• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

2021

2021
Cerita Pelesir ke Korsel usai Aturan Covid-19 Dilonggarkan

Riva Dessthania – CNN Indonesia




Seoul Tower, Seoul. (Foto: CNN Indonesia/Jonathan Patrick)

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Seoul, CNN Indonesia — Sejak sekitar April lalu, Korea Selatan terus melonggarkan pembatasan perjalanan terkait pandemi Covid-19. Puncaknya, negara asal K-Pop itu telah mencabut aturan wajib karantina bagi pendatang asing yang belum divaksinasi Covid-19 per Rabu (8/6).
CNNIndonesia.com berkesempatan melancong ke Negeri Ginseng pada 29 Mei-4 Juni lalu dalam rangka program Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea. Program tersebut digagas Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang berkolaborasi dengan Korea Foundation.

Dalam kesempatan itu, para rombongan wartawan Indonesia yang lolos seleksi berkesempatan mengunjungi Ibu Kota Seoul dan kota pelabuhan Busan.

Meski Korsel telah membuka pintu bagi pendatang asing, saat itu Negeri Ginseng masih memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

Pendatang asing masih diharuskan memiliki hasil tes negatif Covid-19 PCR atau antigen sebelum pergi ke Korsel. Mereka juga harus melakukan tes PCR lagi setibanya di Negeri Ginseng,

Sebelu terbang, para pelancong juga disarankan mendaftarkan diri ke Q-code lewat situs www.cov19.kdca.go.kr dan www.safe2gopass.com.

Setibanya di bandara, para pendatang juga diharuskan melewati pos pemeriksaan persayaratan kesehatan sebelum bisa masuk bagian imigrasi.

Sebelum keluar dari bandara, para pendatang bisa mengambil tes Covid-19 PCR di klinik yang sudah disediakan atau mengambil pengujiannya di klinik di luar bandara maksimal tiga hari setelah kedatangan. Biaya PCR di Korsel cukup mahal yakni kisaran 80.000 won atau setara Rp919.566.

Hampir seluruh tempat publik, restoran, bar, hingga situs wisata sudah dibuka kembali bagi turis dan warga lokal. Walaupun aturan menjaga jarak sudah tidak lagi diterapkan, pihak berwenang masih mewajibkan penggunaan masker di setiap tempat publik tertutup maupun terbuka.

Kepadatan penumpang juga sudah terlihat di kereta bawah tanah dan bus kota di Korsel, terutama di jam-jam sibuk. 

Meski begitu, sejumlah tempat wisata dan pasar yang sebelum pandemi pantang sepi, saat ini masih terlihat lenggang bahkan di akhir pekan.

Sebagai contoh, area perbelanjaan di distrik Myeong-dong, Seoul. Sebelum pandemi, distrik yang disebut sebagai area belanja terbaik di Seoul itu selalu padat oleh pengunjung baik itu warga lokal hingga turis mancanegara. Sebelum pandemi, distrik perbelanjaan di area ini banyak yang buka hingga dini hari. 

Namun, saat CNNIndonesia.com mengunjungi distrik itu, toko-toko tutup pukul 22.00 waktu lokal. Di siang hari, toko-toko dan bilik kaki lima di area itu bahkan banyak yang sepi.

Pemilik salah satu gerai kosmetik di Myeong-dong, Nam Sang-mi, mengatakan banyak toko yang terpaksa gulung tikar di distrik ini sejak pandemi menerjang. Sebab, sebagian besar pemasukan toko-toko kosmetik di sini adalah turis asing yang mengincar produk kecantikan Negeri Ginseng.

“Banyak teman-teman saya yang bangkrut, tidak sanggup menyewa toko di distrik paling stragis di Seoul ini. Tapi, semoga dengan relaksasi ini area belanja di sini dan pariwisata Korsel bisa bangkit lagi,” ucap Nam.

Salah satu area di Seoul yang mulai terasa “hidup” lagi adalah Itaewon. Sebagian besar resto, bar, dan kelab malam di distrik itu sudah mulai buka. Pada akhir pekan, pemuda Korsel hingga turis asing pun berkumpul di area itu.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, orang-orang tak lagi menghiraukan social distancing. Beberapa bahkan berjalan dan santai mengobrol hingga merokok bersama kolega tanpa mengenakan masker. 

