• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

2021

2021
Kangen ke Korea Selatan? Ini 6 Tips Pelesir Saat Pelonggaran Aturan COVID-19

Tanti Yulianingsih – Liputan6.com




Kota Seoul, Korea Selatan di tengah pelonggaran aturan COVID-19. (Liputan6.com/ Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Seoul – Pandemi COVID-19 memang belum dinyatakan usai. Kendati demikian sejumlah negara sudah mulai melonggarkan aturan bagi pelaku perjalanan luar negeri atau wisatawan mancaegara (wisman). Salah satunya adalah Korea Selatan.

Turis asing yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 lengkap sudah bisa berkunjung ke Korea tanpa karantina, mulai 1 April 2022.

Wisman yang dibebaskan dari aturan karantina tujuh hari ini jika sudah mendapatkan vaksinasi lengkap sesuai syarat dan kriteria vaksin WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Korea Selatan juga mengatakan pada Rabu (6 April 2022) bahwa pihaknya mulai menambah ratusan penerbangan internasional per minggu mulai Mei, lalu terus melonggarkan langkah-langkah anti-Virus Corona ketika gelombang infeksi Varian Omicron menurun.

Liputan6.com berkesempatan merasakan pengalaman mengunjungi Korea Selatan baru-baru ini pada masa pelonggaran aturan COVID-19, dalam program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’ kerja sama Korea Foundation dan Forum Policy Community Indonesia (FPCI) dari 29 Mei hingga 4 Juni 2022.

Dalam kunjungan pada masa yang kerap disebut transisi dari pandemi ke endemi, ada baiknya para pelancong mempersiapkan sejumlah hal agar terhindar dari antrean panjang dalam proses verifikasi terkait aturan COVID-19 di negara tersebut.

Mulai dari dokumen cetak, versi digital terkait sertifikat COVID-19 hingga pengisian formulir perihal karantina.

“Dengan persiapan tersebut, kita jadi terhindar dari antrean panjang saat melewati verifikasi protokol kesehatan di Bandara Incheon, lebih enak kan jadinya,” ujar Third Secretary on Social Media and Public Diplomacy Affairs KBRI Seoul, Ratu Yulya Chaerani kepada Liputan6.com.

“Sebelum pandemi COVID-19, tidak ada antrean (untuk verifikasi protokol karantina). Jadi mereka langsung saja melenggang ke imigrasi dan keluar Bandara Incheon,” imbuh Ratu.

Berikut ini sejumlah tips yang bisa Anda ikuti demi kelancaran pelesir ke Korea Selatan:

1. Tes PCR

Aturan COVID-19 bagi para pelancong memang sudah dilonggarkan, kendati demikian masih ada sejumlah protokol kesehatan yang harus dijalankan.

Tes PCR 2 hari sebelum perjalanan, maksimum 2×24 jam, dibutuhkan untuk Anda yang berangkat dari Indonesia. Bukti hasil negatif COVID-19 dari PCR sebaiknya dicetak, karena petugas saat check-in di bandara keberangkatan akan mengeceknya. Jika luput, Anda bisa menggunakan fasilitas print di area bandara.

Rapid Antigen juga boleh, namun dengan periode maksimum 24 jam sebelum keberangkatan.

Penumpang dari Indonesia tanpa hasil tes PCR negatif dilarang naik pesawat.

Selain itu, hasil PCR juga harus dalam bahasa Inggris atau Korea, atau disertai dengan terjemahan bahasa Inggris atau Korea bersertifikat. Memiliki nama penumpang yang harus sesuai dengan nama di paspor, tanggal lahir atau nomor paspor/KTP dan nama laboratorium penerbit dan menyebutkan kapan tanggal tes dilakukan. Detail tersebut yang akan dicek oleh pihak berwenang.

2. Siapkan Bukti Vaksinasi COVID-19

Pastikan Anda sudah mendapat booster vaksinasi COVID-19 atau dosis ketiga agar lebih mudah menjalani proses verifikasi terkait protokol kesehatan COVID-19 yang masih diberlakukan.

Vaksinasi COVID-19 dosis lengkap minimum 14 hari sebelum keberangkatan.

Menurut informasi, vaksin yang diterima oleh pihak Korea Selatan adalah: AstraZeneca [SK Bioscience/Vaxzevria], Covaxin, Covishield, Covovax, Janssen, Moderna [Spikevax], Nuvaxovid [Novavax], Pfizer-BioNTech [Comirnaty], Sinopharm and Sinovac).

3. Isi Q-Code

Sebelum terbang, ada baiknya Anda mendaftarkan diri via Q-code lewat situs www.cov19ent.kdca.go.kr terkait prosedur karantina di Negeri Ginseng itu.

Di dalamnya akan diminta data diri termasuk, informasi paspor hingga kondisi kesehatan. Tanggal terakhir dilakukannya PCR sebelum terbang ke Korea Selatan atau masa berlaku PCR yang dapat diterima juga jadi salah satu poin.

Setelah melewati delapan tahapan, maka Anda akan menerima tanda proses registrasi selesai. Email pun akan dikirimkan, dan ini yang digunakan untuk mengecek keberhasilan pendaftaran. Petugas akan mengecek email yang Anda gunakan. Jika tidak sama, maka akan ada prosedur lain yang mereka terapkan.

Simpan data ini agar mudah ketika digunakan.

4. Daftar PCR Online Sebelum Keberangkatan

Langkah yang satu ini juga turut andil mempersingkat proses verifikasi Anda, sebab tak perlu mendaftar secara manual dan mengantre di bandara lagi. Pantauan Liputan6.com, mereka yang belum mendaftar di situs safe2go harus masuk jalur antrean lebih panjang, jika dibandingkan dengan yang sudah mendaftar sebelum keberangkatan.

