• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

2024

Journalist Network 2024
Kompleks Pemerintah Ibu Kota Baru Korsel Punya Taman Rooftop Terluas di Dunia
Rooftop Garden Sejong City. Foto: Dok. gbmo.go.kr

Dalam proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Indonesia perlu belajar dari keberhasilan negara lain, termasuk Korea Selatan.

Sejong yang dibangun sebagai pusat pemerintahan baru Korea Selatan memiliki salah satu daya tarik utama yang unik—kompleks taman rooftop terluas di dunia, yang menghubungkan 15 gedung kementerian. Konsep ini diakui oleh Guinness World Records dan berhasil menarik perhatian banyak pihak.

Menurut Eks Koordinator Fungsi Ekonomi Kreatif dan Digital KBRI Seoul, Joannes Ekaprasetya Tandjung, konsep inovatif seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi pembangunan IKN Nusantara.

Joannes menggarisbawahi pentingnya membuat IKN lebih dari sekadar pusat pemerintahan yang formal, tapi juga sebagai kota dengan daya tarik tambahan bagi penduduk dan pengunjung.

“Saya bisa bilang kalau Sejong itu punya daya tarik, bagaimana mereka mengkoneksikan gedung-gedung kementerian melalui taman rooftop yang luas,” ungkapnya dalam diskusi ‘ASEAN-Korea: Menavigasi Masa Depan Hubungan di Bawah Kemitraan Strategis Komprehensif’ yang diselenggarakan Korea Foundation bersama FPCI di The Westin Jakarta Selatan, Selasa (10/9).

Koordinator ASEAN bidang Intra dan Ekstra Regional di Pusat Kebijakan Strategis Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Joannes Ekaprasetya Tandjung, dalam Diskusi Hubungan ASEAN-Korea di The Westin, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan

Sejong berhasil mengintegrasikan gedung-gedung kementerian dengan rooftop yang tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antar-gedung, tetapi juga dilengkapi dengan taman dan panel surya.

Atap ini memungkinkan mobilitas yang mudah antara gedung tanpa harus turun ke lobi masing-masing gedung, menciptakan efisiensi dan kenyamanan bagi pegawai dan warga yang ingin berkunjung.

Rooftop Garden Sejong City. Foto: Dok. gbmo.go.kr

Dikutip dari situs resmi pemerintah Korea Selatan, taman atap Kompleks Pemerintah Sejong merupakan taman atap terbesar di dunia dengan total panjang sekitar 3,6 km dan luas 79 ribu meter persegi, setara dengan luas 11 lapangan sepak bola jika digabungkan.

Selain itu, inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi estetika atau daya tarik semata, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan. Atap gedung di Sejong dilengkapi dengan panel surya yang memberikan kontribusi pada penggunaan energi terbarukan.

Taman ini diisi 187 spesies tanaman berbeda dan total 1,08 juta tanaman. Terdapat taman herba, taman obat, pohon buah dan beri, serta terowongan tanaman merambat. Spesies pohon musiman menampilkan pemandangan yang berbeda sepanjang keempat musim.

Rooftop Garden Sejong City. Foto: Dok. gbmo.go.kr

Atraksi lainnya di kompleks pemerintahan itu adalah observatorium yang menghadap ke Taman Danau Sejong dan Arsip Kepresidenan, hingga bendera Korea raksasa yang terbuat dari kembang sepatu mugunghwa.

Inovasi taman atap ini pun dapat menghemat biaya energi pendinginan dan pemanasan tahunan sebesar 1,4 miliar won.

Joannes bercerita, banyak koleganya yang bekerja di Sejong kerap pulang ke Seoul atau Busan pada akhir pekan karena keluarga mereka tinggal di sana. Jarak dari Sejong ke Seoul hanya tiga jam menggunakan kereta.

Menurutnya, hal ini perlu menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia dalam merancang IKN, di mana fasilitas dan daya tarik kota perlu lebih diperkuat untuk mendorong penduduk betah tinggal di sana secara permanen.

Sumber: https://kumparan.com/kumparannews/kompleks-pemerintah-ibu-kota-baru-korsel-punya-taman-rooftop-terluas-di-dunia-23UvltS3isZ/full

Journalist Network 2024
Ini Alasan Mengapa Banyak Warga Hingga Idol K-pop Datang ke RI

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia

Foto: BTS Pop Up Store di Metro Gancit. (CNBC Indonesia/Rindi Salsabila)

Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam beberapa tahun terakhir, banyak warga Korea Selatan (Korsel) yang berkunjung ke negara-negara ASEAN, termasuk RI. Tidak hanya warga biasa, idol K-pop hingga aktor-aktris Negeri Ginseng pun sering datang ke Indonesia, baik untuk bekerja atau hanya sekadar berlibur.

Duta Besar Misi Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang Keun, mengatakan alasan sederhana mengapa banyak warga Korsel yang berkunjung ke Indonesia dan negara ASEAN lain lantaran adanya kedekatan geografis dan budaya.

