• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

2024

Journalist Network 2024
Korea Selatan Nantikan Peran Aktif ASEAN Bagi Perdamaian Semenanjung Korea
Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang-keun dalam workshop bersama jurnalis peserta Indonesia Korea Journalist Network yang diselenggarakan FPCI dan Korea Foundation, Jakarta, Selasa (10/9/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta – Hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara belakangan kembali memanas.

Selain aksi Korea Utara mengirim balon sampah yang dibalas siaran propaganda oleh Korea Selatan, uji coba nuklir yang digencarkan Pyongyang turut memperparah ketegangan.

Pemimpin tertinggi Kim Jong-un mengatakan dalam pidatonya di HUT Korea Utara, bahwa negaranya tengah menyiapkan kekuatan untuk menambah jumlah senjata nuklir.
Hal ini tentu menambah kekhawatiran di kawasan, terutama bagi Seoul.

Kendati demikian, pihaknya meyakini bahwa ASEAN mampu memainkan perannya untuk membantu meredam ketegangan di wilayah tersebut.

“Saya pikir yang perlu kita lakukan bersama dengan ASEAN adalah mengirim pesan yang tepat ke Korea Utara, untuk menghentikan provokasi, kata-kata kasar dan persenjataan nuklir. Kemudian, kita dapat kembali berdialog,” ujar Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang-keun kepada para jurnalis peserta workshop perdana Indonesia Korea Journalist Network yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Dubes Lee mengatakan bahwa Korea Selatan telah menjalin kemitraan dengan ASEAN sejak tahun 1989, ketika Korea Utara masih belum aktif mengirim ancaman nuklirnya.

Kala itu, lewat ASEAN Regional Forum, ASEAN menyediakan wadah pertemuan bagi perwakilan Korea Utara dan Korea Selatan.

“Forum ARF (ASEAN Regional Forum) masih merupakan satu-satunya forum internasional di mana menteri luar negeri Korea Selatan dan Korea Utara datang dan berpartisipasi. Forum ini menjadi platform yang sangat penting bagi kedua negara,” lanjut Lee.

Adapun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN juga diketahui secara rutin menghasilkan deklarasi yang menyatakan komitmen kawasan terhadap denuklirisasi. Isu ketegangan di Semenanjung Korea pun sudah menjadi agenda utama dalam KTT ASEAN dari tahun ke tahun, mulai dari KTT tahun 2017 di Filipina hingga KTT tahun 2023 di Indonesia.

“Bagi saya, bobot suara ASEAN penting. Jadi, kalau ASEAN mendesak Korea Utara untuk berhenti maka mereka akan mempertimbangkannya dengan serius. Karena mereka (Korea Utara) tidak bisa meninggalkan dan harus mendekatkan diri dengan ASEAN,” jelas Lee.

ASEAN Masih Dibayangi Isu Myanmar

Bendera Negara Myanmar yang baru berkibar di luar balai kota Kamis, 21 Oktober 2010, di Yangon, Myanmar. Myanmar yang diperintah militer telah meluncurkan bendera nasional baru – dengan tiga garis horizontal berwarna kuning, hijau dan merah dengan bintang putih besar di tengahnya. (AP/Khin Maung Win)


Dubes Lee juga meyakini peran penting dan kontribusi ASEAN dalam perdamaian di Semenanjung Korea, meskipun isu Myanmar masih menjadi momok tersendiri bagi kawasan Asia Tenggara itu.

“Menurut saya, ASEAN masih mampu memberikan dampak besar bagi Korea Utara. Ini karena banyak negara anggota ASEAN yang memiliki hubungan langsung dengan Korea Utara, banyak negara Asia Tenggara yang memiliki kedutaan di sana. Maka dari itu, ASEAN mampu memainkan peran penting dalam hubungan kawasan dan internasional,” jelas Lee.

ASEAN, sebagai kawasan dengan ekonomi terbesar kelima di dunia, diyakini mampu membawa pengaruh.

