Ragam Cara Hyundai Demi Rayu Konsumen Pakai Mobil Listrik

Program elektrifikasi memang banyak tantangannya

Jakarta, IDN Times – PR Indonesia dalam menjalani proyek elektrifikasi dalam kendaraan masih banyak. Selain membangun infrastruktur pendukung yang lebih banyak, menggeser selera dan membongkar pola pikir masyarakat di Indonesia menjadi tugas lain bagi para pemangku kepentingan di Indonesia

Bukan perkara mudah buat mengubah kebiasaan konsumen Indonesia dalam preferensi kendaraan. Sebab, mereka sudah begitu lama menggunakan kendaraan konvensional dengan bahan bakar fosil.

Kemudian, banyaknya mitos yang beredar masih menjadi kendala utama dalam memassalkan mobil listrik di Indonesia.

1. Harus bekerja keras

Head of Business Departement Hyundai Motor Asia Pacific, Hendry Pratama, mengakui harus bekerja keras demi bisa memberikan edukasi kepada masyarakat di Indonesia. Tapi, dia yakin kebiasaan masyarakat Indonesia bisa tergeser.

“Gak mudah memang, butuh waktu. Tapi, kami punya keyakinan semua bisa terpenuhi. Hyundai juga saat ini terus membangun infrastruktur yang bisa mendukung elektrifikasi kendaraan di masa mendatang, demi mewujudkan program Net Zero Emission,” kata Hendry dalam workshop Foreign Policy Community of Indonesia dan Korea Foundation, di kawasan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

2. Masuk ke harga tengah

Harga menjadi masalah lain dalam penggunaan mobil listrik di Indonesia. Banderol mobil listrik di Indonesia minimal Rp300 jutaan untuk mobil. Motor listrik sudah banyak beredar, namun harganya juga terbilang tinggi. Terbaru, Honda mengeluarkan dua motor listrik yang harga tertingginya bisa mencapai Rp50 jutaan.

Hendry menyatakan Hyundai memang punya niatan untuk mengeluarkan produk yang ramah kantong, terutama bagi kelas menengah. Namun, harus ada perhitungan matang, lantaran Hyundai punya standar tertentu dalam urusan keamanan.

“Kami ada standar. Bedanya, pemain China cepat, grasak-grusuk, tapi jadi. Kemudian, ada Jepang yang teratur. Nah, Korea, kami ada di tengahnya, gak terlalu cepat, tidak lambat juga, dalam hal menghadirkan teknologi,” kata Hendry

Terkait harga, Hendry menyatakan ada strategi Hyundai adalah menempatkan diri di tengah. Dengan teknologi yang dimiliki, menurut Hendry, Hyundai enggan masuk ke level harga setara dengan pabrikan Jepang.

“Kami masuk ke pasar di mana orang bisa menikmati teknologi, kualitas, tapi tak semahal mobil Jepang atau Eropa,” ujar Hendry.

3. Bikin program sewa

Hyundai punya satu cara yang tak biasa dalam upaya memassalkan mobil listrik. Mereka, dibocorkan Hendry, bakal melancarkan proyek sewa dalam upaya sosialisasi dan edukasi mobil listrik.

“Mudah-mudahan bisa jadi kebiasaan pengguna di Indonesia,” kata Hendry.

Sumber: https://www.idntimes.com/automotive/car/satria-permana-2/ragam-cara-hyundai-demi-rayu-konsumen-pakai-mobil-listrik?page=all