“Saya pikir jawaban yang sangat sederhana adalah kedekatan. Kedekatan geografis antara Korea dan ASEAN, dan juga kedekatan dalam budaya juga,” kata Lee dalam diskusi ‘ASEAN-Korea: Menavigasi Masa Depan Hubungan di Bawah Kemitraan Strategis Komprehensif’ yang digelar oleh Korea Foundation di Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).

Lee bercerita bahwa dirinya telah berada di Eropa, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Namun ia menyadari bahwa Korsel memiliki kedekatan tersendiri dengan Asia Tenggara.

“Saya menyadari bahwa Korea Selatan dan Asia Tenggara benar-benar dekat, banyak penerbangan langsung dari Seoul ke negara-negara Asia Tenggara,” jelasnya. “Kami juga berbagi banyak aspek budaya.”

Lee juga menyebut dirinya menemukan ada banyak tujuan wisata yang baik dan indah di sebagian besar negara ASEAN, termasuk di Indonesia.

“Indonesia adalah negara yang benar-benar indah. Begitu banyak atraksi dan lokasi sangat alami,” tambahnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, pelancong asal Korea Selatan yang datang ke Indonesia ada sekitar 347.185 orang.

Sementara itu, menurut data Korea Tourism Organization (KTO), Indonesia telah menyumbang sekitar 250 ribu wisatawan ke Korea Selatan pada tahun 2023. Jumlah tersebut hampir lima kali lebih banyak dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 57 ribu wisatawan.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20240912162000-33-571427/ini-alasan-mengapa-banyak-warga-hingga-idol-k-pop-datang-ke-ri

Journalist Network 2024
Korsel Buka-bukaan soal Hubungan Militer Korut-Rusia, Bikin Ngeri

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia

Foto: (via REUTERS/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)

Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan Korea Utara (Korut) dan Rusia disebut semakin kuat. Duta Besar Misi Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang Keun, mengatakan hal ini membuat was-was Korea Selatan (Korsel).

“Soal Korea Utara dan Rusia, kami sangat khawatir dengan invasi Rusia terhadap perdagangan (dengan Korut),” kata Lee dalam diskusi ‘ASEAN-Korea: Menavigasi Masa Depan Hubungan di Bawah Kemitraan Strategis Komprehensif’ yang digelar oleh Korea Foundation di Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).

Menurut Lee, hubungan Pyongyang dan Moskow bertentangan dengan prinsip-prinsip internasional. Ia menyebut Rusia telah menghasut dan mendukung apapun yang dilakukan Korut.

Melihat ke belakang, Lee menyebut dalam Perang Korea pada tahun 1950, Korut tidak melakukannya sendirian. Pyongyang mendapat dukungan negara-negara komunis lainnya, yang saat itu masih bernama Uni Soviet.

“Jadi sekarang, setelah 75 tahun, pemimpin Korea Utara (Kim Jong Un) secara terbuka berkolaborasi dengan pemimpin otoriter Rusia Vladimir Putin. Mereka melakukan kolaborasi militer secara terbuka,” paparnya.

Padahal, kata Lee, kerja sama militer dengan Korea Utara telah dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Jadi kami sangat khawatir Rusia agak menguatkan kesetiaan Korea Utara. Keduanya telah terbuka berkolaborasi setelah kedua pemimpin bertemu di Vladivostok,” aku Lee.

“Pemimpin Korea Utara dan retorika perdamaian serta perilaku mereka menjadi jauh lebih agresif setelah pertemuan tersebut,” tambahnya.

Sebagai informasi, Kim dan Putin pertama kali bertemu di Vladivostok, Rusia pada April 2019. Pertemuan perdana keduanya digelar secara empat mata dan dilaporkan membahas banyak hal, salah satunya penanganan di Semenjung Korea hingga hubungan bilateral dan oenguatan ekonomi antara kedua negara.

Beberapa tahun kemudian, giliran Putin yang menyambangi Kim di Pyongyang pada 18 Juni 2024. Ini merupakan kunjungan pertama Putin di Korut dalam 24 tahun terakhir.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyepakati untuk mengembangkan hubungan Korut-Rusia, yang telah menjadi sebuah benteng strategis untuk menjaga keadilan, perdamaian, serta keamanan internasional dan mesin untuk mempercepat pembangunan dunia multi-kutub baru.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240911182407-4-571129/korsel-buka-bukaan-soal-hubungan-militer-korut-rusia-bikin-ngeri

Journalist Network 2024
RI Disebut Bisa Jadi “Juru Selamat” Korsel vs Korut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia.

Foto: Tentara Korea Selatan mengikuti latihan militer di Paju, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Rabu, 6 Maret 2024. (AP/Ahn Young-joon)

Jakarta, CNBC Indonesia – Negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, disebut dapat menjadi jembatan yang dapat menghentikan konflik antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut).
Negara-negara ASEAN sendiri terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste yang baru bergabung pada 2022.

Duta Besar Misi Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang Keun mengatakan ASEAN memiliki peluang dan peran dalam denuklirisasi Pyongyang dan situasi di negara yang tertutup tersebut.