“ASEAN yang sekarang sudah berbeda dengan 35 tahun lalu. Jadi apa yang akan dikatakan ASEAN akan sangat berbeda dan dan kami berharap ASEAN mengatakan kata yang tepat,” tambah dia.

“Tolong katakan kepada pemimpin Korea Utara, jangan lakukan ini. Berhentilah menyalahkan dan pedulilah pada rakyat sendiri. Tidak ada yang akan mengancam mereka, ini hanya diri mereka sendiri karena fondasi kepemimpinan mereka sendiri yang sangat lemah.”

Sejarah Uji Coba Nuklir Korea Utara

Korea Utara menindaklanjuti peluncuran tersebut dengan pernyataan berapi-api yang mengecam AS karena mengatur apa yang disebutnya pratinjau perang nuklir, termasuk dengan mendatangkan kapal selam bertenaga nuklir di Korea Selatan pada Minggu. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Mengutip laman resmi pemerintah Korea Selatan, masalah nuklir Korea Utara disebutkan menarik perhatian internasional ketika Korea Utara mengumumkan akan menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) pada tahun 1993. Sejak saat itu, masalah nuklir Korea Utara telah mengalami siklus kemunduran.

Kerangka Kerja yang Disepakati (Perjanjian Jenewa) tahun 1994 antara Amerika Serikat dan Korea Utara mengakibatkan pembekuan fasilitas nuklir plutonium Korea Utara selama beberapa tahun.

Namun, muncul kecurigaan tentang pengembangan nuklir Korea Utara yang melibatkan uranium yang diperkaya, yang menyebabkan runtuhnya perjanjian tersebut delapan tahun setelah kesimpulannya.

Pada tahun 2002, Korea Utara melanjutkan operasi fasilitas nuklir plutoniumnya.

Respon AS hadapi program senjata nuklir korea utara (abdillah/liputan6.com)


Sumber: https://www.liputan6.com/global/read/5699252/korea-selatan-nantikan-peran-aktif-asean-bagi-perdamaian-semenanjung-korea?page=3

Journalist Network 2024
Korsel Berharap KTT ASEAN Kirim Pesan Tegas ke Kim Jong Un
Iliustrasi. (iStockphoto/Derek Brumby).


Jakarta, CNN Indonesia — Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang Keun berharap konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN yang akan digelar bulan depan bisa mengirim pesan tegas ke pemimpin Korea Utara Kim Jong Un karena tindakan mereka yang memprovokasi kawasan.
Harapan Lee terlontar saat hadir dalam acara workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF) di Jakarta.

KTT ASEAN akan digelar pada 6-11 Oktober di Laos. Biasanya di pertemuan ini akan ada deklarasi bersama, pernyataan pemegang presidensi, hingga pernyataan dari kepala negara.

“Dan apa yang kami harapkan dari ASEAN adalah pernyataan indeks untuk pesan yang tepat kepada Korea Utara, bukan dengan kata-kata yang ambigu,” ujar Lee.

Kata-kata yang ambigu, menurut dia, adalah mendesak “setiap pihak untuk menahan provokasi” tanpa menyebut nama dalam hal ini Korea Utara.


“Itu adalah kata-kata yang sangat umum dari ASEAN, karena ASEAN menginginkan dialog. ASEAN menginginkan perdamaian. Jadi tidak ingin mengatakan dengan kata-kata yang tak nyaman kepada pihak mana pun,” ungkap Lee.

Lebih lanjut, Lee mengatakan ASEAN dan Korea harus “mengirim pesan yang tepat” untuk Korut bahwa dialog merupakan kunci untuk menstabilkan kawasan bukan provokasi.

Dia juga menggarisbawahi bahwa blok Asia Tenggara ini sudah dipandang dunia sehingga pernyataan mereka pun patut diperhitungkan.