Setelah itu, Anda akan melakukan proses verifikasi paspor mandiri, lalu diarahkan ke lokasi PCR di Bandara Incheon. Prosesnya tak memakan waktu lama jika langsung bergegas setelah turun pesawat, hanya dibutuhkan verifikasi email dan data pada mesin yang dioperasikan petugas.

Pelancong sebelumnya diminta memakai hand sanitizer plus sarung tangan plastik.

Setelah itu, diarahkan ke loket pembayaran dan diberikan alat tes swab PCR. Lalu diminta ke lokasi PCR dengan petugas di dalam kotak kaca. 

Hasil PCR bisa diterima dalam waktu kurang dari sehari. Namun sebelum hasil PCR selesai, para pelancong diminta untuk tidak keluar hotel atau penginapan.

“Jika tidak mau tes yang antre di bandara, bisa juga ke fasilitas kesehatan di luar bandara yang disarankan, hanya saja tetap ada ketentuan batas waktunya. Jika melewati batas waktu akan ada sanksi,” ujar Joannes Ekaprasetya Tanjung, Minister Counsellor for Creative and DIgital Economy Starts Up Acceleration and Public Diplomacy KBRI Seol kepada Liputan6.com.




Sumber: https://www.liputan6.com/global/read/4981319/kangen-ke-korea-selatan-ini-6-tips-pelesir-saat-pelonggaran-aturan-covid-19

2021
Cara Korsel Buka Akses Informasi untuk Penyandang Disabilitas

Idealisa Masyrafina – Republika.id




Organisasi Community Media Foundation milik Korea di Kota Busan memfasilitasi edukasi media secara gratis ke masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BUSAN — Seorang wanita berusia lanjut menghadap kamera dengan penuh percaya diri di sebuah ruangan studio dengan latar berwarna hijau di Kota Busan, Korea Selatan. Nenek tersebut membacakan sebuah laporan berita yang akan direkam oleh kameramen studio.

Di sisi ruangan, seorang pria paruh baya duduk di kursi pembaca berita. Keduanya bukanlah reporter dan pembaca berita asli, tapi peserta pendidikan broadcasting yang diadakan di Community Media Foundation di Busan.

Organisasi milik pemerintah Korea Selatan ini didirikan untuk memperkuat komunikasi media dalam masyarakat. Saat Republika berkunjung kesana, sebuah kelas broadcasting tengah diadakan dengan peserta dari beragam usia.

Menurut Kepala Biro Hak-hak Pemirsa (Chief of Viewers Rights Bureau) Community Media Foundation Busan, Lee Seokwoo, pemandangan itu bukanlah hal yang biasa, karena organisasi tersebut dibentuk untuk memberikan edukasi mengenai media dan penyiaran kepada khayalak umum.

“Semua kami sediakan gratis untuk masyarakat umum. Mereka datang kesini untuk belajar dan merasakan pengalaman sebagai penyiar televisi,” ujar Lee Seokwoo dalam kunjungan Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea ke kantor Community Media Foundation di Busan, Kamis (2/6/2022). Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea merupakan program kerjasama antara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation.

Usai belajar dan mempraktekkan langsung siaran televisi, para peserta akan mendapatkan video hasil praktik siaran mereka tersebut. Kegiatan seperti ini rupanya cukup populer berkat organisasi pemerintah yang pertama kali didirikan di Busan ini.

Korea Selatan dikenal sebagai negara yang memiliki teknologi canggih serta industri media yang berkembang pesat. Akan tetapi, negara ini mengakui bahwa masih terdapat kesenjangan informasi bagi orang-orang yang kurang beruntung. Hal ini menjadi salah satu tujuan utama berdirinya organisasi ini.

Di organisasi yang pertama berdiri sejak tahun 2005 ini, masyarakat dari berbagai kalangan usia dapat belajar mengenai industri media dan penyiaran. Staf pengajar yang mumpuni serta alat-alat yang lengkap tersedia bagi masyarakat yang mau belajar, baik secara online maupun offline.

Organisasi ini juga menyediakan akses informasi untuk penyandang disabilitas dengan membuat berbagai program dan alat penerjemah ke dalam penyiaran informasi. Salah satu contohnya, yakni televisi yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas tunanetra dan tunarungu.




Sumber: https://republika.co.id/berita/rd58nu370/cara-korsel-buka-akses-informasi-untuk-penyandang-disabilitas

2021
Aturan Covid-19 Dilonggarkan, Korea Selatan Siap Menyambut Turis

Suci Sekarwati – Tempo.co




Pasar Kwan Jang di Seoul, Korea Selatan pada Senin, 6 Juni 2022, yang sudah dipadati. Warga tetap menggunakan masker, dan cairan pembersih tangan disediakan di gerbang masuk pasar, namun sudah tidak ada social distancing. Sumber: Suci Sekar/TEMPO

TEMPO.CO, SEOUL – Aktivitas masyarakat Korea Selatan sudah kembali normal setelah dua tahun pandemi Covid-19. Laporan Tempo dari Seoul, Korea Selatan, pasar dan tempat wisata sudah berdenyut kembali oleh warga lokal dan turis asing.

Di kawasan perbelanjaan Myeong-dong, toko-toko sudah banyak yang beroperasi kembali. Setiap lorong jalan di area itu, mulai dipenuhi warga lokal, namun belum banyak turis manca negara yang tampak di sana. Myeong-dong terkenal dikalangan para turis asing sebagai kawasan berbelanja.

Untuk menarik pembeli, sejumlah toko menawarkan diskon. Ada pula segelintir gerai yang kosong ditinggalkan penyewa.

