Kerja sama ASEAN-Korsel kini jadi kemitraan strategis komprehensif. Presiden Korsel pun menilai ini menjadi bab baru.

VIENTIANE, KOMPAS — Para pemimpin negara menyepakati peningkatan kerja sama ASEAN-Korea Selatan menjadi kemitraan strategis komprehensif dalam KTT Ke-25 ASEAN-Korea Selatan di Vientiane, Laos, Kamis (10/10/2024). Penguatan kerja sama pun disambut semua pihak.
Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone saat membuka KTT ASEAN-Korea Selatan menyebutkan, peningkatan hubungan ini menunjukkan potensi besar. Selain itu, peningkatan hubungan itu juga menunjukkan aspirasi bersama dan komitmen kedua belah pihak dalam meningkatkan kontribusi pada komunitas ASEAN dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan keberlanjutan di kawasan.
”ASEAN juga sangat menghargai dukungan Korea atas sentralitas ASEAN melalui pendekatan inisiatif solidaritas ASEAN-Korea (KASI),” katanya.
Baca juga: Yoon Suk Yeol: ASEAN-Korsel, Mitra yang Saling Memerlukan dan Menguntungkan
Dokumen pernyataan bersama kemitraan strategis komprehensif ASEAN-Korea Selatan pun disepakati semua pemimpin.
Pada kesempatan itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menyambut baik peluncuran kemitraan strategis komprehensif (CSP) ASEAN-Korea Selatan ini. Menurut dia, kemitraan ini akan mendukung implementasi Pandangan ASEAN pada Indo-Pasifik (AOIP). ”Dan, (ini) mempercepat ASEAN mencapai Visi 2045,” ucap Wapres Amin.

Indonesia juga menyoroti transisi energi dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Transisi energi dinilai perlu untuk menghadapi krisis energi global dan dampak perubahan iklim. ”Hingga 2050, ASEAN akan membutuhkan investasi sebesar 726 juta (dollar AS) hingga 1 miliar dolar AS bagi proyek-proyek energi terbarukan. Saya berharap bersama ASEAN, Republik Korea dapat membangun kemitraan inovatif pendanaan inklusif dan penyediaan teknologi efektif guna mencapai target penggunaan energi bersih dan terbarukan,” kata Wapres.
Terkait stabilitas kawasan Indo-Pasifik, Wapres Amin berharap ketegangan di kawasan bisa dikelola melalui dialog dan komunikasi terbuka. Dia juga menyambut baik KTT Trilateral Mei lalu yang dinilai sebagai langkah penting menuju stabilitas dan perdamaian di kawasan.
PM Malaysia Anwar Ibrahim berharap kerja sama ekonomi terkait manufaktur cerdas yang akan bermanfaat pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di ASEAN.
PM Thailand Paetongtarn Shinawatra sebagai koordinator hubungan ASEAN-Korea Selatan menyampaikan apresiasi atas dukungan Korea Selatan, termasuk pada pandangan ASEAN atas Indo-Pasifik dan mekanisme yang ada di ASEAN.
Di area politik, diusulkan pula kerja sama untuk menanggulangi kejahatan transnasional seperti kejahatan siber dan maritim.
PM Malaysia Anwar Ibrahim berharap kerja sama ekonomi terkait manufaktur cerdas yang akan bermanfaat pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di ASEAN. Transformasi digital juga dinilai penting. Oleh karena itu, kerja sama untuk peningkatan kapasitas dan diversifikasi strategis pada sumber daya manusia dinilai sangat berharga.

Dinilai alami kemajuan pesat
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyampaikan, ASEAN-Korea Selatan adalah saksi bahwa kerja sama politik, ekonomi, dan sosial budaya bisa mengalami kemajuan pesat. Sejak kemitraan dimulai 1989, perdagangan ASEAN-Korea Selatan sudah melompat tiga kali lipat. Adapun hubungan Korea Selatan dengan negara-negara ASEAN meningkat 37 kali lipat.
”Kemitraan komprehensif strategis ini bab baru dalam sejarah menuju masa depan bersama dan mempertahankan fokus ASEAN dalam diplomasinya dan Korea bertekad untuk bawa manfaat dari kemitraan tersebut,” katanya.
Perluasan kerja sama ekonomi dan investasi mencakup kecerdasan buatan dan sektor-sektor terkait pendidikan dan kapasitas masyarakat. Selain itu, Korea juga berharap bisa memfasilitasi suplai pertahanan militer dan kerja sama pertahanan siber di Asia Tenggara.
Kerja sama strategis bidang keamanan dinilai akan meningkatkan komunikasi otoritas dan kerja sama antarpejabat. Memanfaatkan kapabilitas dan pengalaman Korea, Presiden Yoon juga menyampaikan keinginan untuk berkontribusi pada keamanan siber, termasuk memberi pelatihan pengamanan siber serta menangkal pencurian data.
Korea juga akan mendorong peningkatan kapasitas anak muda ASEAN melalui beasiswa di beragam bidang ilmu pengetahuan.