ASEAN saat ini juga telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-30 di dunia. Lee memandang kekuatan ekonomi membawa pengaruh tersendiri.

“Jadi sekarang apa yang Anda katakan sangat berbeda. Jadi kami berharap ASEAN mengatakan kata yang tepat,” ujar dia.

Lee lantas mencontohkan ASEAN bisa menyebut dengan tegas pesan yang disasar ke Korut.

“Jadi untuk Korea Utara, katakan hal yang benar: Pemimpin Korea Utara, jangan lakukan hal-hal seperti ini, jangan menyalahkan pihak lain, peduli pada rakyat Anda sendiri,” ucap dia.

“Tidak ada yang akan mengancam mereka, tidak ada yang akan memprovokasi mereka.”

Dubes itu lalu mengatakan ancaman ke Korut datang dari dalam negeri karena dasar kepemimpinan yang lemah.

Lee meyakini peringatan dan suara ASEAN bisa dipertimbangkan Korea Utara.

Bagi Korut, lanjut dia, ASEAN adalah pihak yang penting dan tak bisa ditinggalkan.

“Mereka [Korut] berusaha ASEAN lebih dekat ke mereka,” ujar dia.

Sejumlah negara di Asia Tenggara mempunyai hubungan diplomatik dengan Korut. Negara itu yakni Indonesia, Singapura, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

Filipina memiliki hubungan dagang dengan Korut tapi tak punya perwakilan di Pyongyang. Perwakilan Filipina untuk Korut melalui kedutaan di Beijing, China, dan perwakilan Korut di Filipina melalui kedutaan di Bangkok, Thailand.

Satu anggota ASEAN lain, Malaysia, sempat memiliki hubungan diplomatik dengan Korut. Namun, relasi ini ditangguhkan pada Maret 2021 karena kasus ekstradisi pengusaha Korut Mul Chol Myong ke Amerika Serikat.

Pada 2021, pengadilan Malaysia memutuskan Mun bisa diekstradisi ke AS karena kasus pencucian uang.

Korut dan Korsel saling bermusuhan sejak Perang Korea berakhir yakni pada 1953. Meski terdapat gencatan senjata di antara mereka, tetapi kedua negara secara teknis masih berperang.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240911205153-106-1143584/korsel-berharap-ktt-asean-kirim-pesan-tegas-ke-kim-jong-un.
Journalist Network 2024
Bisakah RI Buat ‘Indonesian Wave’ bak Hallyu K-Pop hingga Mendunia?

Jakarta, CNN Indonesia — Nama Korea Selatan semakin popular terdengar terutama di kalangan penggemar Hallyu atau Korean wave yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Hallyu merupakan fenomena budaya di mana popularitas budaya Korsel semakin tenar di kancah global. Fenomena ini mulai meluas sejak 1990-an dan terus meningkat drastis dalam satu dekade terakhir.

Fenomena ini membuat konten budaya pop, musik, film, bahasa, hingga fesyen dan makanan Korsel semakin banyak ditemui di setiap negara, termasuk di Indonesia.

Siapa sangka, popularitas hallyu yang mengglobal ini ternyata menjadi ladang rezeki hingga alat diplomasi bagi pemerintah Korsel.

Di Indonesia dampak Korean wave juga terlihat dengan kemunculan komunitas penggemar grup-grup musik Korsel terutama K-Pop, hingga restoran dan kosmetik asal Negeri Ginseng tersebut.

Antusiasme warga Indonesia terhadap Hallyu ini pun semakin mempererat hubungan bilateral Indonesia-Korsel dalam beberapa tahun terakhir. Namun, apakah Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk ikut mengembangkan dan mempromosikan budaya lebih masif lagi ke seluruh dunia?

Koordinator Urusan ASEAN, Intra dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI Joannes Ekaprasetya Tandjung meyakini Indonesia sebetulnya bisa mengembangkan budaya Tanah Air seperti Korean Wave yang sudah mendunia.

