• Home
  • Services
  • Pages
    • About 1
    • About 2
    • About 3
    • About 4
    • Our Team
    • Contact 1
    • Contact 2
    • Service 1
    • Service 2
    • Service 3
  • Portfolio
    • Column One
      • Portfolio Classic
      • Portfolio Grid
      • Portfolio Grid Overlay
      • Portfolio 3D Overlay
      • Portfolio Contain
    • Column Two
      • Portfolio Masonry
      • Portfolio Masonry Grid
      • Portfolio Coverflow
      • Portfolio Timeline Horizon
      • Portfolio Timeline Vertical
    • Column Four
      • Single Portfolio 1
      • Single Portfolio 2
      • Single Portfolio 3
      • Single Portfolio 4
      • Single Portfolio 5
    • Column Three
      • Video Grid
      • Gallery Grid
      • Gallery Masonry
      • Gallery Justified
      • Gallery Fullscreen
  • Blog
    • Blog Grid No Space
    • Blog Grid
    • Blog Masonry
    • Blog Metro No Space
    • Blog Metro
    • Blog Classic
    • Blog List
    • Blog List Circle
  • Slider
    • Column One
      • Vertical Parallax Slider
      • Animated Frame Slider
      • 3D Room Slider
      • Velo Slider
      • Popout Slider
      • Mouse Driven Carousel
    • Column Two
      • Clip Path Slider
      • Split Slick Slider
      • Fullscreen Transition Slider
      • Flip Slider
      • Horizon Slider
      • Synchronized Carousel
    • Column Three
      • Multi Layouts Slider
      • Split Carousel Slider
      • Property Clip Slider
      • Slice Slider
      • Parallax Slider
      • Zoom Slider
    • Column Four
      • Animated Slider
      • Motion Reveal Slider
      • Fade up Slider
      • Image Carousel Slider
      • Glitch Slideshow
      • Slider with other contents
  • Shop

2023

Journalist Network 2023
Beda Respons Indonesia dan Korsel dalam Konflik Gaza

Indonesia vokal dan tegas menyerukan pembelaan atas kemerdekaan Palestina. 

Fergi Nadira Bachruddin/Republika

Dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra saat mengisi lokakarya Indonesia and Korea Middlepower-ship in Changing World digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Bengkel Diplomasi, Jakarta, Jumat (8/12/2023) 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) memiliki posisi berbeda dalam menanggapi konflik antara Israel dan kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza. Meski, Jakarta dan Seoul merupakan negara dengan kekuatan menengah atau middle powers.

Sepanjang konflik Israel dan Palestina, Indonesia vokal dan tegas menyerukan pembelaan atas kemerdekaan Palestina. Dalam sejarahnya pun, posisi Indonesia terhadap Gaza di Palestina konsisten membela.

Dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra menjelaskan, bahwa Pemerintah Indonesia memiliki cara diplomasinya sendiri ketika menegaskan posisi sebagai negara dengan kekuatan menengah atau middle power nation. Kendati begitu, negara middle power seperti Korsel bisa saja memiliki cara berbeda dalam menanggapi konflik Gaza.

“Bukan berarti negara middle power atau kekuatan menengah juga harus memiliki posisi yang sama di banyak isu. Jadi yang paling penting, menurut saya, tentu saja adalah kepentingannya sendiri dalam beberapa hal, seperti nilai-nilainya, posisi dalam banyak persoalan dan kita dapat melihat perbedaan antara Korea Selatan dan Indonesia dalam kasus ini,” ujar Radityo dalam lokakarya yang dihelat Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Bengkel Diplomasi, Gedung Mayapada, Jakarta pada Jumat (8/12/2023).

