Riva Dessthania – CNN Indonesia
Seoul, CNN Indonesia — Sejak sekitar April lalu, Korea Selatan terus melonggarkan pembatasan perjalanan terkait pandemi Covid-19. Puncaknya, negara asal K-Pop itu telah mencabut aturan wajib karantina bagi pendatang asing yang belum divaksinasi Covid-19 per Rabu (8/6).
CNNIndonesia.com berkesempatan melancong ke Negeri Ginseng pada 29 Mei-4 Juni lalu dalam rangka program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea. Program tersebut digagas Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang berkolaborasi dengan Korea Foundation.
Dalam kesempatan itu, para rombongan wartawan Indonesia yang lolos seleksi berkesempatan mengunjungi Ibu Kota Seoul dan kota pelabuhan Busan.
Meski Korsel telah membuka pintu bagi pendatang asing, saat itu Negeri Ginseng masih memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
Pendatang asing masih diharuskan memiliki hasil tes negatif Covid-19 PCR atau antigen sebelum pergi ke Korsel. Mereka juga harus melakukan tes PCR lagi setibanya di Negeri Ginseng,
Sebelu terbang, para pelancong juga disarankan mendaftarkan diri ke Q-code lewat situs www.cov19.kdca.go.kr dan www.safe2gopass.com.
Setibanya di bandara, para pendatang juga diharuskan melewati pos pemeriksaan persayaratan kesehatan sebelum bisa masuk bagian imigrasi.
Sebelum keluar dari bandara, para pendatang bisa mengambil tes Covid-19 PCR di klinik yang sudah disediakan atau mengambil pengujiannya di klinik di luar bandara maksimal tiga hari setelah kedatangan. Biaya PCR di Korsel cukup mahal yakni kisaran 80.000 won atau setara Rp919.566.
Hampir seluruh tempat publik, restoran, bar, hingga situs wisata sudah dibuka kembali bagi turis dan warga lokal. Walaupun aturan menjaga jarak sudah tidak lagi diterapkan, pihak berwenang masih mewajibkan penggunaan masker di setiap tempat publik tertutup maupun terbuka.
Kepadatan penumpang juga sudah terlihat di kereta bawah tanah dan bus kota di Korsel, terutama di jam-jam sibuk.
Meski begitu, sejumlah tempat wisata dan pasar yang sebelum pandemi pantang sepi, saat ini masih terlihat lenggang bahkan di akhir pekan.
Sebagai contoh, area perbelanjaan di distrik Myeong-dong, Seoul. Sebelum pandemi, distrik yang disebut sebagai area belanja terbaik di Seoul itu selalu padat oleh pengunjung baik itu warga lokal hingga turis mancanegara. Sebelum pandemi, distrik perbelanjaan di area ini banyak yang buka hingga dini hari.
Namun, saat CNNIndonesia.com mengunjungi distrik itu, toko-toko tutup pukul 22.00 waktu lokal. Di siang hari, toko-toko dan bilik kaki lima di area itu bahkan banyak yang sepi.
Pemilik salah satu gerai kosmetik di Myeong-dong, Nam Sang-mi, mengatakan banyak toko yang terpaksa gulung tikar di distrik ini sejak pandemi menerjang. Sebab, sebagian besar pemasukan toko-toko kosmetik di sini adalah turis asing yang mengincar produk kecantikan Negeri Ginseng.
“Banyak teman-teman saya yang bangkrut, tidak sanggup menyewa toko di distrik paling stragis di Seoul ini. Tapi, semoga dengan relaksasi ini area belanja di sini dan pariwisata Korsel bisa bangkit lagi,” ucap Nam.
Salah satu area di Seoul yang mulai terasa “hidup” lagi adalah Itaewon. Sebagian besar resto, bar, dan kelab malam di distrik itu sudah mulai buka. Pada akhir pekan, pemuda Korsel hingga turis asing pun berkumpul di area itu.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, orang-orang tak lagi menghiraukan social distancing. Beberapa bahkan berjalan dan santai mengobrol hingga merokok bersama kolega tanpa mengenakan masker.
Sementara itu di Busan, berbagai restoran seafood dan pusat perbelanjaan diserbu turis lokal yang tengah berlibur menjelang musim panas tiba. Sejumlah hotel di pinggiran Pantai Hongdae pun terlihat ramai dengan mayoritas turis lokal.
Para pengunjung bar dan restoran juga tak lagi menghiraukan menjaga jarak meski masih mengenakan masker.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220617033628-113-810019/cerita-pelesir-ke-korsel-usai-aturan-covid-19-dilonggarkan