Namun, menurut Joannes, ini perlu kerja keras dan kekompakan dari pemerintah dan lintas sektor yang terkait.

“Tentu saja. Tentu saja [bisa dilakukan] dengan strategi, dengan orang-orang yang tepat, dengan pemerintahan yang tepat,” ungkap dia.

Komentar Joannes terlontar saat hadir dalam acara workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF) di Jakarta pada Selasa (10/9).

Joannes juga memberi catatan keinginan semacam itu tak akan tercapai jika tak punya passion di sektor kreatif dan pendidikan yang memadai.

Sektor kreatif, kebudayaan, dan pendidikan, lanjut dia, juga bisa menjadi alat untuk memperluas hubungan.

Joannes lantas memberi contoh I-Wave dan Korean Wave saat kedua negara merayakan 50 tahun hubungan diplomatik.

Indonesia saat itu memilih salah satu member girl band Korsel Secret Number yang merupakan warga RI, Dita Karang. Sementara itu, Korsel memilih aktor Choi Siwon untuk mewakili mereka.

Pemilihan sektor budaya untuk memperingati hubungan diplomatik, lanjut Joannes, bukan tanpa alasan.

“Kami ingin melangkah bersama sebagai tim, persahabatan yang lebih dekat, kemitraan yang lebih dekat,” ungkap dia.

Joannes lalu berkata,”Kami ingin Korea dan Indonesia bekerja sama untuk mencapai Indonesian Wave seperti Hallyu.”

Hallyu memperoleh popularitas di sejumlah negara Asia pada pertengahan 1990-an.

Pada 1997, drama TV berjudul What Is Love tayang di China. Serial ini menduduki peringkat kedua dalam video impor China sepanjang masa. Dari sini, istilah Hallyu muncul.

Gelombang Korea kemudian mendarat di Jepang pada 2003 saat drama berjudul Winter Sonata tayang melalui NHK.

Lalu pada pertengahan 2000-an hingga awal 2010-an, penyebaran Gelombang Korea didominasi boy group dan girl group Korea seperti Big Bang, Girls’ Generation, dan Kara.

Selama periode ini, Gelombang Korea memperluas basis penggemar ke panggung global, termasuk Amerika Serikat, Amerika Latin, hingga dan Timur Tengah.

Seiring berjalannya waktu, gelombang Korea terus meluas dan mempengaruhi sektor lain seperti budaya, makanan, sastra, dan bahasa tradisional Korea, yang turut disukai penggemar.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240912114535-106-1143728/bisakah-ri-buat-indonesian-wave-bak-hallyu-k-pop-hingga-mendunia.

Journalist Network 2024
Korsel Gandeng ASEAN usai Kim Jong Un Tambah Kekuatan Nuklir Korut
Ilustrasi Bendera ASEAN. (iStock/HUNG CHIN LIU).


Jakarta, CNN Indonesia — Korea Selatan menggandeng ASEAN untuk mencegah ancaman di Semenanjung Korea setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berambisi menambah kekuatan senjata nuklir.
Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang Keun mengatakan Korut mengirim pesan kuat dengan menyebut akan menambah kekuatan senjata nuklir.

“Jadi apa yang diharapkan dari ASEAN dan bagaimana Korea dan ASEAN melakukan kerja sama? Saya kira hal yang penting adalah kita harus melakukan ini: mengirim pesan yang benar ke Korea Utara,” kata Lee di Jakarta, Selasa (10/9).

Pernyataan itu terlontar saat Lee hadir dalam acara workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF) di Jakarta.

Lee mengatakan ASEAN saat ini memiliki posisi penting dan suara blok tersebut patut diperhitungkan.

“Jadi jika ASEAN memperingatkan Korea Utara untuk berhenti, maka Korea Utara akan menganggapnya serius. Karena bagi Korea Utara, ASEAN tidak bisa meninggalkan mereka,” imbuh Lee.