Sementara itu di Busan, berbagai restoran seafood dan pusat perbelanjaan diserbu turis lokal yang tengah berlibur menjelang musim panas tiba. Sejumlah hotel di pinggiran Pantai Hongdae pun terlihat ramai dengan mayoritas turis lokal.

Para pengunjung bar dan restoran juga tak lagi menghiraukan menjaga jarak meski masih mengenakan masker.




Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220617033628-113-810019/cerita-pelesir-ke-korsel-usai-aturan-covid-19-dilonggarkan

2021
Energi Baru Terbarukan Buka Lebih Banyak Loker

MUHAMMAD RUSMADI – Rakyat Merdeka RM.id




Direktur Jenderal The Global Green Growth Institute (GGGI) Frank Rijsberman.(FB GGGI)

RM.id  Rakyat Merdeka – Upaya transisi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT), akan membuka lebih banyak lapangan kerja. Ini sebagai jawaban kekhawatiran sebagian kalangan, transisi ini akan memicu banyaknya orang kehilangan pekerjaan.

Demikian penegasan Direktur Jenderal The Global Green Growth Institute (GGGI) atau Institut Pertumbuhan Hijau Global, Frank Rijsberman. Selama ini, akunya, memang banyak diskusi dan kekha- watiran, ketika suatu negara menghentikan industri atau ekspor batu bara dan bahan fosil lainnya, akan berdampak buruk secara ekonomi.

“Menjawab ini, kami sampaikan argumentasi, telah banyak studi, misalnya di Meksiko, bahkan juga di Indonesia,” jelas Rijsberman, kepada para jurnalis peserta program The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, di Seoul, Senin, 30 Mei lalu di Kantor Pusat GGGI, Seoul, Korea Selatan.

Dia meyakinkan, jika suatu negara menerapkan Nationally Determined Contribution (NDC), atau Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional, yaitu sebuah rencana aksi iklim mengurangi emisi, dan beradaptasi dengan dampak iklim, dengan hadirnya energi baru terbarukan, akan lebih banyak lagi lowongan kerja (loker) yang tersedia.

Salah satunya, dari sisi pengembangan ekonomi hijau ramah lingkungan. Memang awalnya, lanjut mantan Direktur Program Filantropi di Google.org ini (dia memimpin program hibah inisiatif kesehatan masyarakat dan bertanggung jawab atas program dan kemitraan bidang kesehatan, tanggap bencana, geo-informatika, iklim dan perubahan adaptasi), berdampak pada hilangnya sejumlah pekerjaaan terkait dunia perminyakan.

“Tentu Pemerintah harus turut mengawal transisi ini,” tegas pemegang gelar PhD bidang Manajemen dan Perencanaan Sumber Daya Air dari Colorado State University, AS ini. Sebab, jelas Rijsberman, dampaknya akan berbeda atas setiap individu.

Sebagian ada yang mungkin kehilangan pekerjaan. Tapi ada juga yang bakal mendapatkan peluang pekerjaan. “Membuka program-program pelatihan kembali, mungkin di antara solusinya,” dia mencontohkan.

Sejauh ini, ungkapnya, pihaknya sudah melakukan sejumlah analisa. Termasuk untuk konteks Indonesia. Seperti, akan ada pekerjaan yang sifatnya temporal, misalnya terkait konstruksi. Tapi juga akan ada yang bersifat permanen.

Rijsberman memberi contoh kasus di Kolombia. Dia mengaku pernah berdiskusi dengan Menteri Keuangan Kolombia, yang menjelaskan posisi negaranya sebagai pengkespor batu bara. Juga banyaknya pabrik minyak dan gas di negara tersebut. Sehingga, menurutnya, wajar Kolombia khawatir, ketika akan berubah ke industri hijau.

Selama ini, jelas Rijsberman, pertambangan batu bara Kolombia menyerap sekitar 60 ribu lapangan kerja. Namun GGGI menunjukkan studi, setelah 15 tahun, ketika Pemerintah berinvestasi di bidang industri dan teknologi hijau di wilayah yang sama, maka jumlah lapangan kerja baru yang tercipta jauh lebih besar, dibanding jumlah yang hilang di bidang pertambangan batu bara. “Karena tersedia lebih dari 70 ribu lapangan kerja,” jelasnya lagi.