Unifikasi
Dalam KTT ASEAN-Korea Selatan juga muncul dukungan pada unifikasi Korea dan proliferasi nuklir di Semenanjung Korea. Terkait perkembangan teknologi nuklir di Korea, diharapkan semua negara patuh pada peraturan PBB dan regulasi internasional. ”Kami menyambut baik kerja Korea dalam mendorong unifikasi di Semenanjung Korea,” kata Anwar Ibrahim.
Presiden Yoon pun menambahkan, selama Korea Utara masih menghadirkan ancaman nuklir, sulit mencapai perdamaian abadi. Sejauh ini, pada pertengahan Agustus lalu, Presiden Yoon mengusulkan unifikasi dengan Korea Utara untuk perdamaian di Semenanjung Korea. Dia pun berharap ASEAN mendukung inisiatif ini.
Anwar Ibrahim juga mengimbau negara-negara ASEAN dan Korea untuk mendorong penghentian pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan pelaku genosida.
Soal penjajahan yang dialami Palestina, Wapres Amin juga meminta penegasan kembali atas dukungan negara-negara ASEAN dan mitra wicara untuk Palestina. ”Kita harus terus mendorong gencatan senjata permanen, distribusi bantuan kemanusiaan, dan keanggotaan penuh Palestina di PBB,” tambahnya.
Anwar Ibrahim juga mengimbau negara-negara ASEAN dan Korea untuk mendorong penghentian pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan pelaku genosida. ”Malaysia mendorong negara yang berpikiran baik untuk mendorong Palestina yang merdeka, berdaulat,” ujarnya.

Berlangsung 35 tahun
Kemitraan dialog ASEAN-Korea Selatan dimulai tahun 1989 dan Korea Selatan menjadi mitra wicara penuh pada 1991. Tahun 2024 ini, kemitraan memasuki tahun ke-35.
Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang-Keun pada Workshop of Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada 10 September 2024 di Jakarta menyebutkan perkembangan kerja sama ASEAN-Korea Selatan mulai 2004 dengan adopsi deklarasi bersama pada kerja sama kemitraan komprehensif ASEAN-Korea Selatan, deklarasi bersama pada kemitraan strategis untuk perdamaian dan kemakmuran ASEAN-Korea Selatan pada 2010, dan pengumuman Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN (KASI) pada 2022.
Dari kemitraan dialog ASEAN-Korea Selatan ini, terjadi beberapa peningkatan. Investasi Korea ke ASEAN meningkat 118 kali dari 92 juta dollar AS pada 1989 menjadi 10,8 miliar dollar AS pada 2022. Kehadiran turis Korea ke negara-negara ASEAN juga meningkat 100 kali dari 103.727 pada 1989 menjadi 10.463.929 pada 2019. Volume perdagangan ASEAN-Korea juga meningkat 25 kali dari 8,2 miliar dollar AS pada 1989 menjadi 207 miliar dollar AS pada 2022.
Selain itu, masih ada Korea-ASEAN Digital Cooperation Flagship (KADIF) untuk mendukung inovasi digital ASEAN dengan membangun infrastruktur yang terkait kecerdasan buatan (AI) dengan nilai 30 juta dollar AS sepanjang 2024-2028. Kerja sama ini mencakup pembangunan gedung ekosistem data bersama, membuat kompetisi start up AI, menyiapkan sekolah digital AI, serta pemanfaatan AI secara lebih luas dengan konvergensi solusi AI.
Proyek kemitraan strategis komprehensif (CSP) ASEAN-Korea Selatan yang disiapkan, menurut Lee Jang-Keun, antara lain, rencana kerja sama pertahanan ASEAN-Korea Selatan, proyek keamanan siber/ASEAN cyber shield project, pembentukan kesadaran dan kapasitas maritim, serta promosi mekanisme APT (ASEAN plus three). Di samping itu, manajemen bencana ASEAN-Korea Selatan, dan pembangunan kapasitas Timor Leste.