Lee juga menyarankan ASEAN bisa meminta Korut fokus dan melakukan hal-hal yang baik untuk warga negara Asia Timur itu.

Lebih lanjut, Lee juga mengatakan tak ada pihak mana pun yang mengancam negara pimpinan Kim Jong Un.

Kim sebelumnya mengatakan Korut tengah membangun kekuatan untuk menambah jumlah senjata nuklir secara eksponensial.

Korut, lanjut dia, harus menyiapkan kemampuan nuklir dan menggunakan dengan benar di waktu tertentu, guna menjamin keamanan negara.

“Kehadiran militer yang kuat diperlukan untuk menghadapi berbagai ancaman yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat dan para sekutunya,” kata Kim saat pidato peringatan Korut pada Senin (9/9), dikutip Straits Times.

Selain itu, Kim menyebut Korut sedang menghadapi ancaman serius dari blok militer berbasis nuklir, yang dipimpin AS di wilayah tersebut.

Pekan ini, Korsel akan mengadakan pertemuan menteri-menteri pertahanan dengan negara-negara anggota Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Command/UNC).

UNC dipimpin komando militer AS yang ditempatkan di Korsel.

Agustus lalu, Jerman ikut bergabung dengan UNC di Korea Selatan untuk membantu menjaga perbatasan. Negara Eropa itu juga berkomitmen untuk membela Korsel jika terjadi perang dengan Korut.

Korut seketika murka. Mereka mengkritik UNC sebagai “organisasi perang ilegal”.

Korut juga menyebut keputusan Jerman bergabung UNC sebagai tindakan yang akan menambah ketegangan.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240911202827-106-1143579/korsel-gandeng-asean-usai-kim-jong-un-tambah-kekuatan-nuklir-korut.
Journalist Network 2023
Semenanjung Korea Panas, Korsel Mau ASEAN Cegah Ancaman Nuklir Korut
Dubes Korsel untuk ASEAN Lee Jang Keun (kiri) minta Asia Tenggara ikut cegah ancaman nuklir Korut. (CNN Indonesia/ Anisa Dewi Anggriaeni)

Jakarta, CNN Indonesia — Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang Keun ingin blok Asia Tenggara turut membantu mereka dalam mencegah ancaman nuklir Korea Utara yang bisa berdampak ke kawasan Semenanjung Korea.
Keinginan itu Lee sampaikan saat menjadi pembicara dalam workshop yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Westin Jakarta, Selasa (10/9).

“Dan yang terpenting dari ASEAN adalah peran ASEAN dalam situasi di Semenanjung Korea, dalam menangani masalah nuklir Korea Utara,” kata Lee ke sejumlah awak media.

Penyataan Lee muncul dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang digelar Foreign Policy of Community Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF).

Lee lantas menyebut sikap ASEAN terkait isu ini. Dia memberi contoh saat asosiasi Asia Tenggara merilis pernyataan bersama untuk mengecam uji coba rudal balistik Korut pada 2023.

ASEAN juga meminta Korut menghentikan uji coba rudal yang berpotensi mengganggu perdamaian kawasan.

“Dan itu juga hal yang kami harapkan agar ASEAN terus melakukan dan memberi kami peran positif dalam masalah keamanan regional yang sangat penting ini,” imbuh Lee.

Korea Utara selama ini kerap meluncurkan uji coba rudal bahkan rudal balistik antara benua (intercontinental ballistic missile/ICBM).

Pada Juni lalu, pemerintahan Kim Jong Un mengklaim berhasil meluncurkan rudal multi hulu ledak menggunakan teknologi Multiple independently targetable reentry (MIRV), demikian dikutip Al Jazeera.

MIRV merupakan teknologi kendaraan rudal yang bisa menargetkan sejumlah peluru kendali secara independen. Konsep ini mirip dengan rudal balistik antarbenua yang membawa hulu ledak termonuklir.