“Saya pikir ASEAN mungkin satu-satunya kawasan dan satu-satunya kelompok negara yang dapat memberikan dampak yang berarti pada Korea Utara,” kata Lee dalam diskusi ‘ASEAN-Korea: Menavigasi Masa Depan Hubungan di Bawah Kemitraan Strategis Komprehensif’ yang digelar oleh Foreign Policy of Community Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF) di Jakarta Selatan dikutip Rabu (11/9/2024).

Menurut Lee, negara-negara anggota ASEAN, kecuali Malaysia, telah memiliki hubungan diplomatik dengan Korut. Selain itu, Korut juga memiliki kedutaan besar di banyak negara ASEAN.

“Jadi itu berarti negara-negara ASEAN dapat memainkan peran penting dalam menjembatani, memediasi,” ungkap Lee.

“Saya tetap percaya bahwa (ini akan berhasil jika negara-negara ASEAN) terus-menerus mengirim pesan kepada mereka (Korut) untuk berhenti (menggunakan nuklir) dan kembali ke dialog,” tambahnya.

Lee sendiri menyebut pemerintahan Kim Jong Un seharusnya mengurus rakyatnya terlebih dahulu, bukan malah rezimnya.

“Saya merasa sangat kasihan ketika memikirkan warga Korea Utara. Mereka tidak memiliki kebebasan seperti Anda (warga negara-negara ASEAN),” pungkasnya.

Belum lama ini Presiden Korut Kim Jong Un mengatakan negaranya tengah membangun kekuatan untuk menambah senjata nuklirnya. Hal ini dilakukannya untuk menjamin keamanan negaranya.

Rencana memperbanyak senjata nuklir juga terjadi lantaran Korut sedang menghadapi ancaman serius dari blok Barat pengguna nuklir yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240911171542-4-571097/ri-disebut-bisa-jadi-juru-selamat-korsel-vs-korut

Journalist Network 2024
Belajar dari Korea, Indonesian-Wave perlu andalkan ekonomi kreatif
Koordinator Urusan ASEAN, Intra dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI, Joannes Ekaprasetya Tandjung (kiri) dan Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN Lee Jang-keun (kanan) dalam lokakarya “Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea” yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia bersama Korea Foundation di Jakarta, Selasa (10/09/2024). (ANTARA/Suwanti)

Jakarta (ANTARA) – Indonesia, dengan budaya dan tradisi yang melimpah, perlu mengandalkan ekonomi kreatif sebagai modal diplomasi lunak lewat Indonesian-Wave (I-Wave), sebagaimana Korea Selatan melakukannya melalui Korean-Wave (K-Wave/Hallyu).

Hal itu ditekankan oleh Joannes Ekaprasetya Tandjung, Koordinator Urusan ASEAN, Intra dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa.

“Untuk mencapai 2045 (satu abad usia RI), akankah kita masih bergantung pada batu bara dan bahan bakar fosil (dalam perdagangan)? Atau akan kah kita memperdalam hubungan dengan negara lain atas dasar pendidikan, kebudayaan, dan kreativitas?” kata dia.

Joannes, yang sempat menjabat Koordinator Fungsi Ekonomi Kreatif dan Digital di KBRI Seoul, optimistis bahwa Gelombang Indonesia juga mampu menjadi sebesar K-Wave.

“Asal dilakukan dengan strategi yang tepat, orang-orang dan pejabat pemerintahan yang tepat. Karena saya perlu mengakui, kita tidak akan bisa bekerja di sektor kreatif dan digital jika tidak mempunyai passion,” kata Joannes.

Mengutip laman resmi promosi kebudayaan Korea, istilah K-Wave muncul sejak akhir 1990-an, ketika siaran drama televisi Korea “What Is Love” menjadi sangat populer di tengah masyarakat China.

Awal 2000-an, gelombang drama Korea melanda negara Asia Timur lainnya, Jepang. Hingga hari ini, hampir tiga dekade berikutnya, gelombang tersebut terus menjangkau berbagai belahan di dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Menurut Joannes, dalam lokakarya “Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea” yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia bersama Korea Foundation tersebut, karena hal itulah Indonesia harus bekerja sama dengan Korea, yang sukses menyebarkan karya kreatifnya ke dunia luar, bukan hanya drama televisi, namun juga musik, budaya, dan kuliner.

Salah satu jalan kolaborasi yang ditempuh adalah melalui pendidikan, yakni antar-universitas. Hal itu demi mencontoh praktik terbaik bahwa pekerja seni di Korea biasanya melalui proses pendidikan tinggi formal.

“Ada sejumlah universitas, atau lembaga pendidikan tinggi setara, yang fokus melahirkan pekerja seni yang matang, … salah satunya Seoul Institute of the Arts, yang terletak di Ansan. … MoU sekarang sudah ditandatangani antara Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan Seoul Institute of the Arts (SIA),” ungkap Joannes.

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/4323735/belajar-dari-korea-indonesian-wave-perlu-andalkan-ekonomi-kreatif?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=latest_category

https://www.antaranews.com/berita/4323735/belajar-dari-korea-indonesian-wave-perlu-andalkan-ekonomi-kreatif?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=latest_category
Journalist Network 2024
Middle Power ASEAN Sebagai Dorongan Denuklirisasi Korea Utara

Peran ASEAN dibutuhkan demi stabilitas regional

Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN, Lee Jang Keun, dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia. (Dok FPCI)

Jakarta, IDN Times – ASEAN menjadi mitra dan aliansi Korea Selatan yang paling penting dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah urusan keamanan regional, karena masih belum stabil hingga sekarang.