Sumber: https://internasional.republika.co.id/berita/s5g6rt383/beda-respons-indonesia-dan-korsel-dalam-konflik-gaza

Journalist Network 2023
Indonesia Komitmen Lanjut Kerja Sama Pesawat Tempur dengan Korsel dan Lunasi Utangnya 

Fergi Nadira Bachruddin/Republika

Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsma Dedy Laksmono dan Chief Representative Officer Korea Aerospace Industries (KAI) Indonesia Office, Woo Bong-lee saat mengisi workshop yang digelar Kroea Foundation dan FPCI di Jakarta pada Oktober 2023. Dok: Fergi Nadira

JAKARTA – Kementerian Pertahanan RI pada Oktober 2023 menyatakan tetap akan melanjutkan kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) terkait pengembangan pesawat tempur jet tempur KF-21 Boramae atau Korea Fighter X (KFX) dan Indonesia Fighter X (IFX). Komitmen ini ditanamkan meskipun Indonesia belum dapat melunasi tunggakan yang diminta Korsel karena keterbatasan APBN.

Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsma Dedy Laksmono menyatakan, bahwa skema cost share Indonesia-Korsel ditargetkan hingga 2026. Untuk itu, Indonesia masih memiliki komitmen melanjutkan kerja sama ini dengan Seoul.

“Kerja sama dengan Korea Selatan untuk jet tempur ini adalah program prioritas nasional sehingga akan tidak akan diputus,” ujar Dedy dalam workshop bertajuk “Advancing Indonesia and South Korea’s Defense Industry Collaboration” yang digelar Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Oktober 2023 lalu di Bengkel Diplomasi FPCI.

Meski begitu, Dedy mengakui keterbatasan APBN dalam pelunasan tunggakan dengan Korsel. Dia mencatat, Kementerian Keuangan RI menyiapkan alokasi Rp1,5 triliun setiap tahunnya untuk pengembangan KF-21 dan sulit bagi Kemenhan untuk mengajukan penambahan anggaran. 

Tahun depan, kata dia, Kemenhan RI sudah mempersiapkan Rp 1,25 triliun dari kekurangan sekitar Rp 14 triliun yang harus dibayarkan. “Program negara kan siapapun pemerintahnya harus tetap melanjutkan. Cuma memang batasan pemerintah adalah APBN. Kita tidak mungkin memutus hubungan kerja sama kita dengan Korea, cuma memang bobotnya yang harus dikurangi,” terangnya.

Kemenhan berharap ke depannya kewajiban-kewajiban cost share yang ditagih pelunasannya oleh Korsel, dapat dibayarkan. Meski, ia memahami setiap pemerintahan memiliki skala prioritasnya masing-masing.

Sementara itu, Chief Representative Officer Korea Aerospace Industries (KAI) Indonesia Office, Woo Bong-lee menyatakan bahwa pihaknya masih mencermati hal ini. Dia juga berharap, pemerintah Indonesia dan Korsel bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Terlebih, kata dia, Korsel telah banyak berinvestasi untuk pengembangan KF-21 ini, termasuk berhutang pada bank. “Kami berharap pemerintah Korea Selatan tidak membuat keputusan buruk soal masalah ini. Pemerintah Indonesia dan Korea harus sama-sama berdialog untuk menegosiasikan isu ini,” tuturnya.

Pengembangan pesawat tempur KF-21/IF-X Boramae merupakan proyek bersama Indonesia dan Korea Selatan. Dalam perjanjian kontrak kerja, Korea Selatan menanggung 60 persen pembiayaan, Indonesia 20 persen, dan Korea Aerospace Industry (KAI) 20 persen. 

Dana yang harus dikeluarkan Pemerintah Indonesia untuk proyek tersebut adalah Rp 24,8 triliun. Namun, hingga kini Indonesia baru membayar 17 persen dari total biaya Rp 24,8 triliun itu. Indonesia masih berutang 83 persen atau sekitar Rp 20 triliun. 

Lewat proyek tersebut, Indonesia dan Korea Selatan akan memproduksi 168 unit jet tempur KF-21/IF-X Boramae. Sesuai pembagian pembiayaan, Indonesia akan mendapatkan 48 unit, sementara Korea Selatan 120 unit. 

Kementerian Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) menyebut purwarupa atau prototype keenam jet tempur KF-21 Boramae berhasil uji coba terbang pada 28 Juni 2023. DAPA menyatakan, pesawat tempur tersebut bisa diproduksi massal pada tahun 2026 dan dikerahkan ke Angkatan Udara Korea.