Data Uji Rudal Korea Utara milik James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) melaporkan Korut melakukan uji coba rudal sebanyak 33 kali pada 2023. Uji coba ini mencakup berbagai rudal termasuk ICBM.

Tahun ini, Korut telah meluncurkan tes rudal lebih dari lima kali.

Uji coba rudal Korut membuat negara tetangganya, terutama Korsel, ketar-ketir.

Korsel berulang kali mengutuk tes rudal itu dan menyebut sebagai ancaman serius. Mereka juga mengatakan tindakan Korut melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Korut dan Korsel saling bermusuhan sejak Perang Korea berakhir yakni pada 1953. Meski terdapat gencatan senjata di antara mereka, tetapi kedua negara secara teknis masih berperang.

Menyikapi situasi Semenanjung yang memanas, Korsel tak diam saja.

Dalam kesempatan ini, Lee mengatakan Korsel mengusulkan dialog untuk membuat kawasan damai, bebas, dan aman.

“Satu-satunya cara untuk menyelesaikan situasi ini adalah melalui dialog. Dan kami mengusulkan kepada Korea Utara untuk membentuk kelompok kerja antar-Korea untuk membahas tentang penyatuan (unifikasi) dan hubungan antar-Korea,” ujar dia.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240910205702-113-1143120/semenanjung-korea-panas-korsel-mau-asean-cegah-ancaman-nuklir-korut.

Journalist Network 2024
ASEAN Didorong Perkuat Peran dalam Negosiasi Denuklirisasi Korea

Achmad Fauzy.

Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang-keun. Foto: Metro TV

Jakarta: Skeptisisme Pyongyang atas ‘Doktrin Unifikasi 15 Agustus’ rancangan Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Sek-yeol membuat perundingan denuklirisasi semakin kompleks. Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang-keun mengungkap bahwa Korea Utara (Korut) berencana melakukan eskalasi produksi nuklirnya.

“Doktrin Unifikasi 15 Agustus punya visi untuk menghadirkan perdamaian bagi kedua belah pihak. Tapi baru-baru ini Korea Utara malah mengeluarkan pernyataan untuk melipatgandakan produksi nuklirnya secara eksponensial, bahkan tanpa batas,” tegas Lee dalam diskusi ASEAN-Korea: Navigating the Future of Relationship Under the Comperhensive Startegic Partnership yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Selasa 10 September 2024.

Atas situasi ini, Lee memandang pentingnya peran konstruktif negara mitra, termasuk ASEAN.

“ASEAN tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru, keterlibatannya dalam dialog ini sangat penting. Untuk itu, para pemimpin ASEAN didorong bersikap tegas, jelas dan lugas menyuarakan penghentian program nuklir ini. Kita semua juga dapat membangun dialog dengan Korea Utara untuk fokus menciptakan kebijakan yang dapat menyejahterakan rakyat,” Ujar Lee.

Senada dengan Lee, Founder sekaligus Chairman FPCI, Dino Patti Djalal meyakini ASEAN sangat memungkinkan menjadi mediator efektif dalam isu-isu regional.

“Konsep global middle power yang ASEAN miliki adalah kunci substantif yang mampu mempengaruhi agenda regional hingga global. Middle power tentu tidak seperkasa negara super power seperti Amerika Serikat atau Tiongkok. Posisinya ada diantara itu. Inilah konsep baru di dunia kebijakan luar negeri (yang berdampak),” ungkap Dino.

Kemitraan ASEAN-Korea makin erat

Sikap tegas ASEAN terhadap peluncuran misil balistik oleh Korea Utara telah ditunjukkan dalam KTT ASEAN 2023. Sebagai respons, para Menlu menegaskan pentingnya mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB dan hukum internasional demi terciptanya stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik. 

Selain itu, kemitraan antara Korea Selatan dan ASEAN menguat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan dideklarasikannya Korean-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) pada tahun 2022. Kemitraan ini memberikan landasan yang kuat bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk keamanan regional.