Situasi di Semenanjung Korea sampai saat ini masih cukup tegang. Pernyataan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, yang ingin memaksimalkan kekuatan dan meningkatkan produksi senjata nuklir ketika hari kenegaraan, 9 September 2024 lalu, dianggap oleh Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN, Lee Jang Keun, telah memunculkan ketegangan tersendiri.

ASEAN, disebutkan Lee, sudah patutnya bertindak. Sebab, jarak antara ASEAN dengan Korea Utara begitu dekat dan bukan tak mungkin stabilitas keamanan regionalnya terancam dengan pernyataan Kim Jong Un.

1. Putin sempat serukan dukungan ke Korut

Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN, Lee Jang Keun, dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia. (Dok FPCI))

Tak cuma soal nuklir, tapi hubungan antara Korea Utara dengan Rusia, menurut Lee, juga jadi salah satu yang harus disorot. Keduanya dianggap menjadi mitra paling dekat untuk saat ini. Apalagi, dalam peringatan 76 tahun berdirinya Korea Utara, Presiden Rusia, Vladimir Putin, sempat menyatakan dukungannya sebagai mitra paling dekat.

“Hubungan Korea Utara dan Rusia membuat kami khawatir. Terlebih, ada rekam jejak invasi Rusia ke Ukraina. Ada protes dari negara lain saat itu. Senjata nuklir dalam skala masif dan terang-terangan belum pernah digunakan, bahkan pada masa Perang Dingin. Namun, ini membuat kita khawatir. Semua bertentangan dengan nilai-nilai tertentu,” ujar Lee dalam dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia, Selasa (10/9/2024).

2. ASEAN bisa bersikap

Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN, Lee Jang Keun, dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia. (Dok FPCI)

Secara garis besar, pernyataan dari Kim Jong Un tak sejalan dengan tiga nilai utama dari Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI), yakni Kebebasan, Kedamaian, dan Kesejahteraan. Secara khusus, salah satu inti dari KASI adalah memperluas kooperasi kerja sama keamanan regional secara komprehensif.

“ASEAN bisa bersikap, diam atau menggunakan suaranya. Kami berharap ASEAN bisa memberikan pesan kepada Korea Utara,” kata Lee.

3. Berharap ASEAN bisa menggunakan kekuatannya

Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN, Lee Jang Keun, dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia. (Dok FPCI)

ASEAN, termasuk Indonesia, dijelaskan Lee, pada dasarnya merupakan kawasan dengan kekuatan menengah atau Middle Power. Status inilah yang menguntungkan ASEAN untuk bisa mengajak dan menyerukan jalan dialog dalam menciptakan stabilitas di kawasan.

“ASEAN sudah berbeda dan kami berharap bisa menyampaikan pesan ke Korea Utara agar tak melakukannya. Terus menyampaikan pesan agar dialog, menjadi poin utama dalam menciptakan stabilitas,” ujar Lee.

Sumber: https://www.idntimes.com/news/world/satria-permana-2/middle-power-asean-sebagai-dorongan-denuklirisasi-korea-utara?page=all

Journalist Network 2024
K-Wave Bisa Jadi Model Ekonomi Kreatif Indonesia

K-Wave sudah membuktikan diri jadi raksasa

Koordinator Urusan ASEAN, Intra, dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Joannes Ekaprasetya Tandjung (kiri). (IDN Times/Satria Permana)

Jakarta, IDN Times – Ekonomi kreatif menjadi salah satu area yang paling menarik buat dibahas dan dieksplorasi dalam hubungan bilateral Indonesia dengan Korea Selatan. Harus diakui, ekonomi kreatif di Korea Selatan, jauh lebih maju dan semakin stabil perkembangannya.

Fenomena K-Wave yang dibangun sejak 1990-an dan sudah menjamur di seluruh dunia, menjadi salah satu indikatornya. Bahkan, beberapa film Korea berhasil memenangkan Piala Oscar. Salah satunya adalah Parasite yang mampu memenangkan Piala Oscar pada 2020 lalu dengan kategori Best Picture.

Parasite sebelumnya sudah memenangkan penghargaan Academy Award 92 kategori Best Original Screenplay, International Feature Film, dan Best Director.

“Apa perbedaan K-Wave denga I-Wave? Industri kreatif di Korea itu didasari atas pendidikan juga. Sejumlah universitas atau lembaga pendidikan tinggi, fokus melahirkan pekerja seni yang matang,” ujar Koordinator Urusan ASEAN, Intra, dan Ekstra Regional, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, Joannes Ekaprasetya Tandjung, dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diinisiasi Korea Foundation bersama Foreign Policy Community Indonesia, Selasa (10/9/2024).

1. Sejumlah kampus di Korea Selatan fokus bangun industri kretif

cuplikan film Parasite (dok. CJ Entertainment/Parasite)

Joannes menyatakan sejumlah universitas di Korea Selatan memang fokus untuk melahirkan tenaga ahli di industri kreatif. Salah satunya adalah Seoul Institute of the Arts, Ansan.