The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea diikuti 10 wartawan Indonesia. Yakni Muhammad Rusmadi (Rakyat Merdeka/ RM.id), Adhitya Ramadhan (Kompas), Ana Noviani (Bisnis Indonesia), Desca Lidya Natalia (Antara), Dian Septiari (The Jakarta Post), Idealisa Masyrafina (Republika), Laela Zahra (Metro TV), Riva Dessthania (CNN Indonesia), Suci Sekarwati (Tempo) dan Tanti Yulianingsih (Liputan6.com).




Sumber: https://rm.id/baca-berita/internasional/128650/laporan-muhammad-rusmadi-dari-korea-selatan-energi-baru-terbarukan-buka-lebih-banyak-loker

2021
Pasca Gelombang Ke-4 Covid-19, Warga Korsel Bangkit Lagi

MUHAMMAD RUSMADI – Rakyat Merdeka RM.id




Sejak Pemerintah Korea Selatan melonggarkan pembatasan pandemi Covid-19 pertengahan April 2022 lalu, sebagaimana banyak negara lainnya, warga Korsel pun mulai ramai beraktivitas.

Setidaknya ini terlihat di sejumlah tempat, di antaranya seperti di Incheon International Airport dan Stasiun “Kereta Peluru” (berkecepatan sekitar 305 km/jam, dengan kecepatan maksimum 330 km/jam) Korea Train Express (KTX) di Seoul dan Stasiun KTX di Busan.

Di awal pandemi 2020 lalu, Korea Selatan termasuk negara yang dipuji, karena dinilai mampu mengatasi pandemi virus Covid-19, hingga jadi sorotan dunia internasional.

Meski kemudian Negeri Ginseng ini malah terus mengalami serangan gelombang pandemi. Pada Agustus 2021, Korsel bahkan mengalami Gelombang Keempat, dengan lonjakan kasus, akibat varian Delta.

Tonton video: https://rm.id/nonton-video/internasional/128064/pasca-gelombang-ke4-covid19-warga-korsel-bangkit-lagi




Sumber: https://rm.id/nonton-video/internasional/128064/pasca-gelombang-ke4-covid19-warga-korsel-bangkit-lagi

2021
Busan Bersiap Menuju World Expo 2030

Suci Sekarwati – Tempo.co




Hwang Hyun-ki, staf dari Pemerintah daerah Busan bidang promosi World Expo 2030 saat memberian pemaparan pada rombongan wartawan Indonesia di bawah program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’, 3 Juni 2022. Sumber: ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta – Matahari di pantai Haeundae, Busan, pada 3 Juni 2022, bersinar cerah. Panasnya di pagi itu, tak menyengat di kulit.

Angin bertiup sepoi-sepoi. Langit menyala biru. Suara ombak terdengar seperti irama.

Anak-anak bermain di tepi pantai. Ada juga warga yang berjalan menyusuri pantai bersama anjing peliharaan mereka.   

Di depan gerbang masuk pantai Haeundae, ada deretan istana pasir. Namun hanya satu istana pasir yang ukurannya raksasa.

Istana pasir itu dibuat oleh dua seniman. Bentuknya seperti piramida dengan keempat sisinya gambar ikon-ikon dunia, seperti menara pisa di Italia dan patung liberti di Amerika. Di bagian bawah salah satu sisi istana pasir raksasa itu, tertulis logo ‘World Expo 2030 Busan, Korea’.

Suasana pantai Haeundae di Busan, Korea Selatan pada 3 Juni 2022. Sumber: Istimewa

Busan saat ini sedang bersiap mengikuti sebuah tender untuk menjadi tuan rumah ‘World Expo 2030’. Kompetitor Korea Selatan dalam tender ini adalah Arab Saudi, Rusia dan Italia.

Jika tidak ada aral melintang, Desember 2023 proses pemilihan bakal dilakukan. Menurut Hwang Hyun-ki, staf dari Pemerintah daerah Busan bidang promosi World Expo 2030, pihaknya sangat siap menghadapi kompetisi ini. Di antara alasan optimisme itu adalah Korea Selatan yang sudah cukup populer di mata dunia, salah satunya terdongkrak oleh ketenaran K-pop dan film-film Korea Selatan seperti Squid Game.   