Sumber: https://www.metrotvnews.com/read/NgxCV21l-asean-didorong-perkuat-peran-dalam-negosiasi-denuklirisasi-korea

Journalist Network 2024
Peneliti Korsel Beber Indonesia Wave Bisa Guncang Dunia bak Hallyu

Jakarta, CNN Indonesia — Peneliti fan K-pop dari Korea Selatan Gangsim Eom mengatakan Indonesian Wave atau gelombang Indonesia berpotensi mendunia bak Korean Wave (hallyu).
Simmi sapaanGangsim meneliti gelombang Korea di Indonesia hingga pandangan mereka soal Negeri Ginseng secara umum.

“Saya juga melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, potensial. Ini adalah negara yang dibangun atas keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika, semboyan nasional,” kata Simmi dalam sebuah diskusi di Hotel Meridien, Jakarta Pusat, Senin (9/12).

Pernyataan Simmi muncul dalam acara diskusi yang digelar Foreign Policy of Community Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF). Diskusi ini merupakan bagian dari program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024.

Simmi menilai hal yang penting untuk pasar budaya populer adalah menjadikan budaya lokal Indonesia diterjemahkan ke khalayak global, bukan cuma ke negara-negara Asia lain.

Di kesempatan itu, peneliti yang sedang menempuh pendidikan doktor di Universitas Oxford, juga membeberkan perjalanan Korean Wave yang tak terjadi dalam satu malam.

Simmi bercerita Korean Wave merupakan “proyek raksasa” Korsel yang dimulai sejak 1990-an.

Saat itu, Korsel di bawah pemerintahan Kim Dae Jung, berusaha melawan hegemoni negara tetangganya seperti China dan Jepang serta dominasi Amerika Serikat.

“Dia menekankan sumber daya manusia dan soft power [melalui industri budaya]. Kita perlu memiliki hegemoni budaya,” ungkap Simmi.

Perfilman Korsel, lanjut dia, bisa membuat konten bagus karena nilai-nilai yang dipromosikan sesuai dengan pemerintah.

Pemerintah juga harus bisa menunjukkan nilai-nilai tersebut di kancah global.

“Dengan demikian, Anda mendapat hati orang-orang, Anda tak memaksa mereka,” ujar Simmi.

Untuk mewujudkan itu, kata dia, memang perlu dukungan, konsistensi, serta anggaran dari pemerintah.

Hallyu memperoleh popularitas di sejumlah negara Asia pada pertengahan 1990-an.

Pada 1997, drama TV berjudul What Is Love tayang di China. Serial ini menduduki peringkat kedua dalam video impor China sepanjang masa. Dari sini, istilah Hallyu muncul.

Gelombang Korea kemudian mendarat di Jepang pada 2003 saat drama berjudul Winter Sonata tayang melalui NHK.

Lalu pada pertengahan 2000-an hingga awal 2010-an, penyebaran Gelombang Korea didominasi boy group dan girl group Korea seperti Big Bang, Girls’ Generation, dan Kara.

Selama periode ini, Gelombang Korea memperluas basis penggemar ke panggung global, termasuk Amerika Serikat, Amerika Latin, hingga dan Timur Tengah.

Seiring berjalannya waktu, gelombang Korea terus meluas dan mempengaruhi sektor lain seperti budaya, makanan, sastra, dan bahasa tradisional Korea, yang turut disukai penggemar.

Di Indonesia dampak Korean Wave juga terlihat dengan kemunculan banyak restoran Korea dan penggemar K-Pop.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241213205536-106-1177227/peneliti-korsel-beber-indonesia-wave-bisa-guncang-dunia-bak-hallyu.