Sumber: https://chingudeul.republika.co.id/posts/262953/indonesia-komitmen-lanjut-kerja-sama-pesawat-tempur-dengan-korsel-dan-lunasi-utangnya

Journalist Network 2023
Pengusaha Korsel Masih Tunggu Perkembangan Politik Sebelum Investasi di IKN

Lee menyatakan, investasi dari Korsel dimungkinkan akan masuk ke IKN setelah pemilu.

Fergi Nadira Bachruddin/Republika

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023).

JAKARTA — Kepala Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Korea di Indonesia atau Korean Chamber of Commerce and Industry di Indonesia (Kocham) Lee Kang-hyun mengungkapkan, para pengusaha dan investor Korea Selatan (Korsel) masih bersikap wait and see untuk memutuskan berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Hal ini menyusul dinamika politik serta pemilihan umum dan presiden di Indonesia hingga tahun depan.

“IKN merupakan peluang yang sangat menarik. Namun, secara jujur, para investor masih wait and see (menunggu dan mengamati) perkembangan sampai bulan Februari (pemilu), tapi tampaknya Februari belum selesai, ya?” ujar Lee saat menjadi pembicara dalam workshop bertajuk ‘Towards Indonesia-Korea Greener Economy Partnership” yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan Korea Foundation, pada akhir Oktober lalu.

Lee menyatakan, investasi dari Korsel dimungkinkan akan masuk ke IKN setelah pemilihan umum (pemilu) di Indonesia. “Mungkin setelah terpilihnya Presiden Indonesia, akan ada kejelasan lebih lanjut mengenai investasi dan industri di IKN,” imbuhnya.

Menurut Lee, peluang kerja sama investasi untuk IKN antara kedua negara sangat mungkin terjadi dan bahkan sangat luas. Terlebih Korea Selatan memiliki pengalaman yang sama dalam memindahkan ibu kota.

“Juga dalam membangun smart city yang terlebih dahulu sudah dilakukan Korea, dan seperti halnya yang dicanangkan Pemerintah Indonesia untuk IKN,” katanya.

Kendati begitu, ia juga menekankan pentingnya konsistensi kebijakan pemerintah Indonesia itu sendiri termasuk dalam hal investasi secara umum. Dia menyoroti perubahan prioritas kebijakan di setiap perubahan kepemimpinan.

Untuk itu, ia menilai bahwa tahun depan merupakan momen penting karena adanya pilpres. Lee, yang juga merupakan bos Hyundai mencontohkan pengalamannya ketika dirinya masih bekerja di Samsung Elektronik.

Saat itu, dia mengungkapkan ada kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TDKN) tertentu sehingga Samsung membuat pabrik di Indonesia. Namun, kebijakan kemudian berubah sehingga perusahaan lain boleh hanya memiliki pusat riset dan pengembangan.

Kekhawatiran lainnya adalah mengenai relaksasi bebas pajak masuk kendaraan listrik Completely Built Up (CBU) yang diduga menguntungkan investor lain. “Sebagai investor, mengenai konsistensi sangat penting,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, isu-isu yang dijanjikan dan dikeluarkan politisi bisa berubah. Hal itu, kata dia, merupakan dinamika politik.

“Saya memastikan bahwa kebijakan investasi tidak hanya akan memberatkan pihak tertentu. Yang harus diperhatikan adalah untuk tetap menjalankan produk perekonomian Indonesia,” terangnya.

Sumber: https://ekonomi.republika.co.id/berita/s435q5490/pengusaha-korsel-masih-tunggu-perkembangan-politik-sebelum-investasi-di-ikn

Journalist Network 2023
Memandang Berita Hoaks di Korea, Begini Kata Jurnalis Korsel 

Fergi Nadira Bachruddin/Republika

Jurnalis Hankook Ilbo Media Group, Jaeyeon Moon dalam workshop FPCI dan Korean Foundation dengan peserta Indonesia next journalist network on Korea. Dok: FPCI

“Media Korea kini mulai terpolarisasi secara politis, tapi saya tidak tahu apakah kita bisa mengatakan perspektif seperti itu sebagai berita palsu atau hoaks,” ujar Jurnalis Hankook Ilbo Media Group, Jaeyeon Moon dalam workshop bertajuk “Connecting Cultures: Unveiling the Power of South Korea’s Public Diplomacy in Strengthening Seoul-Jakarta People-to-People Relations” yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan Korea Foundation, beberapa waktu lalu. 