“Cabang toko kosmetik kami di sini (Myeong-dong) tinggal tersisa satu. Covid-19 telah membuat usaha satu persatu gulung tikar,” kata seorang pramuniaga kosmetik di Myeong-dong, Senin, 6 Juni 2022.

Kawasan Myeong Dong di Seoul, Korea Selatan pada Minggu, 5 Juni 2022, yang sudah ramai kembali. Warga tetap menggunakan masker, namun sudah tidak ada social distancing. Sumber: Suci Sekar/TEMPO

Di area pasar nam dae mun, yang tak jauh dari Myeong-dong, warga lokal memadati pasar. Barisan para pedagang kaki lima, yang membuka lapak di tengah jalan, membuat sisi kiri dan kanan jalan dipadati pengunjung.

Tak ada social distancing. Namun warga tertib menggunakan masker.

Di area persimpangan di tengah pasar nam dea mun, tampak dua petugas dari Dinas Pariwisata berseragam merah. Mereka bertugas membantu turis lokal dan mancanegara asing yang tersesat di pasar itu.

Di area Myeong-dong, petugas Dinas Pariwisata ini, juga tampak bertugas sejumlah persimpangan di kawasan tersebut. Kondisi ini secara tak langsung menggambarkan kesiapan Korea Selatan menjalani new normal dan menyambut turis asing.

Pasar Kwan Jang di Seoul, Korea Selatan pada Senin, 6 Juni 2022, yang sudah dipadati. Warga tetap menggunakan masker, dan cairan pembersih tangan disediakan di gerbang masuk pasar, namun sudah tidak ada social distancing. Sumber: Suci Sekar/TEMPO

Keramaian juga terjadi di kawasan kuliner pasar Gwangjang, Seoul. Warga duduk nyaris berdempetan di kios-kios makanan. Tak ada jaga jarak, namun di setiap persimpangan dan gerbang masuk, disediakan cairan pembersih tangan.

Di transportasi umum seperti bus, warga diingatkan lewat mesin otomatis agar tetap menggunakan masker. Bus mengangkut penumpang tanpa pembatasan jumlah penumpang.

Situs koreatimes.co.kr pada 6 Juni 2022, mewartakan kasus Covid-19 di Negeri Gingeng turun dengan tajam menjadi sekitar 5 ribu kasus karena lebih sedikit warga yang melakukan tes Covid-19 selama akhir pekan.

Badan Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) melaporkan ada 5.022 kasus positif Covid-19. Dari jumlah itu, ada 17 kasus Covid-19 yang dialami oleh warga yang baru pulang dari luar negeri. Dengan begitu, total kasus Covid-19 di Korea Selatan sebanyak 18.168.708.

Kasus harian Covid-19 di Korea Selatan sudah mengalami penurunan, dari yang sebelumnya 9.835 kasus dalam sehari. Kasus harian infeksi virus corona memperlihatkan tren menurun sejak pertengahan Maret 2022.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1599098/aturan-covid-19-dilonggarkan-korea-selatan-siap-menyambut-turis/full&view=ok

2021
Kota Busan Siapkan Rp 48 T untuk Jadi Tuan Rumah World Expo 2030

Idealisa Masyrafina – Republika.id




Perwakilan Divisi Promosi Lelang Expo 2030 Kota Busan, Hwang Hyunki di Pelabuhan Busan, Jumat (3/6/22).

REPUBLIKA.CO.ID, BUSAN — Sebanyak empat negara mengajukan diri sebagai tuan rumah World Expo 2030 mendatang. Kota Busan, Korea Selatan, optimistis dapat terpilih sebagai tuan rumah pameran internasional tersebut.

Pemilihan kota tuan rumah untuk World Expo 2030 akan dilakukan pada akhir tahun 2023. Untuk mengajukan permohonan menjadi kota tuan rumah, Panitia Lelang akan memilih tema pameran yang dapat membuat simpati masyarakat di seluruh dunia.

Menurut Perwakilan Divisi Promosi Lelang Expo 2030 Hwang Hyunki, pihaknya optimistis bahwa kota Busan akan terpilih sebagai tuan rumah pameran dunia tersebut.

“Kami 100 persen optimistis bahwa Kota Busan dapat menjadi tuan rumah karena perkembangannya yang pesat, dan tema yang dipilih akan menunjukkan perkembangan tersebut ke seluruh dunia,” ujar Hwang Hyunki saat menerima rombongan Indonesia Next Generation Journalist on Korea di Pelabuhan Busan, Jumat (3/6/22). Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea merupakan program kerjasama antara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation.

World Expo 2030 akan memberikan penekanan khusus pada tampilan teknologi masa depan baru, seperti kecerdasan buatan, 6G, dan bandara dan pelabuhan pintar, untuk menunjukkan status Korea sebagai “negara pintar” terkemuka di dunia. Ini akan menjadi kesempatan untuk mencapai ketinggian baru dalam ekonomi, masyarakat, dan budaya kita pada umumnya.

Kota Busan dipilih oleh Korea Selatan untuk diajukan sebagai tuan rumah World Expo dikarenakan kota ini merupakan kota terbesar kedua setelah Seoul. Selain itu, Busan merupakan kota pelabuhan terbesar keenam dunia dengan lokasi geografisnya berada di persimpangan Eurasia dan Samudera Pasifik, sehingga memiliki aksesibilitas tinggi.

Saat ini, pembangunan besar-besaran tengah dilakukan di Busan dan menurut Hwang, pameran ini akan menunjukkan bahwa kota ini dibangun secara ramah lingkungan serta memanfaatkan artificial intelligence menuju ‘pelabuhan pintar’.