Journalist Network 2024
Kejar 8 Persen Pertumbuhan Ekonomi, RI Bidik Sektor Riset sebagai Magnet Investasi
Diskusi seputar hubungan Indonesia-Korea yang digelar Korea Foundation dan FPCI berlangsung di Jakarta, 9 Desember 2024. (Akhmad Fauzy / Metro TV)

Jakarta: Sektor riset dan sains ASEAN tengah mengalami momentum emas sebagai tujuan investasi global. Laporan terbaru ASEAN Investment Report 2024 mengungkap, dari lima sektor investasi unggulan hanya sektor riset dan sains yang menunjukkan lonjakan signifikan, dengan pertumbuhan mencapai 6.515 persen dalam periode 2022-2023.

Angka ini menunjukkan daya tarik besar kawasan ASEAN bagi investor yang ingin mendanai inovasi dan pengembangan teknologi.

Meski investasi asing di bidang riset masih terkonsentrasi di Singapura, Indonesia memiliki peluang besar untuk ikut bersaing, terutama dengan memanfaatkan keunggulan demografi dan potensi ekonominya.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi & Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, pemerintah memberi kemudahan bagi ilmuan di tiap universitas dan lembaga penelitian eksisting untuk mematenkan hasil risetnya. Hal ini bertujuan agar riset di bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika) dapat diadopsi oleh industri.

“Pemerintah memberikan peluang untuk mempercepat proses paten bagi mereka. Setelah itu, kami akan membantu memperkenalkan hasil inovasi ini ke industri, tidak selalu ke korporasi besar, tetapi juga ke UMKM. Teknologi ini diharapkan bisa membantu UMKM meningkatkan skala, produktivitas, dan kualitas mereka sehingga dapat bersaing di pasar,” tutur Nurul Ichwan

‘Insentif Royal’ ke Sektor Riset

Potensi ini pun mendorong Indonesia mengeksplorasi investasi sektor sains dan riset sebagai katalis pertumbuhan ekonomi. Namun untuk mengoptimalkan peluang ini, Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan sumber daya manusia terampil di bidang STEM.

Profesor Riset Young-Kyung Ko dari Yonsei University berpendapat, Pemerintah Indonesia harus memberi insentif besar untuk pengembangan riset oleh kampus, BUMN hingga perusahaan swasta.

“Saya percaya bahwa pemerintah Indonesia memiliki rencana jangka panjang untuk meningkatkan sektor R&D. Ini hanya masalah kemauan dan waktu,” ujar Ko dalam sesi diskusi Indonesia 8?onomic Growth Target: How to Attract More Korean FDI? yang digelar Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, 9 Desember 2024.

“Untuk mendorong hal ini, pemerintah dapat mengatur insentif pajak atau manfaat lain bagi sektor swasta dan universitas, serta mengalokasikan anggaran negara untuk beasiswa agar mahasiswa Indonesia dapat belajar di luar negeri dan kembali dengan kontribusi positif atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru di industri sains dan teknologi,” sambungnya.

Ko juga menyoroti bagaimana Korea Selatan, dengan sumber daya alam yang terbatas, berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi besar di sektor sains dan riset.

“Anggaran nasional untuk R&D selalu meningkat bahkan ketika Korea menghadapi krisis ekonomi. Setiap grup bisnis besar di Korea memiliki pusat penelitian mereka sendiri. Hal ini terjadi karena mereka menyadari manfaat dari insentif pajak dan dukungan pemerintah, serta keuntungan inovasi yang dihasilkan untuk bisnis mereka sendiri,” jelas Ko.

Hingga tahun 2023 terdapat dua perusahaan asing yang menggelontorkan dana investasi bidang riset dan sains di Indonesia. Mereka adalah Kerry Group (Irlandia) yang fokus dalam pengembangan riset pangan, dan LG Electronics (Korea) dalam pemutakhiran inovasi perangkat elektronik, seperti teknologi hemat energi dan perangkat pintar.

Sumber: https://www.metrotvnews.com/read/kewCaJ0D-kejar-8-persen-pertumbuhan-ekonomi-ri-bidik-sektor-riset-sebagai-magnet-investasi

« First‹ Previous7891011
Page 11 of 11

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net