• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

2024

Journalist Network 2024
ASEAN Didorong Perkuat Peran dalam Negosiasi Denuklirisasi Korea

Achmad Fauzy.

Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang-keun. Foto: Metro TV

Jakarta: Skeptisisme Pyongyang atas ‘Doktrin Unifikasi 15 Agustus’ rancangan Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Sek-yeol membuat perundingan denuklirisasi semakin kompleks. Duta Besar Republik Korea untuk ASEAN, Lee Jang-keun mengungkap bahwa Korea Utara (Korut) berencana melakukan eskalasi produksi nuklirnya.

“Doktrin Unifikasi 15 Agustus punya visi untuk menghadirkan perdamaian bagi kedua belah pihak. Tapi baru-baru ini Korea Utara malah mengeluarkan pernyataan untuk melipatgandakan produksi nuklirnya secara eksponensial, bahkan tanpa batas,” tegas Lee dalam diskusi ASEAN-Korea: Navigating the Future of Relationship Under the Comperhensive Startegic Partnership yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Selasa 10 September 2024.

Atas situasi ini, Lee memandang pentingnya peran konstruktif negara mitra, termasuk ASEAN.

“ASEAN tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru, keterlibatannya dalam dialog ini sangat penting. Untuk itu, para pemimpin ASEAN didorong bersikap tegas, jelas dan lugas menyuarakan penghentian program nuklir ini. Kita semua juga dapat membangun dialog dengan Korea Utara untuk fokus menciptakan kebijakan yang dapat menyejahterakan rakyat,” Ujar Lee.

Senada dengan Lee, Founder sekaligus Chairman FPCI, Dino Patti Djalal meyakini ASEAN sangat memungkinkan menjadi mediator efektif dalam isu-isu regional.

“Konsep global middle power yang ASEAN miliki adalah kunci substantif yang mampu mempengaruhi agenda regional hingga global. Middle power tentu tidak seperkasa negara super power seperti Amerika Serikat atau Tiongkok. Posisinya ada diantara itu. Inilah konsep baru di dunia kebijakan luar negeri (yang berdampak),” ungkap Dino.

Kemitraan ASEAN-Korea makin erat

Sikap tegas ASEAN terhadap peluncuran misil balistik oleh Korea Utara telah ditunjukkan dalam KTT ASEAN 2023. Sebagai respons, para Menlu menegaskan pentingnya mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB dan hukum internasional demi terciptanya stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik. 

Selain itu, kemitraan antara Korea Selatan dan ASEAN menguat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan dideklarasikannya Korean-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) pada tahun 2022. Kemitraan ini memberikan landasan yang kuat bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk keamanan regional.

Sumber: https://www.metrotvnews.com/read/NgxCV21l-asean-didorong-perkuat-peran-dalam-negosiasi-denuklirisasi-korea

Journalist Network 2024
Peneliti Korsel Beber Indonesia Wave Bisa Guncang Dunia bak Hallyu

Jakarta, CNN Indonesia — Peneliti fan K-pop dari Korea Selatan Gangsim Eom mengatakan Indonesian Wave atau gelombang Indonesia berpotensi mendunia bak Korean Wave (hallyu).
Simmi sapaanGangsim meneliti gelombang Korea di Indonesia hingga pandangan mereka soal Negeri Ginseng secara umum.

“Saya juga melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, potensial. Ini adalah negara yang dibangun atas keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika, semboyan nasional,” kata Simmi dalam sebuah diskusi di Hotel Meridien, Jakarta Pusat, Senin (9/12).

Pernyataan Simmi muncul dalam acara diskusi yang digelar Foreign Policy of Community Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF). Diskusi ini merupakan bagian dari program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024.

Simmi menilai hal yang penting untuk pasar budaya populer adalah menjadikan budaya lokal Indonesia diterjemahkan ke khalayak global, bukan cuma ke negara-negara Asia lain.

Di kesempatan itu, peneliti yang sedang menempuh pendidikan doktor di Universitas Oxford, juga membeberkan perjalanan Korean Wave yang tak terjadi dalam satu malam.

Simmi bercerita Korean Wave merupakan “proyek raksasa” Korsel yang dimulai sejak 1990-an.

Saat itu, Korsel di bawah pemerintahan Kim Dae Jung, berusaha melawan hegemoni negara tetangganya seperti China dan Jepang serta dominasi Amerika Serikat.

“Dia menekankan sumber daya manusia dan soft power [melalui industri budaya]. Kita perlu memiliki hegemoni budaya,” ungkap Simmi.

Perfilman Korsel, lanjut dia, bisa membuat konten bagus karena nilai-nilai yang dipromosikan sesuai dengan pemerintah.

Pemerintah juga harus bisa menunjukkan nilai-nilai tersebut di kancah global.

“Dengan demikian, Anda mendapat hati orang-orang, Anda tak memaksa mereka,” ujar Simmi.

Untuk mewujudkan itu, kata dia, memang perlu dukungan, konsistensi, serta anggaran dari pemerintah.

Hallyu memperoleh popularitas di sejumlah negara Asia pada pertengahan 1990-an.

Pada 1997, drama TV berjudul What Is Love tayang di China. Serial ini menduduki peringkat kedua dalam video impor China sepanjang masa. Dari sini, istilah Hallyu muncul.