Dengan metode tersebut, dijelaskan Joannes, para pekerja seni di Korea Selatan jadi lebih matang. Mereka tak lagi bergantung pada penampilan fisik semata, tapi juga pada kecerdasan dan kreativitas.

“Jadi, mereka gak cuma modal tampang. Tapi, kreativitas, kecerdasan, dan pengetahuan. Mari runut siapa saja pekerja seni Korea Selatan yang lulus dari kampus ternama? Banyak,” ujar Joannes dalam sesi bertajuk ASEAN-Korea: Navigating the Future of Relationship under the Comprehensive Strategic Partnership tersebut.

2. Ada dua kunci pendukung

cuplikan film Parasite (dok. CJ Entertainment/Parasite)


Selain soal kecerdasan dan kematangan, Joannes menyatakan kunci keberhasilan K-Wave dalam merambah dunia adalah soal gairah serta minat. Keduanya akan menunjang kinerja dari para pekerja seni untuk terus memproduksi konten-konten berkelas.

“Susah kalau kita bekerja di sektor kreatif dan digital, tapi gak punya passion. Selain itu, strateginya harus tepat, orang-orang, dan pejabat pemerintahan harus tepat juga,” kata Joannes.

3. Kuncinya kerja sama antar institusi pendidikan

film Extreme Job (dok. CJ Entertainment/Extreme Job)

Indonesia, dijelaskan Joannes, sebenarnya sudah mulai mencoba membangun fondasi dari industri kreatif lewat pendidikan. Sejumlah kampus ternama bahkan telah bekerja sama dengan institusi pendidikan di Negeri Ginseng.

“Institut Kesenian Jakarta sudah tanda tangan MoU sama SIA. Ini yang didorong, kerja sama antara universitas ke universitas,” kata Joannes.

Sumber: https://www.idntimes.com/business/economy/satria-permana-2/k-wave-bisa-jadi-model-ekonomi-kreatif-indonesia?page=all

Journalist Network 2024
Dubes Korea Selatan Untuk ASEAN Lee Jang Keun Puji Keindahan Tempat Wisata Di Indonesia
Dubes Korsel untuk ASEAN Lee Jang Keun. (Foto: Paul Yoanda/Rakyat Merdeka/RM.ID)

RM.id  Rakya
t Merdeka – Tak cuma wisatawan Indonesia yang terus mengalami pening­katan dalam jumlah kunjungan ke Korea Selatan (Korsel). Sebaliknya, jumlah wisatawan Korsel yang berkunjung ke Indonesia maupun negara anggota Perhim­punan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya, juga mengalami kenaikan.

Dubes Korsel untuk ASEAN Lee Jang Keun mengatakan, meningkatnya jumlah kunju­ngan karena faktor kedekatan. Baik secara geografis maupun budaya. Hal itu yang menjadi alasan utama banyak warga Korsel berkunjung ke Indonesia, juga kawasan ASEAN.
Dubes Lee mengaku telah bertugas sebagai diplomat di bebe­rapa kawasan. Mulai dari Asia, Eropa, hingga Amerika. Penempatannya di Jakarta, merupakan pertama kalinya dia bertugas di kawasan Asia Tenggara.
“Saya segera menyadari, Korsel dan Asia Tenggara sa­ngat dekat, baik dalam jarak maupun budaya,” ucap Dubes Lee kepada para jurnalis peserta workshop program Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diselenggarakan Korea Foun­dation dan Foreign Policy Com­munity of Indonesia (FPCI), di Jakarta, Selasa (10/9/2024).


Dubes Lee bilang, akses warga Korsel ke negara-negara di Asia Tenggara juga semakin mudah. Dengan adanya penerbangan langsung dari Seoul ke kota-kota di berbagai negara di kawasan.

Dubes yang bertugas di Jakarta sejak 2023 itu menyoroti potensi pariwisata ASEAN. Hal tersebut juga menjadi faktor menarik minat banyak warga Korea.

“Semakin berkembangnya ASEAN, semakin banyak orang yang datang ke wilayah ini,” katanya.
Dubes Lee mengklaim tahu banyak soal destinasi wisata di sebagian besar negara ASEAN. Secara khusus, dia memuji Indonesia sebagai negara yang sangat indah dengan banyak tempat wisata. “Jarak satu dengan yang lain juga dekat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dubes Lee me­ngatakan, penting untuk memahami hubungan antara Korsel dan ASEAN. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai hubungan Korsel-Indonesia. Meski fokus utama banyak pihak, yakni hubungan bilateral Korsel-Indonesia. Kendati begitu, pemahaman mendalam tentang konteks ASEAN, menurutnya, sangat penting.

“Korea memiliki hubungan yang erat dengan Indonesia. Apalagi Indonesia juga bagian penting dari ASEAN, itu harus menjadi perhatian,” ucapnya.
Dia menegaskan pentingnya melihat hubungan bilateral Korsel dengan Indonesia dalam kerangka yang lebih luas, yaitu hubungan dengan ASEAN. 