World Expo 2030 adalah sebuah pameran yang akan diselenggarakan di negara, yang terpilih menjadi tuan rumah. Acara akan dilakukan pada tahun 2030. Dalam acara ini, akan dipaparkan sebuah visi baru bagi kemaslahatan umat manusia.

World Expo 2030 juga akan menjadi sebuah forum kerja sama untuk mengatasi segala tantangan global. Acara ini merupakan pameran dunia yang akan menjadi tempat untuk membangun konsensus antara negara maju dan negara berkembang.

Untuk bisa berkesempatan menjadi tuan rumah World Expo 2030, Pemerintah Kota Busan mengucurkan investasi pembangunan secara jor-joran. Busan adalah kota terbesar kedua di Korea Selatan setelah Ibu Kota Seoul.     

Hwang menjelaskan sebagai persiapan mengikuti tender World Expo 2030 ini, pihaknya telah mengucurkan investasi tahap pertama senilai 2 triliun won (Rp 22 triliun) dari total 5 triliun won (Rp 57 triliun) yang dianggarkan. Pemerintah Kota Busan juga mendapat bantuan dari 10 perusahaan besar di Korea Selatan untuk mempromosikan Kota Busan sebagai tuan rumah World Expo 2030.

Hwang meyakinkan kalau pun Busan tidak memenangkan tender ini, nilai investasi yang dikucurkan tidak akan sia-sia karena pembangunan yang dilakukan tetap membawa manfaat bagi perkembangan Kota. Busan adalah Kota pelabuhan terbesar di Korea Selatan, yang juga merupakan Kota metropolitan dengan populasi 3,4 juta jiwa.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1600703/busan-bersiap-menuju-world-expo-2030/full&view=ok

2021
Korea Selatan Menghadapi Masalah Populasi

Suci Sekarwati – Tempo.co




Warga Korea Selatan beraktivitas di pasar Gwanjang pada 5 Juni 2022. Sumber: Tempo

TEMPO.CO, Jakarta – Kim Eungi, Profesor bidang International Studies dari Universitas Korea mengungkap permasalahan dominan yang dihadapi anak muda Korea Selatan adalah mencari lapangan pekerjaan. Warga Korea Selatan lebih memburu pekerjaan yang settled (bukan kontrak).

“Biaya kuliah di Korea Selatan termasuk yang paling mahal di dunia setelah Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. Sudah biaya kuliah mahal, lapangan pekerjaan susah atau kadang over-qualified,” kata Kim di hadapan rombongan wartawan Indonesia, yang berkunjung ke Seoul di bawah program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’, Senin 30 Mei 2022.

Anak muda Korea Selatan juga harus bersaing dengan WNA dalam hal mencari pekerjaan. Saat ini, diperkirakan ada 2 juta WNA ikut mencari fulus di Negeri Gingseng tersebut.

Permasalahan lain yang dihadapi anak-anak muda Korea Selatan adalah menikah. Populasi Korea Selatan secara umum mengalami penurunan, sedangkan secara spesifik populasi lansia mengalami peningkatan bahkan melampaui populasi lansia di Jepang. Namun kondisi ini, belum juga mendorong anak-anak muda di Korea Selatan untuk mau punya anak.

“(Pemerintah) Korea Selatan sampai mendorong agar warganya mau berketurunan,” kata Kim.  

Korea Selatan lalu mencari solusi dari permasalahan ini dengan memberikan insentif. Contohnya, pemberian diskon bagi kepala keluarga, yang ingin membeli apartemen. Lebih banyak anak yang mereka miliki, maka lebih banyak diskon yang diberikan. Kebijakan ini disebut Kim, sudah berlaku sejak 10 tahun lalu.

Untungnya kondisi seperti ini belum berdampak pada pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. Namun secara jangka panjang, mungkin akan menimbulkan dampak karena populasi lansia menjadi lebih banyak. 

Situs koreaherald.com pada 6 Juni 2022, mewartakan data yang diterbitkan Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan memperlihatkan total penduduk asli Korea Selatan di wilayah Seoul per Mei 2022 sebesar 9,49 juta jiwa. Penurunan ini memberikan sebuah peringatan.

Di Ibu Kota Seoul, secara umum diketahui ada 10 juta jiwa penduduk. Namun jumlah itu, termasuk warga pribumi dan WNA.