Gelombang Korea kemudian mendarat di Jepang pada 2003 saat drama berjudul Winter Sonata tayang melalui NHK.

Lalu pada pertengahan 2000-an hingga awal 2010-an, penyebaran Gelombang Korea didominasi boy group dan girl group Korea seperti Big Bang, Girls’ Generation, dan Kara.

Selama periode ini, Gelombang Korea memperluas basis penggemar ke panggung global, termasuk Amerika Serikat, Amerika Latin, hingga dan Timur Tengah.

Seiring berjalannya waktu, gelombang Korea terus meluas dan mempengaruhi sektor lain seperti budaya, makanan, sastra, dan bahasa tradisional Korea, yang turut disukai penggemar.

Di Indonesia dampak Korean Wave juga terlihat dengan kemunculan banyak restoran Korea dan penggemar K-Pop.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241213205536-106-1177227/peneliti-korsel-beber-indonesia-wave-bisa-guncang-dunia-bak-hallyu.

Journalist Network 2024
Kejar 8 Persen Pertumbuhan Ekonomi, RI Bidik Sektor Riset sebagai Magnet Investasi
Diskusi seputar hubungan Indonesia-Korea yang digelar Korea Foundation dan FPCI berlangsung di Jakarta, 9 Desember 2024. (Akhmad Fauzy / Metro TV)

Jakarta: Sektor riset dan sains ASEAN tengah mengalami momentum emas sebagai tujuan investasi global. Laporan terbaru ASEAN Investment Report 2024 mengungkap, dari lima sektor investasi unggulan hanya sektor riset dan sains yang menunjukkan lonjakan signifikan, dengan pertumbuhan mencapai 6.515 persen dalam periode 2022-2023.

Angka ini menunjukkan daya tarik besar kawasan ASEAN bagi investor yang ingin mendanai inovasi dan pengembangan teknologi.

Meski investasi asing di bidang riset masih terkonsentrasi di Singapura, Indonesia memiliki peluang besar untuk ikut bersaing, terutama dengan memanfaatkan keunggulan demografi dan potensi ekonominya.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi & Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, pemerintah memberi kemudahan bagi ilmuan di tiap universitas dan lembaga penelitian eksisting untuk mematenkan hasil risetnya. Hal ini bertujuan agar riset di bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika) dapat diadopsi oleh industri.

“Pemerintah memberikan peluang untuk mempercepat proses paten bagi mereka. Setelah itu, kami akan membantu memperkenalkan hasil inovasi ini ke industri, tidak selalu ke korporasi besar, tetapi juga ke UMKM. Teknologi ini diharapkan bisa membantu UMKM meningkatkan skala, produktivitas, dan kualitas mereka sehingga dapat bersaing di pasar,” tutur Nurul Ichwan

‘Insentif Royal’ ke Sektor Riset

Potensi ini pun mendorong Indonesia mengeksplorasi investasi sektor sains dan riset sebagai katalis pertumbuhan ekonomi. Namun untuk mengoptimalkan peluang ini, Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan sumber daya manusia terampil di bidang STEM.

Profesor Riset Young-Kyung Ko dari Yonsei University berpendapat, Pemerintah Indonesia harus memberi insentif besar untuk pengembangan riset oleh kampus, BUMN hingga perusahaan swasta.

“Saya percaya bahwa pemerintah Indonesia memiliki rencana jangka panjang untuk meningkatkan sektor R&D. Ini hanya masalah kemauan dan waktu,” ujar Ko dalam sesi diskusi Indonesia 8?onomic Growth Target: How to Attract More Korean FDI? yang digelar Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, 9 Desember 2024.

“Untuk mendorong hal ini, pemerintah dapat mengatur insentif pajak atau manfaat lain bagi sektor swasta dan universitas, serta mengalokasikan anggaran negara untuk beasiswa agar mahasiswa Indonesia dapat belajar di luar negeri dan kembali dengan kontribusi positif atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru di industri sains dan teknologi,” sambungnya.

Ko juga menyoroti bagaimana Korea Selatan, dengan sumber daya alam yang terbatas, berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi besar di sektor sains dan riset.

“Anggaran nasional untuk R&D selalu meningkat bahkan ketika Korea menghadapi krisis ekonomi. Setiap grup bisnis besar di Korea memiliki pusat penelitian mereka sendiri. Hal ini terjadi karena mereka menyadari manfaat dari insentif pajak dan dukungan pemerintah, serta keuntungan inovasi yang dihasilkan untuk bisnis mereka sendiri,” jelas Ko.

Hingga tahun 2023 terdapat dua perusahaan asing yang menggelontorkan dana investasi bidang riset dan sains di Indonesia. Mereka adalah Kerry Group (Irlandia) yang fokus dalam pengembangan riset pangan, dan LG Electronics (Korea) dalam pemutakhiran inovasi perangkat elektronik, seperti teknologi hemat energi dan perangkat pintar.

Sumber: https://www.metrotvnews.com/read/kewCaJ0D-kejar-8-persen-pertumbuhan-ekonomi-ri-bidik-sektor-riset-sebagai-magnet-investasi

12345678
Page 8 of 8

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net