Moon mengatakan, perusahaan media di Korsel begitu banyak, seperti media online, media surat kabar, dan media penyiaran. Menurut dia, laporan berita di Korsel kerap menunjukkan berita yang lebih provokatif dan sensitif menilik laporan berita dari berita utama.

“Ada begitu banyak media sehingga banyak orang yang kebanjiran informasi, tetapi mereka mengalami kesulitan dalam menceritakan dan kapan menguji, memantau informasi mereka, dan menelannya dengan cara yang lebih produktif bagi mereka,” tuturnya.

Media dan Hiburan Korsel

Moon mengungkapkan media di Korsel juga sangat berperan bagi industri hiburannya. Meski, Korea dalam perjalanannya mengandalkan industri manufaktur, bukan hiburan sebagai yang utama. Sebab, presentasi hiburan di Korsel hanya sekitar 0,2 persen dari PDB negara. 

“Misalnya, karena kita memasuki bisnis hiburan, memelihara citra Korea yang membuat Korea menjual bisnis manufakturnya atau lebih tepatnya, ada bintang pop seperti BTS tampil untuk iklan penyaluran mobil atau ponsel Samsung, membuat orang lebih banyak meluncur karir di bisnis manufaktur,” katanya.

“Jadi itu sebabnya mereka (industri hiburan) sangat kreatif dan keren. Jadi meskipun persentasenya cukup rendah, mereka tetap berpengaruh dalam hal pasar,” ujarnya menambahkan.

Dalam hal ini, era digital mengubah cara kerja dan sosialisasi masyarakatnya. Bahkan, krisis generasi muda di negeri yang dipimpin Yoon Suk Yeol membuat masyarakat Korea bertransformasi menjadi digital society. Semakin banyak teknologi Artificial Intelligence (AI) dimanfaatkan oleh industri manufaktur. Meski begitu, tetap saja, masih banyak sektor yang membutuhkan sentuhan manusia. 

“Saya berharap Korea dan Indonesia bisa mempererat relasi diplomatik mereka lewat pertukaran pekerja untuk program vokasi. Kerja sama ini bisa menjadi solusi yang sama-sama menguntungkan untuk kedua negara,” katanya.

Sumber: https://chingudeul.republika.co.id/posts/244936/memandang-berita-hoaks-di-korea-begini-kata-jurnalis-korsel

Journalist Network 2023
Korea Selatan Masuk 5 Besar Calon Investor Asing di IKN

Dinia Adrianjara/CNN Indonesia

Ilustrasi. Korsel disebut termasuk lima besar calon investor asing di IKN. Foto: iStockphoto/Jae Young Ju

Jakarta, CNN Indonesia — Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OKIN), Agung Wicaksono, menyebut Korea Selatan termasuk dalam lima besar calon investor asing yang sudah menyatakan minat untuk berinvestasi di IKN.
“Sejauh ini Letter of Intent, Korea Selatan di dalam lima besar setelah Singapura, Jepang, China, dan Malaysia,” kata Agung dalam workshop yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Jakarta beberapa waktu lalu.

Agung menyebut kesempatan terbuka lebar bagi investor Korea Selatan untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara.

Dia membeberkan beberapa perusahaan asal Korsel yang sudah menyatakan minatnya untuk mengucurkan modal dalam pembangunan IKN. Di antaranya Korea Land & Housing Corporation, Samsung C&T, LX International, hingga Shinhan Sekuritas Indonesia.

Agung juga mengatakan ada tiga sektor prioritas pembangunan yang diharapkan RI bisa diisi oleh pemodal dari Korea Selatan yaitu Smart City atau Kota Pintar, perumahan, dan infrastruktur konektivitas.