Sumber: https://rm.id/baca-berita/internasional/235511/dubes-korea-selatan-untuk-asean-lee-jang-keun-puji-keindahan-tempat-wisata-di-indonesia
Journalist Network 2024
Bakal Didengar Soal Nuklir Dan Dialog Korsel Harap ASEAN Tegas Ke Korut
Dubes Korsel untuk ASEAN, Lee Jang Keun [Foto: aseanmineaction.org]

RM.id  Rakyat Merdeka – Meski belum bisa menuntaskan sejumlah permasalahan yang melibatkan anggotanya, organisasi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dipandang bisa berperan besar untuk perdamaian. Salah satunya, soal isu nuklir Korea Utara.

Seperti diketahui, ASEAN tampak “tumpul” mengatasi masalah yang terjadi di Myanmar. Namun, menurut Duta Besar Korea Selatan (Korsel) untuk ASEAN, Lee Jang Keun, ASEAN bisa berperan penting menyelesaika

n masalah antara Korsel dengan Korea Utara (Korut).

Lee mengatakan, ASEAN bisa jadi perantara dialog antara kedua Korea. Khususnya terkait isu nuklir di Semenanjung Korea. Salah satu forum yang bisa dipakai adalah, Forum Regional ASEAN (ARF). Forum ini satu-satunya forum internasional, di mana Korsel dan Korut bisa bertemu.

“Apalagi, di situasi yang makin memanas, karena pernyataan Korut yang ingin meningkatkan persenjataan nuklirnya,” kata Lee, kepada para jurnalis peserta workshop program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024 yang diselenggarakan Korea Foundation (KF) dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).

ARF dibentuk ASEAN pada 1994, sebagai wahana dialog dan konsultasi mengenai hal-hal terkait politik dan keamanan di kawasan. Forum ini kerap dihadiri negara atau organisasi internasional di luar negara-negara anggota ASEAN. Antara lain, Korsel, Korut, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Lee, ASEAN bisa mengirimkan pesan tegas kepada Korut. Sebuah pernyataan yang jelas dan tigak ambigu, terkait berbagai provokasi yang dilakukan negara yang dipimpin Kim Jong Un itu.

Dia menilai, suara ASEAN saat ini sangat penting. Maka, jika ASEAN meminta Korut berhenti, Lee yakin, negara itu akan memperhatikannya. Dia bahkan yakin, suara ASEAN tidak akan diabaikan Korut. Karena itu, penting bagi ASEAN untuk menyampaikan pernyataan yang kuat. “Bukan pernyataan yang lebih membuat nyaman,” katanya.

Lee juga berharap, agar dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN mendatang, pernyataan yang disampaikan kepada Korut lebih tegas. Bukan pernyataan yang umum. Karena dibanding 35 tahun lalu, sambungnya, posisi ASEAN kini jauh lebih kuat. “Sehingga pengaruhnya lebih besar dalam menyampaikan pesan pada Korut,” tegas Lee.

Selain itu, masih menurut Lee, ASEAN telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi besar. Karena kekuatan tersebut, maka seharusnya ada harapan. ASEAN bisa menyampaikan pada Korut, untuk berhenti melakukan hal-hal yang bisa menganggu. “Berhentilah menyalahkan dan pedulilah pada rakyat sendiri,” ucapnya.

Sebelumnya, pekan ini Pyongyang telah memberikan pandangan langka ke dalam fasilitas rahasia, untuk memproduksi uranium tingkat senjata. Kantor Berita Korut, KCNA, melaporkan hal itu, usai Kim mengunjungi fasilitas tersebut. Kim menyerukan upaya yang lebih kuat untuk “secara eksponensial” meningkatkan jumlah senjata nuklirnya.

Tidak jelas, apakah lokasi tersebut berada di kompleks nuklir utama Yongbyon milik Korut. Tapi ini adalah pengungkapan publik pertama Korut tentang fasilitas pengayaan uranium, sejak menunjukkannya di Yongbyon pada 2010.

Meski pengungkapan terbaru ini bisa jadi upaya memberikan lebih banyak tekanan pada AS dan sekutunya, gambar-gambar yang dirilis media Korut tentang daerah tersebut bisa memberikan sumber informasi berharga bagi pihak luar. Termasuk untuk memperkirakan, jumlah bahan nuklir yang telah diproduksi Korea Utara.

“Kim berulang kali menyatakan sangat puas atas kekuatan teknis luar biasa dari bidang tenaga nuklir yang dimiliki Korut,” tulis KCNA. Sejak 2022, Korut telah meningkatkan aktivitas pengujian senjata secara drastis, demi memperluas dan memodernisasi persenjataan rudal nuklirnya yang menargetkan AS dan Seoul. Terbaru, Korut melakukan uji peluncuran beberapa rudal balistik jarak pendek pada Kamis (12/9/2024). (*)

Sumber: https://rm.id/baca-berita/internasional/235418/bakal-didengar-soal-nuklir-dan-dialog-korsel-harap-asean-tegas-ke-korut/2

Journalist Network 2024
Dicapai Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Korea Selatan

Kerja sama ASEAN-Korsel kini jadi kemitraan strategis komprehensif. Presiden Korsel pun menilai ini menjadi bab baru.