“Kami mempersiapkan anggaran sebesar 4 triliun won Korea (Rp 46,13 triliun) untuk keseluruhan proyek pembangunan Busan, dengan 2 triliun won Korea untuk fase pertama,” ungkap Hwang.

Melalui Expo 2030, kata Hwang, Korea Selatan akan menunjukkan pada dunia bahwa Busan telah berkembang dengan sangat pesat. Apalagi di zaman dahulu, Korsel merupakan negara yang sangat miskin. Pembangunan kota secara besar-besaran ini juga dimaksudkan untuk menarik lebih banyak wisatawan dan semakin meningkatkan ekonomi kota tersebut.

“Sebelumnya kami ingin menunjukkan teknologi canggih yang kami kembangkan, tapi sekarang tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan imej negara Korea Selatan dan menarik turis datang lebih banyak,” tuturnya.

World Expo diakui sebagai salah satu dari tiga acara internasional utama, bersama dengan Olimpiade dan Piala Dunia. Jika Korea mampu menyelenggarakan Pameran Terdaftar Internasional ini, maka Korea akan menjadi negara ke-7 di dunia yang menjadi tuan rumah ketiga acara internasional besar tersebut.




Sumber: https://www.republika.co.id/berita/rd29tl328/kota-busan-siapkan-rp-48-t-untuk-jadi-tuan-rumah-world-expo-2030

2021
Hubungan Indonesia – Korea Selatan Naik Kelas

Suci Sekarwati – Tempo.co




Hwang Yooshil, kiri, Direktur hubungan ASEAN Asia Divisi I Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, saat menerima rombongan wartawan Indonesia dalam program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’ di Seoul, Korea Selatan pada 31 Mei 2022. Sumber: TEMPO

TEMPO.CO, Seoul – Indonesia dan Korea Selatan sepakat meningkatkan hubungan ke dua negara ke level spesial strategic partnership atau kemitraan strategi spesial. Di kalangan negara anggota ASEAN, hanya dengan Indonesia – Korea Selatan memiliki status hubungan setinggi itu.      

“Indonesia baru-baru ini telah menjadi satu-satunya negara dari ASEAN yang punya spesial strategic partnership dengan kami. Selain Indonesia, kami membangun hubungan ini dengan Uni Emirat Arab, India dan Uzbekistan,” kata Hwang Yooshil, Direktur hubungan ASEAN Asia Divisi I Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, saat menerima rombongan wartawan Indonesia dalam program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’ di Seoul, Korea Selatan pada 31 Mei 2022.

Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto. Sumber: TEMPO

Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto saat ditemui terpisah menjelaskan spesial strategic partnership itu ibarat nasi goreng spesial pakai telur. Di bawah kerangka kerja sama ini, ribuan barang dari kedua negara tidak akan kena bea keluar-masuk. Walhasil, Sulis pun menargetkan nilai perdagangan kedua negara menjadi dua kali lipat dibanding 2021 yang tercatat USD 17 miliar (Rp 245 triliun).

Untuk mencapai target tersebut dan mengoptimalkan spesial strategic partnership sejak hari pertama menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Sulis langsung bekerja. Sulis menyerahkan credential letters ke Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada bulan lalu.

“Hari pertama datang, saya langsung bekerja, rapat dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan. Saya ini Duta Besar dengan latar belakang pengusaha, lebih gampang untuk berdagang. Saya sampai dijuluki Duta Besar Salesman karena jualan dan jualan. Kita jualan batu bara, gimana manfaatkan peluang ini hingga bekerja sama dengan YouTuber untuk bantu mempromosikan Indonesia,” kata Sulis.

Menurut Sulis, status spesial strategic partnership antara Indonesia dan Korea Selatan nanti akan menjadi komulatif perdagangan Indonesia – Korea CEPA, yang tahun lalu sudah disepakati, tetapi sampai sekarang masih ada di DPR RI. Segera setelah kesepakatan kerja sama ini disahkan oleh DPR RI, maka akan ada ribuan barang-barang yang tidak kena bea keluar-masuk antara Indonesia dan Korea Selatan.

Indonesia – Korea CEPA seharusnya diratifikasi pada semester pertama tahun ini, namun batas waktu tersebut sudah lewat sehingga Duta Besar Sulis berjanji akan mendorong agar diratifikasi lebih cepat.

Seorang wanita menyelesaikan pembuatan baju olahraga yang terinspirasi oleh serial Netflix “Squid Game” di sebuah pabrik pakaian di Seoul, Korea Selatan, 21 Oktober 2021. Pabrik garmen seluas 500 meter persegi di distrik Seongbuk, ibu kota Seoul, beroperasi penuh minggu ini, dengan benang hijau dan merah muda dijahit dengan mesin untuk memenuhi permintaan yang naik. REUTERS/Kim Hong-Ji

Sedangkan terkait presidensi Indonesia di G20, Duta Besar Sulis menjelaskan saat ini ada tiga prioritas utama dari Indonesia. Pertama tentang arsitektur kesehatan global.

Kedua, tentang transformasi energi terbarukan. Ketiga adalah transisi ke digital ekonomi.

“Ketiga prioritas itu, juga menjadi prioritas saya sebagai Duta Besar RI untuk Korea Selatan. Saya akan kejar ketiga hal tersebut menjadi program yang bisa tersampaikan di G20,” kata Sulis.

Bicara soal energi terbarukan, energi dari matahari merupakan andalan di Korea Selatan. Indonesia sudah memulai, namun masih terkendala peraturan. Kementerian ESDM sudah mengeluarkan peraturan, namun dari pihak pelaksana, yakni PLN masih belum sepenuhnya menerima.