Populasi Seoul tembus di atas 10 juta jiwa pertama kali terjadi pada 1988. Sedangkan pada 1992, total penduduk Ibu Kota Seoul mencapai puncaknya pada angka 10,97 juta jiwa.

Akan tetapi sejak 2010, penduduk asli Korea Selatan yang menetap di Seoul mulai menyusut dan tidak ada kenaikan angka yang mencolok. Seoul adalah Kota paling padat di Negeri Gingseng tersebut.   

Pada 2010, populasi warga Korea Selatan di Seoul sebesar 10,3 juta jiwa. Namun pada 2016, populasi Ibu Kota tersebut akhirnya turun di bawah 10 juta jiwa untuk pertama kalinya atau sebesar 9.99 juta jiwa. Semenjak itu, dari tahun ke tahun penurunan terus terjadi.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1600626/korea-selatan-menghadapi-masalah-populasi/full&view=ok

2021
6 Makanan Halal Khas Korea Selatan

Suci Sekarwati – Tempo.co





TEMPO.CO, Jakarta – Korea Selatan sudah membuka pintu bagi masuknya turis asing setelah hampir dua tahun diamuk wabah Covid-19. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi wisatawan, yang rindu pelesiran.

Pada 30 Mei – 4 Juni 2022, Tempo berkesempatan melancong ke Korea Selatan di bawah program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’ dan menemukan beberapa makanan khas Korea Selatan yang aman buat turis Muslim.

1.Jjamppong

Ini adalah mie seafood dengan kuah pedas. Selain mie, di dalamnya ada udang, kerang hijau dan cumi-cumi.

2.Kalgusu

Bahan dasar kuah kalguksu ada yang terbuat dari rebusan ayam dan ada juga yang terbuat dari kaldu rebusan ikan teri serta udang. Jadi sebelum membeli, bisa pastikan dulu pada penjual jenis kaldu yang mereka gunakan. Sedangkan mie dalam kalguksu, buatan sendiri (homemade). Dalam penyajiannya, kalguksu akan diberi taburan rumput laut.

3.Kimbab

Ini adalah nasi yang dibungkus rumput laut. Isiannya, rupa-rupa. Ada yang diisi ikan tuna, daging sapi, sosis, wortel, kimchi, lobak dan timun. Bagi turis Muslim, paling aman memilih Kimbab dengan isian sayur-mayur, yang dari sisi kocek juga lebih murah.

4.Nasi goreng kimchi

Pembeli bisa meminta agar nasi goreng kimchi, yang dipesan tidak diberi bahan tambahan lain selain telur. Sebab ada penjual yang menambahkan sosis atau daging yang sudah iris.

5.Bibimbab

Ada sejumlah penjual yang menambahkan daging dalam bibimbab. Bagi turis Muslim, amannya memesan bibimbab vegetarian, yakni aneka sayur mayur dengan nasi panas dan telur setengah matang.

6.Jajanan kaki lima

Korea Selatan juga terkenal dengan kuliner kaki limanya yang enak-enak. Di antara jajanan kaki lima yang aman buat turis Muslim adalah eomuk atau pempeknya Korea yang disajikan dengan kuah rebusan ikan. Ada juga donat kepang (Kkwabaegi), pancake isi gula dan kacang (Hotteok) serta Tteokbokki yang terbuat dari tepung beras dengan saos gochujang.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1600490/6-makanan-halal-khas-korea-selatan/full&view=ok

2021
Indonesia-South Korea CEPA Agreement

The Indonesian-South Korean Comprehensive Economic Partnership Agreement, or IK-CEPA, Trade Agreement, is being ratified. The main goal of this agreement is to prioritize the supply of coal and crude palm oil to South Korea, as supplies have been disrupted by Russia’s war on Ukraine.




Sumber: https://www.metrotvnews.com/play/NLMCRgMP-indonesia-south-korea-cepa-agreement

2021
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Masih Upayakan Denuklirisasi Korea Utara

Suci Sekarwati – Tempo.co




Detik-detik peluncuran proyektil jarak pendek di Wonsan, Korea Utara, Sabtu, 4 Mei 2019 waktu setempat. Sejumlah analis menduga Korea Utara berusaha memperkuat tekanan kepada Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un gagal mencapai kesepakatan tentang denuklirisasi dalam KTT di Hanoi, Vietnam Februari lalu. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO,  SEOUL – Korea Selatan di bawah Pemerintahan Presiden Yoon Suk-yeol akan tetap melanjutkan upaya denuklirisasi Korea Utara. Park Chi-Young, Direktur bidang perencanaan kebijakan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meyakinkan pemerintahan Korea Selatan yang baru akan menjaga keamanan nasional negara dan memperkuat aliansi.