Di sektor pembangunan Smart City, Agung mengatakan Korsel berpeluang untuk menciptakan ekosistem kota pintar mulai dari infrastruktur telekomunikasi hingga teknologi.

Di bidang perumahan, potensi nilai investasi akan berbanding rulus dengan perkiraan pertumbuhan populasi penduduk di IKN.

Sementara itu di bidang infrstruktur konektivitas, salah satu yang tengah jadi sorotan adalah pembangunan Terowongan Immerse. Agung mengatakan saat ini perusahaan Korsel Daewoo sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangunan ini.

“Jadi, investor asing ‘are on the way’, tetapi ada proses seleksi yang harus kami jalankan terlebih dahulu,” kata dia.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240112154348-106-1048753/korea-selatan-masuk-5-besar-calon-investor-asing-di-ikn

Journalist Network 2023
RI-Korsel Disebut Punya Peluang Jadi ‘Penengah’ Konflik di Kawasan

Dinia Adrianjara/CNN Indonesia

Ilustrasi. Peran RI-Korsel sebagai negara Middle Power di kawasan. Foto: iStockphoto/Oleksii Liskonih

Jakarta, CNN Indonesia — Indonesia sebagai negara Middle Power di kawasan disebut memiliki peluang untuk menjadi penengah dalam menangani perselisihan di kawasan, dan membangun langkah-langkah yang konstruktif.
Di tengah konflik dan perselisihan di kawasan, Indonesia dan Korea Selatan selaku negara Middle Power bisa berperan penting untuk memastikan bahwa kerja sama yang sudah ada bisa menguatkan kerangka multilateral yang ada.

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Airlangga, Radityo Dharmaputra, mengatakan kapabilitas Indonesia sebagai Middle Power dalam konteks agresi Israel atas Palestina misalnya, tidak bisa mengutuk langsung Amerika Serikat di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa.

Lantas Radityo menyebut salah satu caranya adalah mengumpulkan negara-negara sekutu dengan misi yang sama, dalam forum internasional, satu suara mengenai sikap atas konflik yang sedang terjadi di tatanan internasional.

“Negara Middle Power tidak bisa melakukan seperti Amerika Serikat. Makanya kita memerlukan sikap multilateralisme,” kata Radityo dalam workshop yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan Korea Foundation, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sebagai negara dengan kekuatan menengah, Radityo menyebut Indonesia bisa menjadi mediator atau “pembangun jembatan” dengan negara-negara lain.

Beberapa langkahnya di antara lain dengan membangun platform multilateral baru, menjadi perantara untuk menyelesaikan perselisihan, serta meningkatkan kapabilitas.

“Memilih aspek diplomasi yang harus kita fokuskan. Karena kekuatan menengah tidak punya kapabilitas seperti negara besar. Kita bisa fokus pada wilayah,” kata dia.

Menyoal hubungan dengan Korea Selatan, dia mengakui ada beberapa pandangan berbeda antara kedua negara. Namun demikian, kolaborasi akan menjadi langkah yang bisa ditempuh kedua negara dalam meredakan ketegangan kekuatan global di kawasan.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240112152552-106-1048733/ri-korsel-disebut-punya-peluang-jadi-penengah-konflik-di-kawasan

Journalist Network 2023
RI Komitmen Lanjut Kerja Sama Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korsel

Dinia Adrianjara/CNN Indonesia

Korsel masih tunggu RI lunasi komitmen cost share pengembangan jet tempur KF-21. Foto: Reuters


Jakarta, CNN Indonesia — Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk melunasi utang proyek pengembangan jet tempur Korea Fighter X (KFX)-Indonesia Fighter X (IFX) atau KF-21 Boramae dengan Korea Selatan.
Hal ini usai beberapa waktu lalu, Korsel disebut kembali menagih pembayaran pembagian modal atau cost share pengembangan jet KF-21.