“Ini adalah hambatan yang mungkin menjadi PR kita bersama. Padahal, investor di sini (Korea Selatan) sudah siap-siap membuat panel tenaga surya dengan pembatasan-pembatasan atau pun syarat tertentu yang sesuai dengan SNI atau lokal konten dan lainnya, kendati lokal konten kita sebenarnya belum siap. Isu-isu ini Insya Allah akan berusaha saya selesaikan,” kata Sulis.

Di sektor ketenagakerjaan, selain program yang ada saat ini G to G, Indonesia juga sedang merintis kerja sama P to P atau private to private. Program P to P ini, nantinya akan terbuka untuk yang tenaga kerja terampil dan tenaga kerja semi-terampil.

G to G rata-rata umumnya hanya diisi pekerja di sektor manufaktur dan perikanan. Sektor ini gajinya sangat minimum dan banyak menimbulkan masalah ilegal misalnya overstay dan muncul konflik dengan majikan karena ada hak-hak pekerja migran yang tidak dipenuhi karena dia ilegal.

Sedangkan untuk beasiswa, Sulis menyebut peluang di sektor ini masih terbuka, termasuk yang berasalnya dari dana beasiswa pemerintah RI (LPDP). Banyak pula perusahaan swasta yang beroperasi di Korea Selatan sehingga membawa peluang lebih banyak beasiswa untuk putra-putra Indonesia untuk belajar di Negeri Gingseng.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1598678/hubungan-indonesia-korea-selatan-naik-kelas/full&view=ok

2021
Populasi Korea Selatan Diprediksi Turun Sepertiganya Dalam 40 tahun

Idealisa Masyrafina – Republika.id




Warga Korea Selatan berjalan di depan sebuah iklan operasi Rahang Ganda. Jumlah penduduk Korea Selatan diperkirakan akan menurun sepertiganya pada sekitar tahun 2060 menjadi sekitar 35 juta orang. Saat ini total penduduk Korsel sebesar 51,3 juta dan tingkat kematian yang tinggi serta rendahnya tingkat fertilitas negara ini menjadi faktor penurunan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Jumlah penduduk Korea Selatan diperkirakan akan menurun sepertiganya pada sekitar tahun 2060 menjadi sekitar 35 juta orang. Saat ini total penduduk Korsel sebesar 51,3 juta dan tingkat kematian yang tinggi serta rendahnya tingkat fertilitas negara ini menjadi faktor penurunan tersebut.

Berdasarkan data Statistik Korea pada Maret 2022, dilansir dari kantor berita Yonhap, tingkat kesuburan total negara itu atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita dalam hidupnya, mencapai 0,86 pada periode Januari-Maret 2022.

Andrew Eungi Kim, Profesor Ilmu Internasional Universitas Korea menjelaskan, angka tersebut jauh lebih rendah dari Jepang di angka 1,4 persen.

“Populasi Korea sudah beberapa tahun mengalami penurunan, tapi dua tahun terakhir pandemi semakin mendorong penurunan populasi. Pada sekitar 2060-2070 populasi penduduk diperkirakan anjlok sepertiganya ke 35 juta orang,” ujar Prof. Andrew Kim saat menyambut rombongan Indonesia Next Generation Journalist on Korea, di Seoul, pekan lalu. Program ini merupakan kerjasama Foreign Policy of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation.

Ia memaparkan, hal ini terjadi karena banyak anak muda menunda atau tidak menikah atau memiliki bayi di tengah perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dan meroketnya harga perumahan.

“Yang paling penting bagi anak-anak muda di Korsel adalah mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal. Karena persaingan ketat, mereka tidak ada waktu untuk memikirkan hal lainnya,” tutur Andrew Kim.

Data juga menunjukkan jumlah kematian melonjak 33,2 persen per tahun ke rekor tertinggi 103.363 pada kuartal pertama di tengah pandemi COVID-19 dan penuaan yang cepat. Pada bulan Maret, angka tersebut melonjak 67,6 persen secara tahunan ke level tertinggi baru di 44.487. Dengan demikian, populasi negara itu turun 21.526 pada bulan Maret, mewakili penurunan ke-29 bulan berturut-turut.

Korea Selatan melaporkan penurunan alami pertama dalam populasi pada tahun 2020, karena jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran. Total populasi negara itu menurun untuk pertama kalinya tahun lalu, karena tingkat kelahiran yang rendah, penuaan yang cepat dan penurunan orang asing yang masuk karena pandemi.

Sementara itu, laporan terbaru menyebutkan bahwa jumlah warga Korea Selatan yang tinggal di ibu kota Seoul menurun tajam, dan akan terus menurun dalam beberapa dekade mendatang, menurut data Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea, Senin (6/6/22).

Dilansir di The Korea Herald, total populasi penduduk asli Korea Selatan di Seoul mencapai 9,49 juta, menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan. Seoul telah dikenal luas sebagai kota berpenduduk 10 juta jiwa. Populasi Seoul, termasuk penduduk asli dan asing, pertama kali melampaui 10 juta bar pada tahun 1988. Pada tahun 1992, jumlah total penduduk di Seoul mencapai 10,97 juta.

Namun, penduduk asli kota terpadat di Korea Selatan telah menurun sejak 2010, tanpa tanda-tanda rebound yang signifikan. Pada tahun 2010, populasi Korea Selatan di Seoul mencapai 10,3 juta. Namun pada tahun 2016, penduduk ibu kota Korea Selatan akhirnya turun di bawah 10 juta untuk pertama kalinya mencapai 9,99 juta. Penurunan berlanjut di tahun-tahun berikutnya, dan angkanya turun sekitar 800 ribu pada Mei tahun ini sejak 2010, data kementerian menunjukkan.