“Kami ingin Korea Utara mengerti bahwa kami memperkuat aliansi, kami pun membuka pintu diskusi bagi hubungan damai kedua negara dan membicarakan perihal denuklirisasi dengan Korea Utara,” kata Park, dihadapan rombongan wartawan Indonesia di bawah program Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea, di Kantor Kementerian Luar Negeri Korea Selatan di Seoul, Selasa, 31 Mei 2022.

Park menyebut dialog bukanlah tujuan. Sebab tujuan Korea Selatan adalah mencapai denuklirisasi Korea Utara yang sepenuhnya.

Rombongan jurnalis Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea, saat di Kantor Kementerian Luar Negeri Korea, Selasa (31/5/22). Sumber : istimewa

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan juga sudah menawarkan sejumlah opsi kepada Korea Utara. Di antaranya, membantu Korea Utara secara ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warganya.

Korea Utara pada 5 Juni 2022 lalu, kembali melakukan uji coba senjata dengan meluncurkan delapan rudal balistik jarak pendek ke perairan lepas pantai timurnya. Peluncuran rudal itu, dilakukan sehari setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat menyelesaikan latihan militer gabungan pertama yang melibatkan kapal induk AS dalam empat tahun terakhir.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan seperti dilansir Reuters menyebut rudal-rudal itu ditembakkan dari kawasan Sunan di ibu kota Pyongyang. Sedangkan kantor berita Jepang Kyodo, mengutip sumber di pemerintah, melaporkan kalau Korea Utara meluncurkan beberapa rudal.

Peluncuran rudal oleh Korea Utara itu, juga digelar setelah kunjungan utusan khusus Amerika untuk urusan Korea Utara. Sung bertemu dengan delegasi dari Korea Selatan dan Jepang untuk mempersiapkan semua kemungkinan di tengah tanda-tanda kalau Korea Utara bersiap melakukan uji coba nuklir pertama sejak 2017.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1599490/kementerian-luar-negeri-korea-selatan-masih-upayakan-denuklirisasi-korea-utara/full&view=ok

2021
50 Tahun Hubungan Diplomatik, Korea Selatan Promosi Budaya ke Indonesia

Suci Sekarwati – Tempo.co




Lee Geun, Presiden Korea Foundation. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta – Hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Selatan pada September 2023 akan genap berusia 50 tahun. Kedua negara melakukan sejumlah upaya untuk terus menguatkan hubungan tersebut.

Di antara upaya tersebut adalah dengan didirikannya Korea Foundation (KF) di Indonesia pada Oktober 2019 lalu. Pendirian kantor cabang Korea Foundation tersebut terasa spesial karena sejauh ini kantor Korea Foundation di luar Korea Selatan, baru ada di tiga kota yakni Hanoi, Washington dan Berlin.

Lee Geun Presiden Korea Foundation dalam kesempatan jamuan rombongan wartawan ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’, menjelaskan untuk bisa mendirikan kantor cabang Korea Foundation di luar negeri bukan perkara mudah. Sebab harus mendapat izin dari Kementerian Keuangan Korea Selatan yang sangat ketat dengan anggaran.

“Jadi, ini sebuah usaha keras dari Korea Foundation untuk membuka cabang di Indonesia,” kata Lee.

Penari mengenakan pakaian adat dan menarikan tarian tradisional dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Gyeongbokgung royal palace di Seoul, Korsel, 19 Februari 2015. Tahun Baru Imlek merupakan hari libur nasional terbesar di Korea Selatan. (Chung Sung-Juni/Getty Images) 

Menurut Lee, dikabulkannya keinginan membuka kantor cabang Korea Foundation di Indonesia oleh Kementerian Keuangan Korea Selatan karena alasan pertimbangan hubungan kedua negara, strategi global dan personal network.

Sedangkan Choi Hyunsoo, Direktur Korea Foundation untuk Indonesia menjelaskan sejumlah kegiatan yang akan dilakukan Korea Foundation Indonesia dalam waktu dekat adalah menggelar webinar dengan para akademisi, mengadakan pameran seni dan membuka program belajar kelas bahasa Korea bagi WNI selama 6 bulan langsung dari Korea Selatan.