“Kami tetap memiliki komitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Korea Selatan,” kata Direktur Teknologi dan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Dedy Laksmono, dalam workshop Foreign Policy Community Indonesia bekerja sama dengan Korea Foundation.

Dedy mengakui bahwa alokasi dana APBN terbatas, sehingga RI sampai harus menunggak pembayaran komitmen dengan Korsel.

“Untuk tahun 2024 kami menyiapkan sebesar Rp1,25 triliun untuk membayar cost share. Namun kami menyadari ini belum cukup dengan komitmen sebelumnya,” ungkap Dedy.

“Namun komitmen kami dengan Korea Selatan tetap menjadi prioritas,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Chief Representative Officer dari Korea Aerospace Industry Woo Bong Lee menyebut Korsel telah mengupayakan yang terbaik soal kerja sama pengembangan jet tempur ini.

Dia juga mengatakan Korsel telah menggelontorkan dana yang sangat besar untuk program ini, sehingga sampai kini masih menunggu RI memenuhi komitmennya.

“Kami memanfaatkan investasi dengan baik. Kami mengalokasikan banyak dana uang, dan sekarang kami menunggu dari Indonesia. Sebagai kontraktor utama, kami masih menunggu dan tetap menjaga hubungan baik dengan Indonesia,” ujar Lee.

Korsel menggandeng Indonesia untuk bekerja sama membuat jet tempur KF-21. Proyek ini merupakan kerja sama industri pertahanan RI-Korsel bernilai 8,8 triliun won atau sekitar Rp100 triliun.

Sesuai kesepakatan, RI menanggung 20 persen pembayaran. Namun, Indonesia masih menunggak dan baru melanjutkan pembayaran pada akhir 2022.

Korsel bahkan menjadi anggota baru dalam grup elite negara produsen jet tempur supersonik usai membuat dan melakukan uji coba terbang KF-21. Korsel pun masuk negara-negara elite produsen jet tempur supersonik dari Amerika Serikat hingga Rusia.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240116010003-113-1049946/ri-komitmen-lanjut-kerja-sama-proyek-jet-tempur-kf-21-dengan-korsel

Journalist Network 2023
Soal Pengembangan IKN, Investor Korsel Disebut Masih ‘Wait and See’

Dinia Adrianjara/CNN Indonesia

Ilustrasi pembangunan di IKN. Investor Korsel disebut masih menunggu hasil Pilpres 2024 sebelum investasi di IKN. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT


Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Korea Selatan di Indonesia, Lee Kang Hyun, menyebut para investor dari Korsel masih memantau kepastian soal Pilpres 2024, untuk berinvestasi pada pengembangan Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Sebagai pengusaha yang telah puluhan tahun menetap di RI, dia menyebut para investor berharap agar pemerintah Indonesia konsisten dalam membuat kebijakan.

Terlebih, Korsel punya pengalaman dalam pengembangan kota cerdas atau smart city, yang menjadi fokus pemerintah RI pada pengembangan IKN.

“Kami investor Korea masih wait and see sampai Februari 2024. Kondisi Indonesia baik di globally dan negara lain sudah fokus pada kemajuan Indonesia,” kata Lee Kanghyun.

Hal ini disampaikan Lee dalam diskusi yang diselenggarakan Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) bekerja sama dengan Korea Foundation beberapa waktu lalu.

Lee menyebut dari kacamata investor, konsistensi dalam sistem kebijakan sangat penting. Dia mencontoh ketika masih bekerja di Samsung Electronic dengan peraturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sehingga harus membangun pabrik di Indonesia.

Namun peraturan pemerintah berubah lantaran saat perusahaan asing juga ingin membangun perusahaan di Indonesia, pemerintah hanya mengizinkan pembangunan pusat riset dan pengembangan.

“Jadi konsistensi ini penting. Bukan hanya mencari investor saja, tapi juga menjaga investor,” kata dia.

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono beberapa waktu lalu juga menyebut Korsel adalah satu dari lima besar negara calon investor asing yang berminat investasi di IKN.

Agung menyebut kesempatan terbuka lebar bagi investor Korsel untuk berinvestasi di IKN.

