEAN, sambung Hendry, didominasi oleh industri kendaraan listrik yang berbeda-beda.

“Misalnya kalau di Thailand itu mostly Chinese player (sebagian besar pemain China), sementara di Vietnam industri lokal. Jadi beda-beda,” imbuh Hendra.

Sumber: https://www.liputan6.com/global/read/5745856/terkuak-ini-keunggulan-kendaraan-listrik-korea-selatan-dibandingkan-china-dan-jepang?page=2

Journalist Network 2024
Hyundai Pasang Target Jual 80 Ribu Mobil Listrik di ASEAN 2030
Pada 2030 Hyundai ingin menjual 2 juta unit di seluruh dunia dan 80 ribu unit di antaranya laku di ASEAN. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Jakarta, CNN Indonesia — Kepala Departemen Bisnis Hyundai Motor Asia Pasifik Hendry Pratama mengatakan perusahaan kendaraan asal Korea Selatan ini ingin menjual 80.000 unit kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di seluruh negara anggota ASEAN pada 2030. Dia mengatakan penjualan model andalan Ioniq 5 sudah cukup memuaskan dan sukses pada 2022.
“Sebagai grup [Hyundai] kami telah menyusun target jumlah katakanlah pada 2030, kami berencana memproduksi dan menjual 80.000 unit kendaraan listrik ke seluruh ASEAN,” kata dia.

Hendry juga mengatakan Hyundai menargetkan 500 ribu unit mobil listrik terjual pada 2024 secara global.

Di Indonesia mobil listrik buatan Hyundai telah terjual hingga 10.148 unit dari 2022-2024. Secara rinci, Ioniq 5 terjual 9.221 unit, Ioniq 284 unit, dan Ioniq 6 sebanyak 257 unit.

Hyundai, kata Hendri, juga menargetkan pada 2026 sebanyak 1 juta unit terjual. Kemudian pada 2030 targetnya naik menjadi 2 juta unit mobil listrik di seluruh dunia.

Pernyataan Hendry muncul saat dia menjadi pembicara dalam diskusi Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea di Jakarta, Kamis (10/10) Acara ini digelar Foreign Policy Community of Indonesia dan bekerja sama dengan Korea Foundation.

Hendry juga mengungkap akan ada beragam model baru bakal dirilis Hyundai dan kemungkinan akan diproduksi di Indonesia. Hyundai memiliki pabrik di Indonesia, tepatnya di Cikarang, Jawa Barat, yang sudah memproduksi Ioniq 5 dan Kona EV.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20241011132259-603-1154252/hyundai-pasang-target-jual-80-ribu-mobil-listrik-di-asean-2030

Journalist Network 2024
Indonesia dan Korsel Garap Transportasi Bus Listrik di Bali
Pemerintah Korea Selatan akan menghibahkan setidaknya 10 bus listrik untuk pengembangan transportasi hijau di Bali. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Jakarta, CNN Indonesia — Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) tengah memperkuat kerja sama dengan membangun transportasi hijau atau green transportation di Bali.
Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Nizhar Marizi, mengatakan Indonesia dan Korsel telah menandatangani proyek percontohan untuk sistem kendaraan listrik dan mengembangkan proyek investasi transportasi hijau di Bali atau disebut Bali E-Mobility pada 2023.

Indonesia, kata dia, telah membuat sistem dan mengembangkan peta jalan untuk transportasi umum dengan bus listrik di Bali.

“Dan sekarang kita sedang membahas bagaimana proyek akan dilaksanakan, karena kita sedang dalam masa transisi,” ujar Nizhar di Jakarta Pusat, kamis pekan lalu.

Pernyataan itu muncul saat Nizhar menjadi pembicara dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia dan bekerja sama dengan Korea Foundation.

Sebelum proyek itu diterapkan, Nizhar menyebut pihak berwenang perlu menentukan rute dan pertimbangan rencana besar dari pemerintah Bali yang ingin membuat LRT. Menurut dia semua jenis transportasi harus dipikirkan sebaik mungkin karena berkaitan mobilitas warga maupun turis di Bali.

Nizhar juga mengatakan membuat rute-rute untuk bus listrik perlu memikirkan pengisi dayanya.

“Sehingga studi soal titik-titik mana harus disediakan charging station untuk bus itu,” ungkap dia.

Lebih lanjut dia menerangkan sebagai bagian hasil proyek transportasi hijau di Bali, pemerintah Korsel akan menghibahkan sejumlah bus listrik ke Pulau Dewata ini.

“Kementerian Korea akan menghibahkan juga 15 atau 10 bus listrik dan juga charging station,” kata Nizhar.

