K-Wave sudah membuktikan diri jadi raksasa

Jakarta, IDN Times – Ekonomi kreatif menjadi salah satu area yang paling menarik buat dibahas dan dieksplorasi dalam hubungan bilateral Indonesia dengan Korea Selatan. Harus diakui, ekonomi kreatif di Korea Selatan, jauh lebih maju dan semakin stabil perkembangannya.
Fenomena K-Wave yang dibangun sejak 1990-an dan sudah menjamur di seluruh dunia, menjadi salah satu indikatornya. Bahkan, beberapa film Korea berhasil memenangkan Piala Oscar. Salah satunya adalah Parasite yang mampu memenangkan Piala Oscar pada 2020 lalu dengan kategori Best Picture.
Parasite sebelumnya sudah memenangkan penghargaan Academy Award 92 kategori Best Original Screenplay, International Feature Film, dan Best Director.
“Apa perbedaan K-Wave denga I-Wave? Industri kreatif di Korea itu didasari atas pendidikan juga. Sejumlah universitas atau lembaga pendidikan tinggi, fokus melahirkan pekerja seni yang matang,” ujar Koordinator Urusan ASEAN, Intra, dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Joannes Ekaprasetya Tandjung, dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia, Selasa (10/9/2024).
1. Sejumlah kampus di Korea Selatan fokus bangun industri kretif

Joannes menyatakan sejumlah universitas di Korea Selatan memang fokus untuk melahirkan tenaga ahli di industri kreatif. Salah satunya adalah Seoul Institute of the Arts, Ansan.
Dengan metode tersebut, dijelaskan Joannes, para pekerja seni di Korea Selatan jadi lebih matang. Mereka tak lagi bergantung pada penampilan fisik semata, tapi juga pada kecerdasan dan kreativitas.
“Jadi, mereka gak cuma modal tampang. Tapi, kreativitas, kecerdasan, dan pengetahuan. Mari runut siapa saja pekerja seni Korea Selatan yang lulus dari kampus ternama? Banyak,” ujar Joannes dalam sesi bertajuk ASEAN-Korea: Navigating the Future of Relationship under the Comprehensive Strategic Partnership tersebut.
2. Ada dua kunci pendukung

Selain soal kecerdasan dan kematangan, Joannes menyatakan kunci keberhasilan K-Wave dalam merambah dunia adalah soal gairah serta minat. Keduanya akan menunjang kinerja dari para pekerja seni untuk terus memproduksi konten-konten berkelas.
“Susah kalau kita bekerja di sektor kreatif dan digital, tapi gak punya passion. Selain itu, strateginya harus tepat, orang-orang, dan pejabat pemerintahan harus tepat juga,” kata Joannes.
3. Kuncinya kerja sama antar institusi pendidikan

Indonesia, dijelaskan Joannes, sebenarnya sudah mulai mencoba membangun fondasi dari industri kreatif lewat pendidikan. Sejumlah kampus ternama bahkan telah bekerja sama dengan institusi pendidikan di Negeri Ginseng.
“Institut Kesenian Jakarta sudah tanda tangan MoU sama SIA. Ini yang didorong, kerja sama antara universitas ke universitas,” kata Joannes.