Achmad Fauzy.

Jakarta: Skeptisisme Pyongyang atas ‘Doktrin Unifikasi 15 Agustus’ rancangan Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Sek-yeol membuat perundingan denuklirisasi semakin kompleks. Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang-keun mengungkap bahwa Korea Utara (Korut) berencana melakukan eskalasi produksi nuklirnya.
“Doktrin Unifikasi 15 Agustus punya visi untuk menghadirkan perdamaian bagi kedua belah pihak. Tapi baru-baru ini Korea Utara malah mengeluarkan pernyataan untuk melipatgandakan produksi nuklirnya secara eksponensial, bahkan tanpa batas,” tegas Lee dalam diskusi ASEAN-Korea: Navigating the Future of Relationship Under the Comperhensive Startegic Partnership yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Selasa 10 September 2024.
Atas situasi ini, Lee memandang pentingnya peran konstruktif negara mitra, termasuk ASEAN.
“ASEAN tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru, keterlibatannya dalam dialog ini sangat penting. Untuk itu, para pemimpin ASEAN didorong bersikap tegas, jelas dan lugas menyuarakan penghentian program nuklir ini. Kita semua juga dapat membangun dialog dengan Korea Utara untuk fokus menciptakan kebijakan yang dapat menyejahterakan rakyat,” Ujar Lee.
Senada dengan Lee, Founder sekaligus Chairman FPCI, Dino Patti Djalal meyakini ASEAN sangat memungkinkan menjadi mediator efektif dalam isu-isu regional.
“Konsep global middle power yang ASEAN miliki adalah kunci substantif yang mampu mempengaruhi agenda regional hingga global. Middle power tentu tidak seperkasa negara super power seperti Amerika Serikat atau Tiongkok. Posisinya ada diantara itu. Inilah konsep baru di dunia kebijakan luar negeri (yang berdampak),” ungkap Dino.
Kemitraan ASEAN-Korea makin erat
Sikap tegas ASEAN terhadap peluncuran misil balistik oleh Korea Utara telah ditunjukkan dalam KTT ASEAN 2023. Sebagai respons, para Menlu menegaskan pentingnya mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB dan hukum internasional demi terciptanya stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu, kemitraan antara Korea Selatan dan ASEAN menguat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan dideklarasikannya Korean-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) pada tahun 2022. Kemitraan ini memberikan landasan yang kuat bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk keamanan regional.