Wakil Presiden Maruf Amin menghadiri KTT ASEAN-Korea Selatan di Vientiane, Laos, Kamis (10/10/2024).

VIENTIANE, KOMPAS — Para pemimpin negara menyepakati peningkatan kerja sama ASEAN-Korea Selatan menjadi kemitraan strategis komprehensif dalam KTT Ke-25 ASEAN-Korea Selatan di Vientiane, Laos, Kamis (10/10/2024). Penguatan kerja sama pun disambut semua pihak.

Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone saat membuka KTT ASEAN-Korea Selatan menyebutkan, peningkatan hubungan ini menunjukkan potensi besar. Selain itu, peningkatan hubungan itu juga menunjukkan aspirasi bersama dan komitmen kedua belah pihak dalam meningkatkan kontribusi pada komunitas ASEAN dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan keberlanjutan di kawasan.

”ASEAN juga sangat menghargai dukungan Korea atas sentralitas ASEAN melalui pendekatan inisiatif solidaritas ASEAN-Korea (KASI),” katanya.

Baca juga: Yoon Suk Yeol: ASEAN-Korsel, Mitra yang Saling Memerlukan dan Menguntungkan

Dokumen pernyataan bersama kemitraan strategis komprehensif ASEAN-Korea Selatan pun disepakati semua pemimpin.

Pada kesempatan itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menyambut baik peluncuran kemitraan strategis komprehensif (CSP) ASEAN-Korea Selatan ini. Menurut dia, kemitraan ini akan mendukung implementasi Pandangan ASEAN pada Indo-Pasifik (AOIP). ”Dan, (ini) mempercepat ASEAN mencapai Visi 2045,” ucap Wapres Amin.

Wakil Presiden Maruf Amin berbincang dengan para menteri yang mendampingi, seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di sela KTT ASEAN-Korea Selatan dan KTT ASEAN-Jepang di Vientiane, Laos, Kamis (10/10/2024).

Indonesia juga menyoroti transisi energi dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Transisi energi dinilai perlu untuk menghadapi krisis energi global dan dampak perubahan iklim. ”Hingga 2050, ASEAN akan membutuhkan investasi sebesar 726 juta (dollar AS) hingga 1 miliar dolar AS bagi proyek-proyek energi terbarukan. Saya berharap bersama ASEAN, Republik Korea dapat membangun kemitraan inovatif pendanaan inklusif dan penyediaan teknologi efektif guna mencapai target penggunaan energi bersih dan terbarukan,” kata Wapres.

Terkait stabilitas kawasan Indo-Pasifik, Wapres Amin berharap ketegangan di kawasan bisa dikelola melalui dialog dan komunikasi terbuka. Dia juga menyambut baik KTT Trilateral Mei lalu yang dinilai sebagai langkah penting menuju stabilitas dan perdamaian di kawasan.

PM Malaysia Anwar Ibrahim berharap kerja sama ekonomi terkait manufaktur cerdas yang akan bermanfaat pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di ASEAN.

PM Thailand Paetongtarn Shinawatra sebagai koordinator hubungan ASEAN-Korea Selatan menyampaikan apresiasi atas dukungan Korea Selatan, termasuk pada pandangan ASEAN atas Indo-Pasifik dan mekanisme yang ada di ASEAN.

Di area politik, diusulkan pula kerja sama untuk menanggulangi kejahatan transnasional seperti kejahatan siber dan maritim.

PM Malaysia Anwar Ibrahim berharap kerja sama ekonomi terkait manufaktur cerdas yang akan bermanfaat pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di ASEAN. Transformasi digital juga dinilai penting. Oleh karena itu, kerja sama untuk peningkatan kapasitas dan diversifikasi strategis pada sumber daya manusia dinilai sangat berharga.

Personel Angkatan Laut Jepang dan Australia bersama Korea Selatan dan Amerika Serikat terlibat dalam Latihan Pelindung Pasifik di Pelabuhan Sydney, Australia, Kamis (26/9/2024). Pada saat bersamaan, Kapal perang Jepang, Australia, dan Selandia Baru juga baru saja beroperasi di Selat Taiwan dan melanjutkan latihan di Laut China Selatan.

Dinilai alami kemajuan pesat

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyampaikan, ASEAN-Korea Selatan adalah saksi bahwa kerja sama politik, ekonomi, dan sosial budaya bisa mengalami kemajuan pesat. Sejak kemitraan dimulai 1989, perdagangan ASEAN-Korea Selatan sudah melompat tiga kali lipat. Adapun hubungan Korea Selatan dengan negara-negara ASEAN meningkat 37 kali lipat.

”Kemitraan komprehensif strategis ini bab baru dalam sejarah menuju masa depan bersama dan mempertahankan fokus ASEAN dalam diplomasinya dan Korea bertekad untuk bawa manfaat dari kemitraan tersebut,” katanya.

Perluasan kerja sama ekonomi dan investasi mencakup kecerdasan buatan dan sektor-sektor terkait pendidikan dan kapasitas masyarakat. Selain itu, Korea juga berharap bisa memfasilitasi suplai pertahanan militer dan kerja sama pertahanan siber di Asia Tenggara.