Penurunan populasi penduduk asli Korea Selatan baru-baru ini terutama disebabkan oleh penduduk yang pindah dari ibu kota ke kota-kota baru di sekitar Seoul, menurut lembaga pemikir yang dikelola pemerintah Seoul Institute. Peningkatan pasokan perumahan baru-baru ini di Provinsi Gyeonggi telah mendorong arus keluar penduduk dari Seoul yang mencari perumahan yang lebih terjangkau dan lebih besar, kata lembaga think tank tersebut. Tingkat kesuburan kota yang rendah juga berkontribusi pada penurunan tersebut, tambahnya.

Di sisi lain, populasi di sekitar Provinsi Gyeonggi meningkat pesat. Pada akhir Mei, populasi Provinsi Gyeonggi mencapai 13,58 juta, sekitar 4 juta lebih banyak dari Seoul.

Sebelumnya pada tahun 2010, kesenjangan antara populasi Seoul dan Provinsi Gyeonggi adalah 1,47 juta. Namun, populasi Provinsi Gyeonggi telah meningkat pesat mencapai 11,78 juta pada 2010. Ini melampaui 12 juta pada 2012 dan 13 juta pada 2018.

Badan statistik Korea Selatan memperkirakan bahwa populasi Seoul akan menyusut menjadi 7,2 juta pada 2050 dalam skenario terburuk, turun 25,1 persen dari 9,6 juta pada 2020, sementara total populasi negara itu akan turun menjadi 47,3 juta, turun 8,6 persen dari 51,8 juta pada tahun 2020.




Sumber: https://www.republika.co.id/berita/rd2bnq349/populasi-korea-selatan-diprediksi-turun-sepertiganya-dalam-40-tahun

2021
Korea Selatan dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Kemitraan Strategis Spesial

Idealisa Masyrafina – Republika.id




Direktur Perencana Kebijakan Kementrian Luar Negeri Korea Selatan, Park Chiyoung dan Direktur Hubungan ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Hwang Yoosil di Kementrian Luar Negeri Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Korea Selatan akan semakin meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara di Asia di bawah kepemimpinan Presiden Yoon Seokyoul. Salah satu negara Asia tersebut adalah Indonesia yang saat ini sudah memiliki kemitraan strategis spesial (special strategic partnership) dengan Korea Selatan.

Direktur Hubungan ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korea Hwang Yoosil menjelaskan, kemitraan strategis spesial memiliki status tertinggi dalam hubungan bilateral. Di ASEAN, hanya Indonesia yang memiliki status tertinggi tersebut.

“Indonesia telah menjadi satu-satunya negara dari ASEAN yang memiliki kemitraan strategis spesial dengan kami. Selain Indonesia, kami membangun hubungan ini dengan India, Uzbekistan, dan UEA,” ujar Hwang Yoosil saat menerima rombongan jurnalis Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea, di Kantor Kementerian Luar Negeri Korea, Selasa (31/5/22), lalu.

Menurut Hwang, kebijakan luar negeri di bawah Pemerintahan Presiden Yoon tidak akan mengalami banyak perubahan, terutama dalam hubungan bilateral dengan negara-negara di Asia Tenggara. Korea berencana akan lebih meningkatkan hubungan bilateral nya dengan negara-negara Asia yang menjadi kemitraan strategis nasional.

Dalam kesempatan terpisah, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto mengatakan bahwa ia telah mengingatkan langsung kepada presiden Korsel yang baru terpilih mengenai hubungan spesial kedua negara yang sudah terjalin sejak 2017.

“Saya mengingatkan kembali, bahwa pada 2017 sudah ditandatangani special strategic partnership. Satu-satunya negara yang punya hubungan spesial ini di ASEAN baru Indonesia,” kata Sulis di KBRI Seoul.

Sebagai Dubes yang baru ditempatkan di Korea Selatan, Sulis menargetkan untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara menjadi dua kali lipat dari USD 17 miliar (Rp 245,78 triliun) pada 2021.

Hal ini akan dapat dicapai apabila kesepakatan Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) segara disahkan regulasinya oleh Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Melalui CEPA, ribuan barang dari kedua negara akan bebas bea keluar-masuk.

“Harusnya semester pertama sudah disahkan, lebih cepat lebih baik. Saya akan dorong, target baru dua bulan lagi,” ujar Dubes yang sebelumnya merupakan CEO Sinarmas.

Selain itu, Sulis tengah mendorong komoditas Indonesia untuk mensubstitusi komoditas dari negara-negara yang sedang terlibat perang seperti batu bara. Karena Korea Selatan mengimpor batu bara dari Rusia.

Kendati begitu, saat ini belum banyak batu bara produksi Indonesia yang bisa diekspor ke Korsel. Sebabnya, menurut Sulis, batu bara yang dibutuhkan oleh Korsel memiliki kalori yang lebih tinggi, seperti yang diproduksi Rusia dan Australia.

“Memang Korsel ambil batu bara dari Indonesia, tapi tidak banyak. Yang pasti, usaha ke sana sedang dilakukan, saya sudah bilang ke Kementerian Perdagangan Korsel bahwa Indonesia siap mensubstitusi kekurangan pasokan batu bara dari negara yang sedang berperang,” tutur Sulis.

Selain meningkatkan hubungan perdagangan, Sulis juga akan mendorong lebih banyak pertukaran pelajar Indonesia ke Korea.