“Fokus kami adalah mempromosikan Korea Selatan di luar negeri. Ada orang-orang yang kuliah jurusan bahasa Korea di universitas – universitas dan kami berharap bisa terkoneksi dengan mereka. Kami juga ingin mempromosikan agar warga Indonesia tertarik kuliah di Korea Selatan,” kata Choi kepada Tempo.

Menurut Choi, hal lain yang akan menjadi fokus pihaknya adalah program pertukaran budaya. Contohnya menggelar pameran seni kontemporer dan acara nonton bareng film Korea Selatan. Sedangkan menyambut 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Korea Selatan, Korea Foundation Indonesia pada tahun depan berencana mengadakan pameran Korean Art, salah satunya menyajikan pertunjukan musik tradisional Korea Selatan.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1599537/50-tahun-hubungan-diplomatik-korea-selatan-promosi-budaya-ke-indonesia/full&view=ok

2021
Menengok Fasilitas Penyiaran di Busan bagi Penyandang Disabilitas

Suci Sekarwati – Tempo.co




Cho Hyowon, Asisten Manajer dari Departemen Akses Media Community Media Foundation sedang menjelaskan pemanfaatan artificial intelijen untuk membantu penyandang disabilitas mengikuti perkembangan berita pada 2 Juni 2022. Sumber: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta – Hak-hak penyandang disabilitas menjadi perhatian Pemerintah Korea Selatan. Di antaranya dengan membuka akses agar para penyandang disabilitas bisa berkarya di bidang media dan memfasilitasi mereka agar bisa mengikuti perkembangan berita.

Pada 3 Juni 2022, rombongan wartawan di bawah program ‘Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea’ berkesempatan menyambangi kantor Community Media Foundation di Busan, Korea Selatan. Yayasan ini didanai dari kocek Pemerintah Korea Selatan.

Di tempat ini, tersedia pelatihan bagaimana membuat video dan menyiarkannya. Ada juga fasilitas penyewaan alat-alat untuk merekam video. Community Media Foundation juga menggelar acara bagi komunitas penyandang disabilitas.

Latihan penyiaran radio yang difasilitasi Community Media Foundation di Busan. kredit : Korea Foundation

Community Media Foundation beroperasi di 10 Kota di Korea Selatan. Rencananya, fasilitas seperti ini akan dikembangkan menjadi total 20 kota, yang bisa diakses siapa pun, baik yang berstatus anggota Community Media Foundation, mau pun tidak.

Community Media Foundation di Busan mengembangkan program TV untuk tunanetra. Dalam program itu, terdengar narasi yang memberikan keterangan secara detail sehingga para difabel netra bisa benar-benar membayangkan apa yang sedang tampil di televisi saat itu.

Diperkirakan saat ini ada sekitar 2 juta penyandang tunanetra di Korea Selatan. Community Media Foundation juga mengembangkan teknologi bagi penyandang tuna rungu.

Para penyandang tunarungu bisa mengikuti perkembangan berita dengan melihat televisi yang sudah ditanam program artificial intelijen, yang akan menterjemahkan ke dalam bahasa isyarat isi tayangan televisi, yang sedang ditonton.

“Uang investasi yang dikucurkan untuk membangun teknologi bagi para penyandang disabilitas ini sekitar 16 miliar won (Rp 184 miliar), yang dikucurkan sejak awal pendiriannya,” kata Cho Hyowon, Asisten Manajer dari Departemen Akses Media Community Media Foundation kepada Tempo.

Selain memfasilitasi para penyandang disabilitas, Community Media Foundation juga memberikan bantuan ke lansia karena dinilai akses mereka ke media dinilai lebih sedikit. Beberapa fasilitas yang diberikan Community Media Foundation adalah penyewaan ruang studio rekaman untuk televisi, menyediakan studio bagi para penyandang tunanetra untuk mendengarkan film dan ruang latihan siaran radio. Semua fasilitas tersebut bisa digunakan warga secara cuma-cuma.




Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1599553/menengok-fasilitas-penyiaran-di-busan-bagi-penyandang-disabilitas/full&view=ok

123456789
Page 1 of 9

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net