Korea Hadapi Ageing Population, Kesempatan Bagi RI Kirim Banyak TKI Terampil

Nadia Jovita Injilia Riso, Kumparan

Para pendaftar TKI Jateng ke Korea Selatan, saat mengisi dokumen. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan

Kerja sama yang terjadi antara Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya terbatas pada politik, keamanan global dan ekonomi saja, tapi juga terkait hubungan people to people.
Dalam bidang itu, Korea Selatan menjadi salah satu destinasi kerja untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Untuk tahun ini saja, sebanyak sekitar 20 ribu calon TKI akan berangkat untuk bekerja di Korea Selatan. Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Muhammad Takdir, mengungkapkan dalam dua dekade terakhir jumlah TKI yang mengadu nasib di Korsel, khususnya tenaga kerja terampil, meningkat dua kali lipat.

“Ada kesempatan bagi kita untuk meningkatkan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Korea Selatan. Secara khusus pekerja semi terampil yang dalam statistik meningkat. Karena distribusi pekerjaan saat ini mulai didominasi oleh tenaga kerja terampil. Saya rasa akan baik jika Indonesia fokus dalam hal ini karena Korea Selatan sedang mengalami ageing population shifting,” kata Takdir dalam Workshop Indonesian Next Generation Journalist Network Korean yang digelar FPCI dengan tema ‘Assessing Indonesia-Korea Special Strategic Partnership Towards Its 50 Years Diplomatic Relations’, Jumat (26/8) lalu.

Takdir mengatakan, pandemi COVID-19 membuat tingkat pengangguran di Indonesia menjadi tinggi. Sehingga kesempatan untuk menyerap tenaga kerja menjadi penting.

Ia melanjutkan secara statistik, ada peningkatan jumlah tenaga kerja terampil yang cukup signifikan. Berdasarkan statistik yang dikeluarkan BPS, jumlah pengangguran di Indonesia meningkat ke angka 6,26% pada 2021.

“Tantangannya adalah karena tingkat pengangguran di Indonesia. Sehingga kita perlu menemukan pasar untuk pekerja semi terampil kita untuk dikirim ke luar negeri, mendapat pekerjaan dan gaji yang layak di sana,” ujarnya.


Takdir menilai hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia. Apalagi, Korea Selatan tengah menghadapi ageing population shifting yang membuat mereka kekurangan tenaga kerja.


Fenomena ini, lanjut Takdir, tak hanya terjadi di Korea Selatan tapi negara Asia Timur lainnya seperti China, Taiwan, dan Jepang.


“Saya rasa ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk tenaga kerja kita. Ketika negara kekurangan tenaga kerja karena ageing population, kita dapat mengisi ruang itu dan mengirim tenaga kerja kita ke sana,” ungkapnya.


Takdir mendorong pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan situasi ini dengan baik. Di sisi lain, Takdir memberi catatan agar pemerintah mengirimkan TKI tak hanya terfokus dengan mereka yang berasal dari Jawa saja.

Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) berbaris sebelum diberangkatkan menuju Korea Selatan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (18/7/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pada Juni 2022, asal provinsi pekerja Indonesia didominasi Jawa. Dengan rincian 4.470 dari Jawa Timur, 4.177 dari Jawa Tengah, dan 2.779 dari Jawa Barat.


Masih berdasarkan data BP2MI, Korea Selatan menjadi negara tujuan ketiga TKI bersama Hong Kong dan Taiwan. Dari 15.641 penempatan, 942 di antaranya atau 6% berangkat ke Korea Selatan.
“Kita melihat bahwa pekerja Indonesia banyak yang berasal dari Jawa. [Sehingga] kita perlu mengembangkan distribusi pengiriman pekerja kita secara rata. Meski kita juga melihat ada tenaga kerja kita yang berasal dari timur Indonesia,” ungkapnya.


Lebih lanjut, Takdir menilai bahwa pertambangan masih menjadi sektor yang menjanjikan di Korea Selatan. Apalagi, sektor pertambangan berada di peringkat ketiga berkontribusi terhadap GDP Korea Selatan.


Berdasarkan data yang disajikan Foreign Labour Force Survey, Korea Selatan lebih banyak menyerap tenaga kerja untuk sektor pertambangan dan manufaktur sebanyak 437 ribu orang. Kemudian diikuti sektor perakitan sebanyak 375 ribu orang, sektor retail 190 ribu orang, sektor profesional 187 ribu orang, dan sektor agrikultur dan perikanan 49 ribu orang.


“Saya kira kita [Indonesia] dapat mengembangkan sekolah politeknik sehingga dapat mengembangkan keterampilan tenaga kerja di bidang pertambangan untuk dikirim ke Korea Selatan,” pungkasnya.

Tentang Indonesian Next Generation Journalist Network On Korean
Indonesian Next Generation Journalist Network On Korean adalah program yang digelar Foreign Policy Community in Indonesia (FPCI). Tahun ini merupakan penyelenggaraan Indonesia Next Generation Journalist Network On Korea yang kedua.


Tahun ini, FPCI memilih 15 jurnalis untuk mengikuti workshop yang mendiskusikan masa depan hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan, khususnya dalam menyambut perayaan ke-50 kerja sama kedua negara tahun depan.

Source: https://kumparan.com/kumparannews/1ylGHXkdUfR?shareID=GcrimLjhoDwN&utm_source=App&utm_medium=copy-to-clipboard