Sumber: https://www.republika.co.id/berita/rd20wt457/korea-selatan-dan-indonesia-sepakat-tingkatkan-kemitraan-strategis-spesial

2021
Dubes Sulis: Peran Media Penting Di Kepemimpinan Indonesia G20

MUHAMMAD RUSMADI – Rakyat Merdeka RM.id




Dubes Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto Soeherman (berbaju batik di tengah) bersama pakar dan para jurnalisKorea Selatan, yang tergabung dalam Media Friends of Indonesia. (Foto: Dok. KBRI Seoul)

RM.id  Rakyat Merdeka – Tidak ada negara, masyarakat atau pun individu yang dibiarkan sendiri. No one is left behind. Inklusivitas seluruh masyarakat dunia yang disuarakan Presiden Joko Widodo, adalah pesan kunci Presidensi Indonesia pada forum G20.

Demikian penegasan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesiauntuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto Soeherman, pada media briefing Presidensi RI pada G20, Jumat (3/6).

G20 yang dipimpin Indonesia, lanjutnya, akan mengupayakan agar seluruh komponen masyarakat dunia turut maju bersama dalam roda perekonomian global.

Adapun media, ujar Dubes Sulis, sebagai corong suara masyarakat, memainkan peran krusial dalam menyampaikan pesan dari kepemimpinan Indonesia di G20.

Karena itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, ungkapnya, berinisiatif menyelenggarakan kegiatan yangbertujuan tidak hanya menggarisbawahi prioritas Presidensi RI di G20, tapi juga menjadi forummedia Korea Selatan, yang merupakan sahabat Indonesia (Media Friends of Indonesia).

Sementara Counsellor Ekonomi, Investasi dan Perdagangan, Adhyanti S Wirajuda menyampaikan paparan mengenai tiga prioritas utama G20, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, akselerasi transformasi digital dan transisi energi yang berkelanjutan.

Dia juga menyampaikan mengenai alur pertemuan G20 2022, bahwa Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah dari 441 pertemuan, dalam rangkaian G20 Pertemuan Kelompok Kerja sampai Konferensi Tingkat Tinggi untuk Kepala Negara/Pemerintahan.

Sedangkan Minister Counsellor Ekonomi Kreatif dan Digital, Percepatan Start Up sertaDiplomasi Publik, Joannes E Tandjung, menyampaikan pengaturan media asing untuk meliput rangkaian G20.

Jurnalis Korea dan asing yang tertarik meliput rangkaian G20, ujarnya, perlu mendaftar secara daring pada portal G20.

Rangkaian pertemuan G20, jelas Joannaes, akan didahului dan disertai berbagaipertemuan sideline, seperti World Conference on Creative Economy dan Next IndonesianUnicorn/Nexticorn.

Karena itu, jurnalis Korea yang berencana meliput rangkaian pertemuan G20 secara luring, dihimbau melakukan pendaftaran dalam kesempatan pertama. Pada sesi diskusi, para pimpinan media Korsel yang hadir menyampaikan tanggapannya.

Wakil Presiden The Arirang, Song Yohoon mengungkapkan, Indonesia merupakan salah satunegara di kawasan Asia Tenggara yang paling sering diliput dalam program TV Arirang. Hal ini disebabkan antara lain atas inisiatif dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai forum.

Sementara Wakil Redaktur Utama Korea Post, Joy Cho menyampaikan, Indonesia danKorea memiliki banyak kesamaan, khususnya dari aspek budaya.

Untuk itu, kolaborasi Korea Selatan dan Indonesia sebagai Tuan Rumah G20 tahun ini dapat semakin memajukan roda perekonomian dunia.

Sedangkan Direktur Center for International Financial Cooperation, Dr Yoonsok Lee menyampaikan harapan mengenai Presidensi Indonesia pada G20, agar dapat mengarahkan penguatan kerja sama antara para pelaku perbankan digital antara Indonesia dan Korsel, khususnya pada generasi muda.

Selain paparan mengenai substansi dan pengaturan media, briefing juga dijadikan kegiatan yang memperkenalkan diplomasi ekonomi kreatif dan budaya Tanah Air melalui Batik, di mana Pimpinan dan staf KBRI Seoul mengenakan Batik, yang telah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sejak 2009.

Diperkenalkan juga kuliner khas Nusantara, yaitu Soto Lamongan dan Gado-gado.

“Mirip dengan sop ayam ginseng Samgyetang. Soto mengandung banyak bumbu yangmengandung khasiat kesehatan, seperti kunyit dan bawang putih. Tidak sabar rasanya untuk mengunjungi seluruh lokasi eksotik di Indonesia untuk G20, dan menikmati ragam kuliner,”ungkap seorang jurnalis muda, Esther Chung, dari media The Joongang, setelah menikmati semangkuk Soto Lamongan.

Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Wakil Kepala Perwakilan RI, Zelda Wulan Kartika,dan pejabat terkait serta Atase Teknis di lingkup KBRI Seoul.

Sementara wakil dari empat mediacetak dan digital yang paling dikenal serta organisasi keuangan di Negeri Gingseng pun hadir secara luring.

Mereka adalah Korea Times, Korea Post, The Joongang, The Korea Economic Dailydan Center for International Financial Cooperation. Hadir juga berbagai jurnalis dari media ternama di Tanah Air secara daring.




Sumber: https://rm.id/baca-berita/internasional/127052/laporan-muhammad-rusmadi-dari-korea-selatan-dubes-sulis-peran-media-penting-di-kepemimpinan-indonesia-g20

2021
Dubes Gandi Sulistiyanto Resmikan Indonesia Centre Di Busan

MUHAMMAD RUSMADI – Rakyat Merdeka RM.id




Dubes Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto Soeherman (kanan) dan Ketua Dewan Penasehat Indonesia Centre/mantan Dubes Korea Selatan di Indonesia periode 2018-2020, Chang Beom Kim pada saat peresmian Indonesia Centre di Busan University of Foreign Studies (BUFS), Kamis (2/6). (Foto: Dok. KBRI Seoul)

RM.id  Rakyat Merdeka – Untuk pertama kalinya di Korea Selatan (Korsel), Indonesia Centre diresmikan oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto Soeherman pada Kamis (2/6).