Dia menyebut beberapa perusahaan Korsel yang sudah menyatakan minat mengucurkan modal IKN di antaranya Korea Land & Housing Corporation, Samsung C&T, LX International, hingga Shinhan Sekuritas Indonesia.

Agung juga mengatakan ada tiga sektor prioritas pembangunan yang diharapkan RI bisa diisi oleh pemodal dari Korea Selatan yaitu Smart City atau Kota Pintar, perumahan, dan infrastruktur konektivitas.

Di sektor pembangunan Smart City, Agung mengatakan Korsel berpeluang untuk menciptakan ekosistem kota pintar mulai dari infrastruktur telekomunikasi hingga teknologi.

Di bidang perumahan, potensi nilai investasi akan berbanding lurus dengan perkiraan pertumbuhan populasi penduduk di IKN.

Sementara itu di bidang infrastruktur konektivitas, salah satu yang tengah jadi sorotan adalah pembangunan Terowongan Immerse. Agung mengatakan saat ini perusahaan Korsel Daewoo sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangunan ini.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240115233837-113-1049926/soal-pengembangan-ikn-investor-korsel-disebut-masih-wait-and-see

Journalist Network 2023
Korsel Ubah Strategi Polugri, Pilih Lebih ‘Merapat’ ke ASEAN

Dinia Adrianjara/CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia — Korea Selatan di bawah kepemimpinan Presiden Yoon Suk Yeol disebut ingin memperkuat hubungan dan terlibat proaktif dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk dengan Indonesia.

Kepala Pusat Studi ASEAN dan India di Institut Hubungan Internasional dan Keamanan Nasional Akademi Diplomatik Nasional Korsel, Choe Wongi, mengatakan kebijakan politik luar negeri Seoul kini ingin memperkuat pendekatan komprehesif dengan negara-negara di kawasan.

Profesor Choe mengakui kebijakan polugri Korsel di pemerintahan sebelumnya hanya berfokus pada kerja sama teknis dan ekonomi.

“Jika dilihat ke belakang, kami [Korsel] lebih banyak fokus di ekonomi dan kerja sama fungsional dengan partner ASEAN. Jadi kami selektif hanya fokus di ekonomi dan teknis, tidak banyak perhatian ke keamanan regional dan isu strategis lainnya,” kata Choe dalam diskusi FPCI bersama Korea Foundation beberapa waktu lalu.

Berkaca dari kebijakan pemerintahan sebelumnya, Korsel kini disebut semakin proaktif terutama dalam strategi Indo-Pasifik.

“Strategi Indo-Pasifik menjadi lebih komprehensif, tidak hanya fokus ekonomi dan fungsional meskipun perdagangan dan investasi juga sangat penting,” kata Profesor Choe.

“Namun kita tidak hanya setop di sana, tapi juga proaktif soal strategi di kawasan dan isu keamanan karena situasi internasional sekarang mengalami kemunduran,” imbuhnya.

Dia mencontohkan situasi di Laut China Selatan yang belakangan masih terus memanas, terutama di antara negara-negara Asia Tenggara yang memiliki klaim tumpang tindih dengan China.

Meski demikian, Profesor Choe menyebut sikap proaktif Korsel bukan berarti Negeri Ginseng memihak pada China maupun Amerika Serikat.

“Kami tidak mengambil sikap permusuhan dengan China, namun tetap menjaga hubungan yang saling membangun dengan China, bersamaan juga memperluas kerja sama dengan mitra di kawasan termasuk ASEAN,” kata dia.

Di bawah kepemimpinan Presiden Yoon, Korsel juga telah meluncurkan inisiatif terbaru untuk Asia Tenggara, yakni Prakarsa Solidaritas Korea-ASEAN (Korea-ASEAN Solidarity Initiative/KASI).