Kerja sama strategis bidang keamanan dinilai akan meningkatkan komunikasi otoritas dan kerja sama antarpejabat. Memanfaatkan kapabilitas dan pengalaman Korea, Presiden Yoon juga menyampaikan keinginan untuk berkontribusi pada keamanan siber, termasuk memberi pelatihan pengamanan siber serta menangkal pencurian data.

Korea juga akan mendorong peningkatan kapasitas anak muda ASEAN melalui beasiswa di beragam bidang ilmu pengetahuan.

Tentara Korea Selatan berjaga di samping kendaraan lapis baja saat menjalani latihan militer di Paju, Korsel, yang berdekatan dengan daerah perbatasan Korea Utara, 24 Januari 2024.

Unifikasi

Dalam KTT ASEAN-Korea Selatan juga muncul dukungan pada unifikasi Korea dan proliferasi nuklir di Semenanjung Korea. Terkait perkembangan teknologi nuklir di Korea, diharapkan semua negara patuh pada peraturan PBB dan regulasi internasional. ”Kami menyambut baik kerja Korea dalam mendorong unifikasi di Semenanjung Korea,” kata Anwar Ibrahim.

Presiden Yoon pun menambahkan, selama Korea Utara masih menghadirkan ancaman nuklir, sulit mencapai perdamaian abadi. Sejauh ini, pada pertengahan Agustus lalu, Presiden Yoon mengusulkan unifikasi dengan Korea Utara untuk perdamaian di Semenanjung Korea. Dia pun berharap ASEAN mendukung inisiatif ini.

Anwar Ibrahim juga mengimbau negara-negara ASEAN dan Korea untuk mendorong penghentian pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan pelaku genosida.

Soal penjajahan yang dialami Palestina, Wapres Amin juga meminta penegasan kembali atas dukungan negara-negara ASEAN dan mitra wicara untuk Palestina. ”Kita harus terus mendorong gencatan senjata permanen, distribusi bantuan kemanusiaan, dan keanggotaan penuh Palestina di PBB,” tambahnya.

Anwar Ibrahim juga mengimbau negara-negara ASEAN dan Korea untuk mendorong penghentian pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan pelaku genosida. ”Malaysia mendorong negara yang berpikiran baik untuk mendorong Palestina yang merdeka, berdaulat,” ujarnya.

Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN Lim Sungnam (empat dari kanan) menyerahkan bantuan senilai 5 juta dollar AS untuk negara-negara anggota ASEAN, Selasa (16/6/2020).

Berlangsung 35 tahun

Kemitraan dialog ASEAN-Korea Selatan dimulai tahun 1989 dan Korea Selatan menjadi mitra wicara penuh pada 1991. Tahun 2024 ini, kemitraan memasuki tahun ke-35.

Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lee Jang-Keun pada Workshop of Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada 10 September 2024 di Jakarta menyebutkan perkembangan kerja sama ASEAN-Korea Selatan mulai 2004 dengan adopsi deklarasi bersama pada kerja sama kemitraan komprehensif ASEAN-Korea Selatan, deklarasi bersama pada kemitraan strategis untuk perdamaian dan kemakmuran ASEAN-Korea Selatan pada 2010, dan pengumuman Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN (KASI) pada 2022.

Dari kemitraan dialog ASEAN-Korea Selatan ini, terjadi beberapa peningkatan. Investasi Korea ke ASEAN meningkat 118 kali dari 92 juta dollar AS pada 1989 menjadi 10,8 miliar dollar AS pada 2022. Kehadiran turis Korea ke negara-negara ASEAN juga meningkat 100 kali dari 103.727 pada 1989 menjadi 10.463.929 pada 2019. Volume perdagangan ASEAN-Korea juga meningkat 25 kali dari 8,2 miliar dollar AS pada 1989 menjadi 207 miliar dollar AS pada 2022.

Selain itu, masih ada Korea-ASEAN Digital Cooperation Flagship (KADIF) untuk mendukung inovasi digital ASEAN dengan membangun infrastruktur yang terkait kecerdasan buatan (AI) dengan nilai 30 juta dollar AS sepanjang 2024-2028. Kerja sama ini mencakup pembangunan gedung ekosistem data bersama, membuat kompetisi start up AI, menyiapkan sekolah digital AI, serta pemanfaatan AI secara lebih luas dengan konvergensi solusi AI.

Proyek kemitraan strategis komprehensif (CSP) ASEAN-Korea Selatan yang disiapkan, menurut Lee Jang-Keun, antara lain, rencana kerja sama pertahanan ASEAN-Korea Selatan, proyek keamanan siber/ASEAN cyber shield project, pembentukan kesadaran dan kapasitas maritim, serta promosi mekanisme APT (ASEAN plus three). Di samping itu, manajemen bencana ASEAN-Korea Selatan, dan pembangunan kapasitas Timor Leste.

Sumber: https://www.kompas.id/baca/internasional/2024/10/10/kemitraan-strategis-komprehensif-asean-korea-selatan-disepakati

12345678
Page 6 of 8

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net