Indonesia Centre ini didirikan di Busan University of Foreign Studies (BUFS) sebagai bentuk kerjasama KBRI di Seoul dengan BUFS. Proses pendirian Indonesia Centre ini memakan waktu enam bulan, sejak Letter of Intent ditandatangani KBRI Seoul dan BUFS, akhir Desember 2021.

Dalam sambutannya, Dubes Gandi Sulistiyanto menyampaikan apresiasi kepada Presiden BUFS, yang telah mendukung penuh pendirian Indonesia Centre ini. KBRI Seoul sangat mendorong agar Indonesia Centre di Busan dapat menjadi sarana mempercepat pemahaman budaya dan mendorong kerja sama Indonesia-Korsel yang semakin meningkat.

“Saya yakin, kerja sama budaya dapat berkontribusi pada percepatan pembangunan bagi kedua negara. Keberadaan Indonesia Centre dapat menjadi katalisator terbentuknya kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua negara untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals,” kata Dubes Sulis -sapaan akrabnya.

Berbagai kerja sama di bidang sosial budaya di Indonesia Centre juga diharapkan dapat direalisasikan sebagai rangkaian Peringatan 50 Tahun Hubungan Kerja Sama Indonesia-Korea. Indonesia Centre di Busan akan dipimpin oleh seorang Direktur, Profesor Yekyoum Kim, Dekan Fakultas Asian Studies dan Guru Besar di BUFS.

Profesor Yekyoum Kim merupakan seorang Indonesianis dan memiliki pengalaman riset dan studi yang mendalam tentang Indonesia. Indonesia Centre dalam pelaksanaannya akan dibawah pengawasan Steering Committee yang terdiri KBRI Seoul dan BUFS, serta Dewan Penasehat yang dipimpin Chang Beom Kim (Dubes Korea di Indonesia periode 2018-2020).

Bahkan menurut Profesor Yekyoum Kim, peran Indonesia Centre sebagai wujud hubungan jangka panjang people to people bagi kedua negara dalam berbagai bidang.

Untuk mendukung operasional Indonesia Centre, tiga orang tenaga magang mahasiswa Indonesia di BUFS akan dilibatkan. Aktivitas sekretariat juga didukung oleh ruangan sekretariat dari pihak BUFS.

Sebagai direktur baru di Indonesia Centre, Profesor Yekyoum Kim menyampaikan berbagai program kegiatan, antara lain dengan membuka jaringan, kolaborasi, penelitian bersama antara institusi dari Indonesia dan Korea seperti universitas dan lembaga budaya, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dari kedua negara.

“Kami sangat mengapresiasi setiap usulan kerjasama dengan semangat sinergi dan gotong royong dalam membangun Indonesia dan Korea dengan bermodalkan kekayaan sosial budaya Indonesia,” tandas Profesor Yekyoum Kim.

Sementara Presiden BUFS, Profesor Hong-Koo Kim dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan KBRI Seoul, yang telah mendirikan Indonesia Centre. Keberadaan Indonesia Centre menurutnya sejalan dengan cita-cita dan program BUFS, yang saat ini sangat disambut baik oleh banyak negara.

Keberadaan Indonesia Centre pun telah mengundang lebih banyak lagi pendirian centre-centre yang lain. Indonesia Centre di BUFS menyediakan lokasi pameran berupa buku-buku bahasa dan sastra, rumah adat dan baju tradisional, batik, peta budaya, wisata, cagar alam, panorama Indonesia, santri, dan produk UMKM Indonesia, serta tur virtual situs arkeologi Trowulan dengan memanfaatkan Virtual Reality (VR).

Dalam acara peresmian ini, panitia penyelenggara menampilkan tarian Smarasanta yang dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di Korea.

Berbagai jajanan tradisional khas Indonesia juga disuguhkan, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu undangan.




Sumber: https://rm.id/baca-berita/internasional/126898/laporan-muhammad-rusmadi-dari-korea-selatan-dubes-gandi-sulistiyanto-resmikan-indonesia-centre-di-busan

2021
Istana Presiden Korsel Diserbu Turis

MUHAMMAD RUSMADI – Rakyat Merdeka RM.id




Salah satu kejutan dari Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol ketika dilantik pada Maret 2022, dia mengumumkan, Istana Kepresidenan atau Blue House (Gedung Biru) dibuka untuk umum. Sementara Istana Kepresidenan dipindah ke Kompleks Kementerian Pertahanan di Yongsan.

Blue House pun diserbu turis!

Disebut Blue House, karena atap bangunan khas berupa 150.000 ubin buatan tangan itu berwarna biru. Selama 74 tahun terakhir warnanya tetap dipertahankan demikian.

Sementara di Indonesia, program Wisata Istana Kepresidenan (Merdeka) Jakarta mulai dibuka untuk umum pada 24 Mei 2008 (Presiden SBY), sekaligus Perayaan 100 Tahun Kebangkitan Nasional dan Visit Indonesia Year 2008.

Adapun Istana Bogor, dibuka untuk umum mulai 9 Juni 2014 selama sepekan, berkaitan Perayaan Hari Jadi ke-532 Kota Bogor, yang diperingati setiap tahun.

Tonton video: https://rm.id/nonton-video/internasional/126825/istana-presiden-korsel-diserbu-turis




Sumber: https://rm.id/nonton-video/internasional/126825/istana-presiden-korsel-diserbu-turis

123456789
Page 2 of 9

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net