Nizhar menyebut saat ini setiap kementerian menunggu untuk menyampaikan studi atau progres terkait transportasi hijau di Bali ke pemerintahan baru agar studi yang sudah ada tak perlu dikaji ulang.

Proyek Bali E-Mobility akan fokus ke uji coba sistem kendaraan listrik dan pengembangan peta jalan investasi di Bali. Proyek itu ditandatangani Kementerian PPN/Bappenas dan lembaga multilateral yang berbasis di Korsel, Global Green Growth Institute (GGGI).

Dalam rilis resmi, Kementerian PPN/Bappenas menyebut proyek itu menjadi langkah progresif untuk memajukan sektor transportasi menuju solusi yang lebih berkelanjutan di Pulau Dewata.

Mereka juga berharap Bali E-Mobility akan menjadi contoh di wilayah lain sehingga berdampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi secara keseluruhan.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20241011145117-603-1154350/indonesia-dan-korsel-garap-transportasi-bus-listrik-di-bali

Journalist Network 2024
Cara Pemerintah dan Hyundai Rayu Kelas Menengah Beli Mobil Listrik
Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Nizhar Marizi (batik), dan Kepala Departemen Bisnis Hyundai Motor Asia Pasifik Hendry Pratama di acara diskusi Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea di Jakarta, Kamis (10/10/2024). (CNNIndonesia/Anisa Dewi Anggriaeni)

Jakarta, CNN Indonesia — Perusahaan kendaraan asal Korea Selatan Hyundai dan perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI (Bappenas) mengungkap strategi agar kelas menengah Indonesia tertarik menggunakan mobil listrik.
Harga mobil listrik buatan Hyundai di RI seperti Ioniq 5 dibanderol mulai Rp700 jutaan. Angka ini tergolong mahal bagi kelas menengah yang rata-rata pendapatan per bulan berkisar Rp2 juta hingga Rp 9 juta.

Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Bappenas/Kementerian PPN Nizhar Marizi mengatakan pemerintah punya target sendiri.

“Kalau kita melihat road map, nanti pokoknya mobil [yang memakai] BBM ini akan dibatasi,” ungkap Nizhar di Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Pemerintah memang berencana menghentikan penjualan motor bahan bakar minyak (BBM) pada 2040 dan mobil BBM pada 2050. Langkah ini sesuai peta jalan Indonesia menuju Net Zero Emission 2060.

Nizhar juga mengatakan pemerintah tengah membahas fasilitas penunjang untuk kendaraan listrik seperti bengkel dan teknisi.

“Kita lihat dari sisi lain, bengkel, teknisi perlu disiapkan juga,” ungkap dia.

Lebih lanjut Nizhar mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan soal konversi subsidi dalam bentuk lain, misalnya subsidi penuh untuk membeli kendaraan baru.

Kemungkinan itu muncul lantaran program subsidi bagi warga yang ingin mengkonversi motor BBM dengan motor listrik belum mencapai target.

Tak hanya itu, Nizhar mengungkapkan pemerintah mulai menggelar pelatihan terkait kendaraan listrik dari bengkel resmi.

Sewa mobil listrik Hyundai

Sementara itu Kepala Departemen Bisnis Hyundai Motor Asia Pasifik Hendry Pratama mengungkapkan cara lain. Dia mengatakan Hyundai sedang mengembangkan program sewa atau rental produk mereka.

“Bagi konsumen yang belum mampu bisa rental,” ujar Hendry.

Menurut dia dengan mencoba mobil listrik pakai cara sewa konsumen akan punya pengalaman sendiri dan merasakan kemudahan fiturnya.

Jika mereka tertarik, kemungkinan besar akan meningkatkan daya beli.

“Mudah-mudahan ke depan bisa jadi habit user di Indonesia,” ujar Hendry.

Hendry juga mengatakan Hyundai punya rencana membuat produk yang ramah bagi kantong kelas menengah. Namun dia menggarisbawahi Hyundai memiliki aturan minimum yang harus diterapkan sebelum meluncurkan produk baru.

“Kita punya set off, minimum check list quality dan harus memenuhi check list baru bisa ke market,” ungkap Hendry.

Lebih lanjut, dia menerangkan faktor keamanan sangat penting dan berpengaruh bagi Hyundai.

Pernyataan Hendry dan Nizhar muncul mereka menjadi pembicara dalam diskusi Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea. Acara ini digelar Foreign Policy Community of Indonesia dan bekerja sama dengan Korea Foundation.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20241011135716-603-1154294/cara-pemerintah-dan-hyundai-rayu-kelas-menengah-beli-mobil-listrik

123456
Page 3 of 6

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net