KASI merupakan inisiatif dalam rangka 35 tahun Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Korea, yang bertujuan memperluas kerja sama serta menanggapi tantangan regional dan internasional untuk kesejahteraan bersama.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240116032204-113-1049953/korsel-ubah-strategi-polugri-pilih-lebih-merapat-ke-asean

Journalist Network 2023
Korsel akan Bangun Tol Bawah Laut di IKN, Masuk Lima Besar Investor Asing ke Nusantara 

Dinda Juwita/Jawa Pos

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono. (Dinda Juwita/Jawa Pos)

JawaPos.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) memastikan investasi tetap masuk untuk IKN. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono menuturkan, masuknya investasi itu berasal dari investor domestik maupun investor asing.

Agung memerinci, dari 323 letter of intent (LoI) yang diteken dengan berbagai mitra, 45 persen di antaranya berasal dari investor asing. Salah satu yang masuk dan menyatakan minatnya untuk berinvestasi ke IKN yakni Korea Selatan (Korsel).

’’Korea masuk dalam top five setelah Singapura, Jepang, China, dan Malaysia,’’ ujarnya pada diskusi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation (KF) di Jakarta, akhir pekan.

Dia menjelaskan, perusahaan Korsel tersebut di antaranya Korea Land & Housing Corporation (LH), LX International, LG CNS, Samsung C&T, serta Shinhan Sekuritas Indonesia.

Menurut dia, Korsel memiliki minat besar khususnya pada tiga sektor di IKN. Yakni smart city, perumahan, dan konektivitas infrastruktur. Bahkan, Korsel juga telah menyatakan minatnya untuk membangun tol bawah laut di IKN Nusantara.

Perusahaan Daewoo Engineering & Construction akan bekerja sama dengan BUMN Hutama Karya untuk menggarapnya. Proyek senilai Rp 10 triliun ini sedang memasuki tahap feasibility study.

’’Sekarang kita membangun tol yang membuat waktu tempuh dari Balikpapan ke IKN sekitar 50 menit. Nah, kalau nanti tol bawah laut sudah jadi, waktu tempuhnya bisa 30 menitan,’’ jelas mantan dirut PT Transjakarta itu.

Agung melanjutkan, pemerintah tak ingin asal-asalan menggarap proyek IKN. Sehingga, OIKN juga melakukan studi dan seleksi bagi para investor yang masuk.

Saat ini, pemerintah juga tetap fokus pada komitmen investor domestik di awal pembangunan Nusantara. Hal itu juga sejalan dengan pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut groundbreaking investasi asing untuk IKN akan dimulai usai upacara 17 Agustus 2024.

’’Ini adalah standpoint dari pemerintah. Why? Karena sebagai start akan ada yang dinamakan Sumbu Kebangsaan (terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN). Ini harus rampung cepat di tahun depan, yang cepat dan sat set itu adalah lokal. Karena mereka paham situasi dan kondisinya. Mereka juga investor yang punya investasi yang besar,’’ jelas Agung.

Dia melanjutkan, hal itu sekaligus menepis anggapan miring terkait minat investasi ke IKN yang disebut masih minim. Agung mencontohkan dengan Hyundai Motor Groupyang telah meneken MoU dengan OIKN untuk membangun ekosistem mobilitas Advanced Air Mobility (AAM) di Indonesia.

Dengan mengandalkan teknologi canggih di masa depan, inovasi itu akan menggunakan mobil terbang atau taksi terbang yang mampu mengangkut beberapa orang sekaligus dan tanpa awak.
Pihaknya pun terus mengajak calon-calon investor potensial untuk dapat langsung mengunjungi IKN. Dengan begitu, mereka dapat melihat langsung apa saja potensi yang mampu dikembangkan di Nusantara.

’’Kami ajak mereka untuk datang dan lihat sendiri. Tidak hanya pemerintah saja, tapi para wisatawan juga. Mereka harus lihat, kalau sudah begitu mereka pasti akan lebih tertarik,’’ katanya.

Sumber: https://www.jawapos.com/ibu-kota-baru/013473882/korsel-akan-bangun-tol-bawah-laut-di-ikn-masuk-lima-besar-investor-asing-ke-nusantara

123456
Page 2 of 6

Youtube
Twitter
Facebook
Instagram
Copyright 2021 - www.indonesia-koreajournalist.net